Sejarah Pemikiran Ekonomi Praklasik, Klasik, Sosialis dan Neoklasik
Sejarah
Pemikiran Ekonomi Kaum Perintis Sosialis
1.
Konsep-konsep
ekonomi dari kaum perintis ditemukan terutama dalam ajaran-ajaran agama,
kaidah-kaidah hukum, etika atau aturan-aturan moral. Misalnya dalam kitab
Hammurabi dari Babilonia tahun 1700 sM, masyarakat Yunani telah menjelaskan
tentang rincian petunjuk-petunjuk tentang cara-cara berekonomi.
2.
Plato
hidup pada abad keempat sebelum Masehi mencerminkan pola pikir tradisi kaum
ningrat. Ia memandang rendah terhadap para pekerja kasar dan mereka yang
mengejar kekayaan. Plato menyadari bahwa produksi merupakan basis suatu negara
dan penganekaragaman (diversivikasi) pekerjaan dalam masyarakat merupakan
keharusan, karena tidak seorang pun yang dapat memenuhi sendiri berbagai
kebutuhannya. Inilah awal dasar pemikiran Prinsip Spesialisasi kemudian
dikembangkan oleh Adam Smith.
3.
Aristoteles
merupakan tokoh pemikir ulung yang sangat tajam, dan menjadi dasar analisis
ilmuwan modern sebab analisisnya berpangkal dari data. Konsep pemikiran
ekonominya didasarkan pada konsep pengelolaan rumah tangga yang baik, melalui
tukar-menukar. Aristoteleslah yang membedakan dua macam nilai barang, yaitu
nilai guna dan nilai tukar. Ia menolak kehadiran uang dan pinjam-meminjam uang
dengan bunga, uang hanya sebagai alat tukar-menukar saja, jika menumpuk
kekayaan dengan jalan minta/mengambil riba, maka uang menjadi mandul atau tidak
produktif.
4.
Xenophon
seorang prajurit, sejarawan dan murid Socrates yang mengarang buku Oikonomikus
(pengelolaan rumah tangga). Inti pemikiran Xenophon adalah pertanian dipandang
sebagai dasar kesejahteraan ekonomi, pelayaran dan perniagaan yang dianjurkan
untuk dikembangkan oleh negara, modal patungan dalam usaha, spesialisasi dan
pembagian kerja, konsep perbudakan dan sektor pertambangan menjadi milik
bersama.
5.
THOMAS AQUINAS (1225-1274)
seorang filosof dan tokoh pemikir ekonomi pada abad pertengahan, mengemukakan
tentang konsep keadilan yang dibagi dua menjadi keadilan distributife dan
keadilan konvensasi, dengan menegakkan hukum Tuhan maka dalam jual-beli harus
dilakukan dengan harga yang adil (just-price) sedang bunga uang adalah riba.
Tetapi masalah riba, upah yang adil dan harga yang layak ini merupakan masalah
yang terus-menerus diperdebatkan dalam ilmu ekonomi.
Sejarah
Pemikiran Ekonomi Kaum Merkantilis
1.
Merkantilis
merupakan model kebijakan ekonomi dengan campur tangan pemerintah yang dominan,
proteksionisme serta politik kolonial, ditujukan dengan neraca perdagangan luar
negeri yang menguntungkan .
2.
Pemikiran-pemikiran
ekonomi lahir pada kaum merkantilis disebabkan adanya pembagian kerja yang
timbul di dalam masyarakat, pembagian kerja secara teknis dan pembagian kerja
teritorial, yang selanjutnya akan mendorong perdagangan internasional.
3.
Pemikiran
ekonomi kaum merkantilis merupakan suatu kebijakan yang sangat melindungi
industri, dalam negeri, tetapi menganjurkan persaingan, sementara itu terjadi
pembatasan-pembatasan yang terkontrol dalam kegiatan perdagangan luar negeri,
kebijakan kependudukan yang mendorong keluarga dengan banyak anak, kegiatan
industri di dalam negeri dengan tingkat upah yang rendah. Proteksi industri
yang menganjurkan persaingan dalam negeri, dan tingkat upah yang rendah
mendorong ekspor.
4.
