GLOBALISASI DAN “KEAJAIBAN EKONOMI” ASIA
Globalisasi diartikan berbeda-beda 0leh banyak orang
,Globalisasi adalah perluasan kegiatan ekonomi melintasi batas-batas politik
nasional dan regional dalam bentuk peningkatan gerakan barang dan jas termasuk
buruh (tenaga kerja), modal, teknologi, dan informasi melalui perdagangan.
Globalisasi ekonomi
merupakan gerakan yang dating dari gerakan Negara-negara industry maju dengan
system kapitelisme yang mulai jenuh didalam batas-batas Negara mereka, sehingga
harus bergerak keluar mencari lebensraum
yang lebih luas. Maka batas-batas Negara lain mereka terjang (borderless world) demi “keleluasaan”
modal global ini untuk beroperasi. Inilah paham “fundamentalisme pasar bebas”.
Jelaskan bahwa globalisasi
ekonomi yangWTO, memang akan terbukti lebih menguntungkan Negara-negara kaya
yang industrinya sudah amat maju yang membutuhkan pasar dunia yang lebih luas
lagi, ketimbang bagi Negara-negara miskin yang tertinggal.
Kini tidak hanya
perekonomian Indonesia sudah merasakan dampak negative globalisasi ekonomi,
tetapi sudah mengalami kirsis akibat “badai ekonomi” yang menyerang. Meskipun
banyak yang menerangkan bahwa krisis ekonomi kita lebih disebabkan “KKN” yang
merajalela, namun perlu diteliti jangan-jangan krisis ini lebih disebabkan
ketidak berdayaan system ekonomi yang selama ini tidak kita dukung dengan
“ideology bangsa” yang mantap dan kukuh yaitu pancasila.
Negara-negara Asia dalam
kaitannya dengan krisis ekonomi biasanya dibagi 2 yaitu yang terkena krisis
secara hebat dan amat menyakitkan (Thailand, Korea selatan, Indonesia,
Malaysia), dan yang” biasa-biasa” saja yaitu cina, Vietnam, Taiwan, Hongkok.
Jepang tidak dimasukkan dalam keduanya karena justru dianggap sebangai salah
satu Negara pemasok modal jangka pendek yang terlalu royal (generous) yang
menyebabkan Negara-negara yang disebutkan di atas “over borrowing”. Filipina
juga hanya sedikit “tergores” krisis karena sejak awal tidak ikut dalam klab
“Asian Miracle”. Artinya Negara-negara Asia yang terkena krisis adalah
Negara-negara yang telah tumbuh ekonominya secara “berlebihan” tanpa pernah
menghitung biaya yang harus dibayarnya (growth at any price).
Globalisasi tidak pernah
di prakarsai oleh Negara-negara berkembang yang miskin, tetapi oleh para
pemodal besar (capitalist) yang memerlukan ekspansi pasar atas barang-barang
yang dinegeri asalnya semakin sumpek (jenuh).
Dari data-data yang sudah
ada kini orang menyimpulkan bahwa jepang memang dianggap sebangai “model
pembangunan yang sukses”, yang patut ditiru, dan sudah benar-benar dijadikan
“panutan” oleh banyak Negara Asia Timur dan Asia Tenggara, tetapi sekaligus
dianggap sebangai “biang keladi” krisis ekonomi Asia.
Globalisasi adalah
perluasan perdagangan dan investasi yang dari asal katanya saja jelas
prakarsanya dating tidak dari Negara-negara terbelakang yang ingin maju, tetapi
Negara-negara industry maju yang ingin
kelluar dari batas-batas Negara asalnya karena pasar negaranya cenderung atau bahkan sudah mencapai
kejenuhan.
Praktek proyek-proyek pembangunan yang dibantu Bank
Dunia di Negara-negara berkembang masih lebih banyak diarahkan pada
proyek-proyek ekonomi yang “layak”, yang menjamin kembalinya dana yang ditahan.
Sebaliknya proyek-proyek “anti-kemiskinan” yang lebih bersifat proyek-proyek
social sulit bersaing dalam pembiayaannya. Namun mengendornya kmonflik ideology
global sejak perestroika dan glastnost telah sangat meningkatkan perhatiaan
internasional terhadap upaya-upaya peningkatan taraf hidup dan pembangunan
social.
Dalam upaya penanganan
krisis ekonomi inilah Bank Dunia dan IMF
“bekerja bersama” meskipun kadang-kadang rekomendasinya bias bertentang satu
sama lain. Pemulihan ekonomi oleh IMF misalnya yang “resep baku”-nya adalah antara
lain penyehatan keuangan dengan cara menaikkan suku bunga bank, padahal resep
seperti inilah yang langsung menelikung sector rill.