Teori
kuantitas uang didasarkan pada jumlah uang yang beredar mempengaruhi tingkat
bunga dan tingkat harga barang. Ke luar masuknya logam-logam mulia mempengaruhi
tingkat harga di dalam negeri serta jumlah uang yang beredar, dan kecepatan
uang beredar.
5.
Kebijakan ekonomi lebih
bersifat makro, hal ini berhubungan dengan tujuan proteksi industri di dalam
negeri, dan menjaga rencana perdagangan yang menguntungkan, hal ini dilakukan
dalam usaha meningkatkan peranannya dalam perdagangan internasional dan
perluasan-perluasan kolonialisme.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Pisiokrat
1.
Mazhab
Pisiokrat tumbuh sebagai kritik terhadap pemikiran ekonomi Merkantilis, tokoh
pemikir yang paling terkenal pada mazhab ini adalah Francois Quesnay. Sumbangan
pemikiran yang terbesar dalam perkembangan ilmu ekonomi adalah hukum-hukum
alamiah, dan menjelaskan arus lingkaran ekonomi.
2.
Inti
pemikiran utama dalam mazhab Pisiokrat adalah dituangkan dalam tabel ekonomi
yang terdiri dari classe productive dari kaum petani, classe des froprietaires
dari kaum pemilik tanah, classe sterile atau classe stipendile yang meliputi
kaum pedagang dan industriawan dan classe passieve adalah kaum pekerja.
3.
Pemikiran
ekonomi kaum Pisiokrat yang menonjol dalam perkembangan ilmu ekonomi selain
lingkaran arus ekonomi dalam tabel ekonomi yaitu tentang teori nilai dan harga
yang terbagi menjadi tiga yaitu harga dasar barang-barang, harga penjualan dan
harga yang harus dibayar konsumen. Teori uang yang dikemukakannya adalah
sebagai tabir uang (money is veil) dan perlunya pengenaan pajak untuk
kepentingan ekonomi.
4.
Sumbangan pemikiran ahli
Pisiokrat lain yaitu Jaques Turgot mempunyai dua sumbangan utama terhadap
pemikiran ekonomi yakni teori uang sebagai tabir, dan teori fruktifikasi. Teori
uang sebagai tabir yang mempersulit pengamatan fenomena ekonomi. Namun demikian
pemikiran ini merupakan gagasan ke arah menemukan dasar satuan perhitungan yang
ia, tetapi dikemukakan atas transaksi barter dengan nilai alat tukar dapat
berubah-ubah karena jumlahnya.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik
1.
Filsafat
kaum klasik mengenai masyarakat, prinsipil tidak berbeda dengan filsafat mazhab
pisiokrat, kaum klasik mendasarkan diri pada tindakan-tindakan rasional, dan
bertolak dari suatu metode alamiah. Kaum klasik juga memandang ilmu ekonomi
dalam arti luas, dengan perkataan lain secara normatif.
2.
Politik
ekonomi kaum klasik merupakan politik ekonomi laissez faire. Politik ini
menunjukkan diri dalam tindakan-tindakan yang dilakukan oleh mazhab klasik, dan
dengan keseimbangan yang bersifat otomatis, di mana masyarakat senantiasa
secara otomatis akan mencapai keseimbangan pada tingkat full employment.
3.
Asas
pengaturan kehidupam perekonomian didasarkan pada mekanisme pasar. Teori harga
merupakan bagian sentral dari mazhab klasik, dan mengajarkan bahwa proses
produksi dan pembagian pendapatan ditentukan oleh mekanisme pasar. Dan dengan
melalui mekanisme permintaan dan penawaran itu akan menuju kepada suatu
keseimbangan (equilibrium). Jadi dalam susunan kehidupan ekonomi yang
didasarkan atas milik perseorangan, inisiatif dan perusahaan orang-perorangan.
4.
Ruang lingkup pemikiran ekonomi
klasik meliputi kemerdekaan alamiah, pemikiran pesimistik dan individu serta
negara. Landasan kepentingan pribadi dan kemerdekaan alamiah, mengritik
pemikiran ekonomi sebelumnya, dan kebebasan individulah yang menjadi inti pengembangan
kekayaan bangsa, dengan demikian politik ekonomi klasik pada prinsip laissez
faire.
Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik Adam Smith (1723-1790)
1.
Adam
Smith adalah seorang pemikir besar dan ilmuwan kelahiran Kirkaldy Skotlandia
tahun 1723, guru besar dalam ilmu falsafah di Universitas Edinburgh,
perhatiannya bidang logika dan etika, yang kemudian semakin diarahkan kepada
masalah-masalah ekonomi. Ia sering bertukar pikiran dengan Quesnay dan Turgot
dan Voltaire.
2.
Adam
Smith adalah pakar utama dan pelopor dalam mazhab Klasik. Karya besar yang
disebut di atas lazim dianggap sebagai buku standar yang pertama di bidang
pemikiran ekonomi gagasannya adalah sistem ekonomi yang mengoperasionalkan
dasar-dasar ekonomi persaingan bebas yang diatur oleh invisible hand,
pemerintah bertugas melindungi rakyat, menegakkan keadilan dan menyiapkan
sarana dan prasarana kelembagaan umum.
3.
Teori
nilai yang digunakan Adam Smith adalah teori biaya produksi, walaupun semula
menggunakan teori nilai tenaga kerja. Barang mempunyai nilai guna dan nilai
tukar. Ongkos produksi menentukan harga relatif barang, sehingga tercipta dua
macam harga, yakni harga alamiah dan harga pasar dalam jangka panjang harga
pasar akan cenderung menyamai harga alamiah, dan dengan teori tersebut timbul
konsep paradoks tentang nilai.
4.
Sumber kekayaan bangsa adalah
lahan, tenaga kerja, keterampilan dan modal. Dengan demikian, timbul persoalan
pembagian pendapatan yakni upah untuk pekerja, laba bagi pemilik modal dan sewa
untuk tuan tanah. Tingkat sewa tanah akan meningkat, sedangkan tingkat upah
menurun, dengan asumsi berlaku dana upah, dan lahan lama-kelamaan menjadi
kurang subur, sedangkan persaingan tingkat laba menurun yang akhirnya mencapai
kegiatan ekonomi yang stationer. Smith berpendapat bahwa pembagian kerja sangat
berguna dalam usaha meningkatkan produktivitas. Pembagian kerja akan
mengembangkan spesialisasi. Pertambahan penduduk berarti meningkatkan tenaga
kerja, dalam hal ini meningkatkan permintaan dan perluasan pasar.
Pemikiran Ekonomi Kaum Klasik: J.B. Say, Malthus dan David
Ricardo
1.
Jean
Batiste Say adalah seorang pakar ekonomi kelahiran Perancis yang berasal dari
keluarga saudagar dan menjadi pendukung pemikiran Adam Smith. Say memperbaiki
sistem Adam Smith dengan cara yang lebih sistematis serta logis. Karya Say
yaitu theorie des debouchees (teori tentang pasar dan pemasaran) dan dikenal
sebagai Hukum Say (Say’s Law) yaitu supply creats its oven demand tiap
penawaran akan menciptakan permintaanya sendiri. Menurut Say dalam perekonomian
bebas atau liberal tidak akan terjadi “produksi berlebihan” (over production)
yang sifatnya menyeluruh, begitu juga pengangguran total tidak akan terjadi.
Yang mungkin terjadi menurut Say ialah kelebihan produksi yang sifatnya
sektoral dan juga pengangguran yang sifatnya terbatas (pengangguran friksi).
2.
Thomas
Robert Malthus dilahirkan tahun 1766 di Inggris, sepuluh tahun sebelum Adam
Smith menerbitkan The Wealth of Nations dan meninggal tahun 1834. Malthus
adalah seorang ilmuwan di bidang teologi yang kemudian memusatkan perhatiannya
kepada masalah-masalah ekonomi dalam perkembangan masyarakat. Malthus adalah
alumnus dari University of Cambridge, Inggris, tempat ia menyelesaikan
pelajaran dalam ilmu matematika dan ilmu sejarah klasik. Malthus diangkat
menjadi Profesor of History and Political Economy di East India College. Bagian
yang paling penting dalam pola dasar pemikiran Malthus dan kerangka analisisnya
ialah menyangkut teori tentang sewa tanah dan teori tentang penduduk dengan
bukunya yang berjudul An Essay on the Principle of Population. Teori Malthus
pada dasarnya sederhana saja. Kelahiran yang tidak terkontrol menyebabkan
penduduk bertambah menurut deret ukur padahal persediaan bahan makanan
bertambah secara deret hitung.