Ada tiga peristiwa besar
yang patut dicatat dalam sejarah yaitu pembangunan ekonomi pasca perabf dunia
I, pembangunan ekonomi pasca perang dunia ke II, dan kebangkitan ekonomi Asia
Timur dan Asia Tenggara. Yang perlu dicatat, para penulis “barat” selalu kagum
secara berlebihan pada angka pertumbuhan ekonomi sebangai satu-satunya
indicator kemajuan, dan sebangai pembuka cerita keajaiban Asia adalah selalu
kasus korea selatan dan Taiwan.
Kini setelah krisis
ekonomi memporak-porandakan ekonomi Asia muncul lagi wartawan yang sama, the
Australian. Seperti halnya pakar-pakar lain, setelah krisis terjadi mereka
menyatakan bahwa keajaiban Asia
sebenarnya tidak pernah ada, hanya mitos. Yang ada adalah kerja keras. Krisis
ekonomi Asia menandai berakhirnya sebuah mitos bahwa ada cara atau “model Asia”
dalam pembangunan ekonomi. Yang benar adalah memang ada “jalan lain” selain
cara-cara barat model neokalasik. Tetapi tidak benar kalua jalan itu adalah
model jepang. Model tersebut hanya berlkau di Negara masing-masing.
SISTEM EKONOMI TRANSISI ATAU
REFORMASI SISTEM EKONOMI
Terbit satu buku “laporan
penelitian” bank dunia bagi mereka yang waspada merupakan “perangkap” berbangai
keterlanjuran yang kemudiankita perbuat.pernyataan keras ini rupanya tidak kita
perhatikan, karena pada tahun yang sama bank dunia mengganggap perekonomian
Indonesia merupakan salah satu dari
“East Asian Miracle” yang diberi defenisi sebangai kombinasi dari “rapid,
sustainable growth with highly equal income distribution”.
Juga tidak cukup
meyakinkan “pembenaran” tentang tidak adanya kesenjangan dalam pembangunan melalui tanggapan presiden
bahwa demokrasi ekonomi “telah diperhatikan” oleh ISEI. Prestasi Indonesia yang
dianggap menjadi “kunci keajaiban” menyangkut komitmen untuk mengatasi inflasi,
mempertahankan anggaran berimbang, dan komitmen lain pada keberlanjutan
pertumbuhan ekonomi.
Mungkin benar yang dianggap
harimau adalah konglomerat yang pernah secara keliru dijadikan andalan ekonomi
nasional, tetapi ternyata kropos, sehingga rontok karena serangan badai krisis
ekonomi Asia. Dan benar Indonesia tidak akan menghidupkan kembali konglomerat
(harimau) lagi di masa datang.
TANTANGAN DAN TUNTUTAN PENERAPAN
MANAJEMEN MODERN DALAM ERA GLOBALISASI PERDAGANGAN BEBAS AFTA 2003 DAN APEC
2020
AFTA dan APEC yang memiliki ciri-ciri
sebangai berikut:
1. Perubahan yang begitu
cepat sebangai dampak kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK).
Sedemikian cepatnya perubahan sehingga “yang pasti pada saat ini adalah
ketidakpastian”.
2. Selera dan tuntutan pasar
yang begitu cepat berubah dan kondisi pasar dengan tingkat persaingan yang
makin ragam.
3. Makin tingginya tuntutan
manusia modal sebagai unggulan daya saing.
4. Komoditas andalan berubah
dari produk barang, jasa, modal pada hak cipta yang berdaya saing tinggi bukan
lagi didasarkan pada unggulan komporatif.
Empat kondisi era
globalisasi tersebut membutuhkan management leadership yang berubah, tidak
cukup hanya bagaimana me-manage individu tetapi lebih di tekankan pada
bagaimana me-manage masa depan yang penuh dengan ketidakpastian melalui total
Quqlity management.
Untuk menghindari dari
merger atau bangkrut, maka diperlukan kepemimpinan usaha(bisiness leadership)
yang mampu mengubah sepuluh tantangan
atau the challenge of driving forces sebangai berikut, menjadi peluang:
1. Speed (kecepatan) :
kecepatan pengambilan keputusan dalam kondisi perubahan dampak kemajuan IPTEK
dan tuntutan pasar.
2. Convince (menyakinkan) :
ciptakanlah produk yang menyakinkan dan memmuaskan pelanggan.
3. Age waves (kelompok usia)
: untuk siapa/ kelompok mana produk akan dijual.
4. Choise (pilihan) : dari
alternative secara cepat.
5. Lifestyle (gaya hidup),
consumption pattern (pola konsumsi) perlu diperhatikan, semakin tinggi
pendapatan masyarakat semakin tinggi selera konsumsinya.