3.
Ricardo adalah seorang Pemikir
yang paling menonjol di antara segenap pakar Mazhab Klasik. Ia sangat terkenal
karena kecermatan berpikir, metode pendekatannya hampir seluruhnya deduktif.
David Ricardo telah mengembangkan pemikiran-pemikiran Adam Smith secara lebih
terjabar dan juga lebih sistematis. Dan pendekatannya teoretis deduktif,
pemikirannya didasarkan atas hipotesis yang dijadikan kerangka acuannya untuk
mengkaji berbagai permasalahan menurut pendekatan logika. Teori yang
dikembangkan oleh Ricardo menyangkut empat kelompok permasalahan yaitu: teori
tentang distribusi pendapatan sebagai pembagian hasil dari seluruh produksi dan
disajikan sebagai teori upah, teori sewa tanah, teori bunga dan laba, teori
tentang nilai dan harga, teori perdagangan internasional dan, teori tentang
akumulasi dan perkembangan ekonomi.
PEMIKIRAN EKONOMI MAZHAB SOSIALIS
Sejarah Pemikiran Mazhab Sosialis dan
Kritik terhadap Pemikiran Ekonomi Klasik
1.
Kritik
yang dikemukakan oleh mazhab sosialis berhubungan dengan doktrin laissez faire
dengan pengendalian tangan tak kentara (invisible hand) dan intervensi
pemerintah. Pemikiran yang dibahas adalah tentang teori nilai, pembagian kerja,
teori kependudukan, dan the law of deminishing return, dan kritiknya karena
asumsi bahwa negaralah yang berhak untuk mengatur kekayaan bangsa.
2.
Para
pengritik mazhab klasik terutama dari Lauderdale, Sismonde, Carey, List dan
Bastiat. Lauderdale mengajukan kritik bahwa nilai barang ditentukan oleh
kelangkaan dan permintaan, sedangkan Muller dan List melihat bahwa nilai barang
ditentukan juga tidak hanya oleh modal fisik, tetapi juga oleh modal spiritual
dan modal mental. Demikian juga Carey melihat tentang teori nilai dari segi
teori biaya reproduksi, sedangkan Bastiat bahwa faktor-faktor yang menentukan
nilai barang adalah besarnya tenaga kerja yang dikorbankan pada pembuatan
barang, menurut beliau hal-hal yang menjadi karunia alam tidak mempunyai nilai,
kecuali telah diolah manusia.
3.
Sismonde
mengajukan keberatan terhadap teori kependudukan Malthus, dan tidak mungkin
dapat dikendalikan dengan cara-cara yang dikemukakan Malthus, sebab sangat
tergantung pada kemauan manusia dan kesempatan kerja, dan kawin yang selalu
dikaitkan dengan kemampuan ekonomi. Mesin mempunyai fungsi untuk menggantikan
tenaga kerja manusia, aspek mesin tidak selalu mempunyai keuntungan dalam
meningkatkan kekayaan bangsa. Carey berpendapat pertambahan modal lebih cepat
dari pertambahan penduduk.
4.
Sismonde
berpendapat bahwa pembagian kerja skala produksi menjadi semakin besar dan
tidak dapat dikendalikan sehingga terjadi kelebihan produksi. Muller
berpendapat bahwa pembagian kerja telah membawa pekerjaan ke dalam perbudakan
dan tenaga kerja menjadi mesin. Pemikiran List bukan pembagian kerja yang
paling penting tetapi mengetahui dan menggunakan kekuatan-kekuatan produktif
dalam usaha meningkatkan kekayaan bangsa.
5.
Pemikiran
John Stuart Mill banyak dipengaruhi oleh Jeremy Bentam yang beraliran falsafah
utilitarian, bebannya sangat berat dalam mempelajari falsafah, politik dan ilmu
sosial, yang menjadikan mental breakdown. Kritik terhadap ekonomi klasik
terutama pada Smith, Malthus dan Ricardo, dipelajari oleh Mill. Sementara itu
pemikiran ekonomi sosialis mulai berkembang, dasar sistem ekonomi klasik adalah
laissez faire, hipotesis kependudukan Malthus, hukum lahan yang semakin berkurang,
teori dana upah mendapat tantangan. Dalam era inilah pemikiran Mill dituangkan
dalam bukunya yang berjudul Principle of Political Economy, dengan pemikiran
yang eklektiknya.
6.
Sumbangan yang paling besar
Mill adalah metode ilmu ekonomi yang bersifat deduktif dan bersama dengan
metode induktif. Karena hipotesisnya belum didukung dengan data empirik, di
samping itu pembahasannya tentang teori nilai tidak melihat dari biaya
produksi, tetapi telah menggunakan sisi permintaan melalui teori elastisitas.
Mill menjelaskan bahwa hukum yang mengatur produksi lain dengan hukum
distribusi pendapatan, juga memperkenalkan human capital investment yaitu
keterampilan, kerajinan dan moral tenaga kerja dalam meningkatkan
produktivitas.
Ekonomi Mazhab Sosialis Utopis
1.
Dari
pandangan pemikiran yang revolusioner Karl Marx dan Enggel pemikiran ini biasa
disebut kaum sosialis ilmiah dan ada yang tetap mempertahankan dengan cara-cara
yang bersifat ideal dan terlepas dari kekuasaan politik disebut sosialis utopis
dengan dipelopori oleh Thomas More, Francis Bacon, Thomas Campanella, Oliver
Cromwell, Gerard Winstanley, James Harrington..
2.
Perkataan
Utopis berasal dari judul buku Thomas More dalam tahun 1516 Tentang Keadaan
Negara yang Sempurna dan Pulau Baru yang Utopis. Francis Bacon dalam bukunya
Nova Atlantis (1623), dan Thomas Campanella (1623) dalam bukunya Negara
Matahari (Civitas Solis).
3.
Saint Simon (1760-1825), dari
Perancis bukunya The New Christianity dan Charles Fourier (1772-1837)
bercita-cita menciptakan tata dunia baru yang lebih baik bukan dengan kotbah
tetapi dengan model percontohan. Louis Blanc mengusahakan agar didirikan
ateliers sociesux yakni pabrik-pabrik yang dihimpun negara. Pierre Joseph
Proudhom (1809-1865 ) Beliau yakin akan asas persamaan dan lama sekali tidak
setuju dengan hak milik pribadi terhadap perusahaan.
Ekonomi Mazhab Sosialis Ilmiah
1.
Karl
Marx dilahirkan di Treves Jerman dan seorang keturunan Yahudi. Ia seorang
ilmuwan dan pemikir besar bidang filosof serta Pemimpin Sosialisme Modern. Ia
belajar di Universitas Bonn kemudian di Universitas Berlin di Jerman dan
memperoleh sarjana bidang Filsafat. Dalam masa studinya ia banyak dipengaruhi
oleh Friedrich Hegel seorang Filosof Besar Jerman bidang falsafah murni.
2.
Friedrich
Engels, berasal dari kalangan usahawan besar di Jerman, keluarganya memiliki
sejumlah perusahaan industri tekstil di Jerman maupun di Inggris. Sejak usia
muda Engels menaruh minat terhadap ilmu falsafah dan ilmu pengetahuan
masyarakat. Nalurinya tergugah oleh apa yang diamatinya dan disaksikannya
sendiri mengenai kehidupan masyarakat dalam lingkungan kawasan industri di
Jerman dan di Inggris. Engels bertemu dengan Marx tahun 1840 di Paris, sewaktu
Marx hidup dalam pembuangan.
3.
Teori
tentang perkembangan ekonomi menurut Marx sebenarnya dapat dibagi menjadi tiga
bagian, pertama pemikirannya tentang proses akumulasi dan konsentrasi, kedua
teori tentang proses kesengsaraan/pemiskinan yang meluas (die verelendung atau
increasing misery), ketiga teori tentang tingkat laba yang cenderung menurun.