6. Pemotongan harga –
memosisikan bisnis anda dalam era kompetisi harga
7. Nilai tambah menciptakan
alternative bagi persaingan harga
8. Layanan
pelanggan-bagaimana membangun keunggulan kompetitif melalui pegawai anda.
a. Mengatasi keunggulan harga
competitor
b. Biarkan perusahan kecil
mengambil satu yang besar dan menang
c. Membangun loyalitas
konsumen yang bertahan selama bertahun-tahun
9. Bisnis harus dilandasi
dengan pengembangan IPTEK,R, and D (LITBANG), dan HRD.
10. QUALITY’- cashing in on
custumer satisfaction.
a. kualitas merupakan
satu-satunya perlindungan paten yang kita miliki
b. kami telah saksikan apa
yang dapat dilakukan lebih baik oleh kompetisi yang lebih baik dibandingkan
anda.
c. Kualitas adalah kepuasan
konsumen
d. Kualitas adalah apa yang
ada dalam kepala konsumen tentang kualitas
Deming menyebutkan 14
butir yang diperlukan sebagai langkah yang perlu dikuasai dan dilakukan dalam
kepemimpinaan bisnis menurut gaya manajemen total quality management sebagai
berikut:
1. Menciptakan konstanitas
tujuan yang mengarah pada peningkatan produk dan layanan
2. Mengadopsi filosofi baru
bahwa kita berada dalam era baru ekonomi
3. Menghhentikan
keterngantungan kepada inspeksi untuk mencapai kualitas
4. Mengakhiri praktik
penghargaan bisnis berdasarkan harga saja
5. Meningkatkan konstanitas
dan kesinambungan system produksi dan layanan
6. Melembakkan pelatihan yang
berkaitan dengan pekerjaan
7. Mengajarkan dan
melembakkan kepemimpinan
8. Menghilangkan ketakutan,
menciptakan kepercayaan dan iklim untuk inovasi, sehingga setiap orang dapat
bekerja secara efektif untuk perusahaan
9. Optimis dengan tujuan dan
sasaran perusahaan
10. Menghilangkan desakan ,
slogan, san target bagi pekerja yang menuntut kesempurnaan dan level
produktivitas yang baru
11. Menghilangkan standar
kerja pada lantai produksi, menghilangkan MB, manajemen dengan angka dan tujuan
numeric
12. Menghilangkan hambatan
yang menghalangi seseorang bangga sebangai pekerja
13. Mendorong pendidikan dan
peningkatan diri bagi semua orang
14. Mengambil tindakan untuk
menyelesaikan transformasi.
Kreativitas adalah kemampuan
mewujudkan sesuatu yang baru. Cirri-ciri kepemeimpinan kreatif adalah:
1.
Keterbukaan terhadap pengalaman baru
2.
Observasi yang lengkap
3.
Barang apa,mengapa,
4.
Dapat menerima pendapat lain
5.
Toleransi terhadap perbedaan pendapat
6.
Kebebasan penuh dalam mengambil penilaian secara rasional
7.
membutuhkan dan mengasumsikan otonomi
8.
percaya dengan kemampuan pribadi
9. tidak menjadi subjek dari
standar kelompok dan control
cirri-ciri
entreprenurship-entreprensial traits adalah:
1. berkomitmen penuh
2. berusaha untuk mencapai
tujuan dan tumbuh
3. berorientasi kepada
peluang dan tujuan
4. mengambil inisiatif dan
tanggung jawab sendiri
5. mencari dan menggunakan
umpan balik
6. mengkalkulasikan
pengambilan risikodan pencarian risiko
7. berkebutuhan rendah
terhadap status dan kekuasaan
8. integritas dan
keterandalan
9. entrepreneurship dapat
dikembangkan
MANUSIA MODAL, KREATIF, INOVATIF,
EFISIEN DAN EFEKTIF,
PRASYARAT MEMASUKI ERA GLOBALISASI
DIKLAT
SDM
|
INDUSTRI
PRODUK
|
LITBANG
INOVASI
|
NAKER
PROFESIONAL
|
PASAR
DIN PSR
|
EXPORT DAN MUTU ISO
MANUSIA MODAL (HUMAN
CAPITAL)
Prasyarat
memasuki era globalisasi abad ke-21
§ memiliki keunggulan
komparatif
§ memiliki unggulan daya
saing
Setiap produk barang dan jasa
menciptakan nilai tambah yang tinggi sehingga dapat memberikan sumbangan yang
cukup besar terhadap pertumbuhan ekonomi atau produk domestic bruto,dan dilihat
dari sudut tingkat partisifasi angkatan kerja dapat menjaadi sumberutam
pendapatan nasional.