4.
Menurut
teori konsentrasi perusahaan-perusahaan makin lama makin besar, sedangkan
jumlahnya makin sedikit. Perusahaan-perusahaan besar bersaing dengan perusahan
kecil maka perusahaan kecil akan kalah dalam persaingan dan kemudian perusahaan
kecil lenyap. Timbullah perusahaan-perusahaan raksasa. Para pengusaha kecil dan
golongan menengah menjadi orang miskin.
5.
Sedangkan teori akumulasi
menyatakan bahwa para pengusaha raksasa semakin lama semakin kaya dan menumpuk
kekayaan yang terkonsentrasi pada beberapa orang, dan para pengusaha kecil
akhirnya jatuh miskin dan pengusaha kecil yang berdiri sendiri menjadi
proletariat. Sejauhmana proses akumulasi yang dimaksud di atas bisa berjalan
tergantung dari a) tingkat nilai surplus, b) tingkat produktivitas tenaga
kerja, dan c) perimbangan bagian nilai surplus untuk konsumsi terhadap bagian
yang disalurkan sebagai tambahan modal.
PEMIKIRAN EKONOMI NEOKLASIK
Perintis Analisis Marjinal
1.
Mazhab
neoklasik telah mengubah pandangan tentang ekonomi baik dalam teori maupun
dalam metodologinya. Teori nilai tidak lagi didasarkan pada nilai tenaga kerja
atau biaya produksi tetapi telah beralih pada kepuasan marjinal (marginal
utility). Pendekatan ini merupakan pendekatan yang baru dalam teori ekonomi.
2.
Salah
satu pendiri mazhab neoklasik yaitu Gossen, dia telah memberikan sumbangan
dalam pemikiran ekonomi yang kemudian disebut sebagai Hukum Gossen I dan II.
Hukum Gossen I menjelaskan hubungan kuantitas barang yang dikonsumsi dan
tingkat kepuasan yang diperoleh, sedangkan Hukum Gossen II, bagaimana konsumen
mengalokasikan pendapatannya untuk berbagai jenis barang yang diperlukannya.
Selain Gossen, Jevons dan Menger juga mengembangkan teori nilai dari kepuasan
marjinal. Jevons berpendapat bahwa perilaku individulah yang berperan dalam
menentukan nilai barang. Dan perbedaan preferences yang menimbulkan perbedaan
harga. Sedangkan Menger menjelaskan teori nilai dari orde berbagai jenis
barang, menurut dia nilai suatu barang ditentukan oleh tingkat kepuasan
terendah yang dapat dipenuhinya. Dengan teori orde barang ini maka tercakup
sekaligus teori distribusi.
3.
Pemikiran yang sangat
mengagumkan yang disusun oleh Walras tentang teori keseimbangan umum melalui
empat sistem persamaan yang serempak. Dalam sistem itu terjadi keterkaitan
antara berbagai aktivitas ekonomi seperti teori produksi, konsumsi dan
distribusi. Asumsi yang digunakan Walras adalah persaingan sempurna, jumlah
modal, tenaga kerja, dan lahan terbatas, sedangkan teknologi produksi dan
selera konsumen tetap. Jika terjadi perubahan pada salah satu asumsi ini maka
terjadi perubahan yang berkaitan dengan seluruh aktivitas ekonomi
Teori Produktivitas Marjinal
1.
Dasar
pemikiran mazhab neoklasik pada generasi kedua lebih akurasi dan tajam karena
bila dibandingkan dengan pemikiran ekonomi pada kelompok generasi pertama
neoklasik. Hal ini dapat terjadi karena pemikiran generasi kedua menjabarkan
lebih lanjut perilaku variabel-variabel ekonomi yang sudah dibahas sebelumnya.
Lingkupan telah berkembang dari produksi, konsumsi, dan distribusi yang lebih
umum beralih pada penjelasan yang lebih tajam.
2.