1. 2. constraint/ kendala
Indonesia memasuki abad ke-21, era globalisasi-perdagangan bebas (kasus:
Indonesia)
Adapun kendala yang dihadapi
Indonesia dalam menghadapi era globalisasi abad ke-21 adalah sebangai berikut:
§ masih tingginya angkatan
pertumbuhan penduduk sehingga belum mampu menjamin SDM
§ masih rendahnya etos
kerja,kurang tekun atau malas, bermental nerabas, konsumptif, kurangproduktif,
tidak efisien.
§ Masih rendahnya
kreatifitas dan inovasi teknologi
§ Rendahnya tantangan alam
3. the age of discontinuity-Peter
Drucker (1986)
§ Bahan baku alam tidak
menjadi bagian perkembangan industry
§ Di Negara industry tenaga
kerja bukan lagi menjadi bagian dari perkembangan industry
§ Ekonomi dunia makin banyak
digerakkan oleh mobilitas modal dari pada mobilitas perdagangan.
4.
tantangan era globalisasi-perdagangan bebas AFTA (2003), APEC (2020)
abad ke-21
Era globalisasi abad ke-21 juga
memberikan sejumlah tantangan bagi bangsa ini. Di antara tantangan tersebut
adalah:
§ Perubahan yang terjadi
begitu cepat sebangai dampak dari kemajuan IPTEK.
§ Makin tinggi dan tajamnya
persaingan antarbarang, jasa, modal, dan kreativitas.
§ Ungulan daya saing produk
ditentukan oleh factor:desain, mutu produk, infut teknologi, nilai tambah,
harga, ketepatan waktu penyerahan barang, pelayanan purna jual.
MANUSIA MODAL, KREATIF, INOVATIF DAN
EFEKTIF PRASYRAT MEMASUKI ERA GLOBALISASI (KAJIAN EKONOMI SDM)
1. Prasyarat memasuki era
globalisasi abad ke-21
§ Memiliki ungulan komperatif
baik dari bahan baku, SDM, IPTEK, ilmu dan teknologi.
§ Upah buruh murah, tidak
menjadi unggulan komperatif, jika di lain pihak kualitas SDM rendah
§ Setiap barang atau jasa
menciptakan nilai tambah yag tinggi
2. Constraint/ kendala
Indonesia memasuki abad ke-21, era globalisasi – perdagangan bebas
§ Masih rendahnya
kreativitas dan inovasi teknologi
§ Rendahnya tantangan alam
,tidak mengenal empat musim, tanah subur, lahan masih luas untuk migrasi
penduduk
3. Tantangan
erglobalisasi-perdagangan bebas AFTA (2003), APEC (2020), abad ke-21
§ Dampak kemajuan IPTEK
§ Yang tetap adalah
perubahan, yang pasti adalah ketidak pastian
§ Makin tinggi dan tajamnya
persaingan antarbarang, jasa, modal dan kreativitas sebagai komoditas pasar
global.
§ Unggulan daya saing produk
4. Era globalisasi- era
informasi (IPTEK) abad ke-21
§ Modal dolar telah digeser
oleh manusia modal
§ Sumber daya strategis adalah:
informasi, pengetahuan, inovasi, dan kreativitas sumber daya manusia
§ Saat ini kita mengalami
kemajuan dengan pertumbuhan industry yang pesat
5. ciri-ciri signifikan
globalisasi ekonomi
§ perubahan begitu cepat
dampak kemajuan teknologi
§ makin tinggi dan tajamnya
persaingan antarbarang, jasa, modal , dan kreatifitas manusia
§ semkin tingginya tuntutan
ADM sebagai manusia modal
§ setiap komoditas dituntut
memenuhi standar imternasional (ISO)
§ terjadi perubahan
paradigma ekonomi
§ unggulan daya saing
global, mensyaratkan kualifikasi PRIMA
human development (gustaf ranis dan
frances stewart,2001)
§ pembangunan manusia
adalah: memungkinkan manusia untuk hidup yang lebih lama. Lebih sehat, dan
lebih berkualitas
§ sehat sejak usia dini/
gizi baik dan pendidikan prima merupakan investasi sumber daya manusia yang
lebih utama / atau penting dari pada investasi fisik
§ SDM yang sehat, terdidik,
dan terlatih sebagai manusisa modal akan memberikan sumbangan terbesar bagi
pertumbuhan ekonomi
§ Sebaliknya dampak dari
pertumbuhan ekonomi pada kesehatan dan pendidikan adalah: berkembangnya
masyarakat untuk hidup sehat, memperoleh ilmu pengetahuan, keterampilan,
keahlian, makin luasnya wawasan, bekerja lebih produktif baik secara perorangan
maupun kelompok.
Komentar