Pertentangan
pemikiran antara para ahli neoklasik seperti J.B. Clark dapat menjadi sumber
inspirasi dari perkembangan ilmu ekonomi dalam menjelaskan teori distribusi
fungsional, ditafsirkan oleh J.B Clark mempunyai nilai etik, yang secara
langsung membantah teori eksploitasi. Dengan teori produktivitas marjinal upah
tenaga kerja, laba serta lahan dan bunga ditetapkan dengan objektif dan adil.
Tetapi masalahnya, apakah setiap pekerja mendapat upah sama dengan PPMt nya?
3.
Penggunaan
pendekatan matematis dalam analisis ekonomi terutama dalam fungsi produksi
semakin teknis, dan dengan penggunaan asumsi-asumsi yang dialaminya juga
bertambah seperti dalam kondisi skala tetap, meningkat atau menurun. Hal ini
dikaitkan pula dengan bentuk kurva ongkos rata-rata, oleh Wicksell. Hal ini
merupakan sumbangan besar dalam pembahasan ongkos perusahaan dan industri. Pada
saat kurva ongkos rata-rata menurun, sebenarnya pada fungsi produksi terjadi
proses increasing returns, dan pada saat kurva ongkos naik, pada kurva produksi
terjadi keadaan decreasing returns. Selanjutnya, pada saat ongkos rata-rata
sampai pada titik minimum, pada fungsi produksi berlaku asumsi constant return
to scale.
4.
Pemikiran lain yang menjadi
sumber kontroversi seperti pandangan Bohm Bawerk telah menimbulkan kontroversi
pula tentang hubungan antara modal dan bunga. Kontroversi ini pun timbul dari
pandangan J.B. Clark. Clark mempunyai pendapat bahwa barang-barang sekarang
mempunyai nilai lebih tinggi daripada masa depan, karena itu timbullah bunga.
Tetapi, bunga juga dipengaruhi oleh produktivitas melalui keunggulan teknik.
Bohm Bawerk memberikan adanya premium atau agio, karena kebutuhan sekarang
lebih tinggi daripada masa datang. Tetapi, Fisher melihat dari arus pendapatan
masa depan perlu dinilai sekarang, yang dipengaruhi oleh kekuatan subjektif dan
objektif. Fisher menjelaskan pula terjadinya bunga melalui permintaan dan
penawaran terhadap tabungan dan investasi. Fisher memberi sumbangan pula pada
tingkat bunga. Tingkat bunga merupakan marginal rate of return over cost.
Pemikiran Marshall sebagai Bapak Ekonomi Neoklasik
1.
Sumbangan
yang paling terkenal dari pemikiran Marshall dalam teori nilai merupakan
sitetis antara pemikiran pemula dari marjinalis dan pemikiran Klasik.
Menurutnya, bekerjanya kedua kekuatan, yakni permintaan dan penawaran, ibarat
bekerjanya dua mata gunting. Dengan demikian, analisis ongkos produksi
merupakan pendukung sisi penawaran dan teori kepuasan marjinal sebagai inti
pembahasan permintaan. Untuk memudahkan pembahasan keseimbangan parsial, maka
digunakannya asumsi ceteris paribus, sedangkan untuk memperhitungkan unsur
waktu ke dalam analisisnya, maka pasar diklasifikasikan ke dalam jangka sangat
pendek, jangka pendek, dan jangka panjang. Dalam membahas kepuasan marjinal
terselip asumsi lain, yakni kepuasan marjinal uang yang tetap.
2.
Pemikiran
Alfred Marshall mahir dalam menggunakan peralatan matematika ke dalam analisis
ekonomi. Dia memahami, bahwa untuk memudahkan pembaca, maka catatan-catatan
matematikanya diletakkan pada bagian catatan kaki dan pada lampiran bukunya.
Pembahasannya tentang kepuasan marjinal telah mulai sebelum 1870, sebelum buku
Jevons terbit, tetapi karena orangnya sangat teliti dan modes, dia tidak mau
cepat-cepat menerbitkan bukunya.
3.
Dalam
pembahasan sisi permintaan, Marshall telah menghitung koefisien barang yang
diminta akibat terjadinya perubahan harga secara relatif. Nilai koefisien ini
dapat sama dengan satu, lebih besar dan lebih kecil dari satu. Tetapi, ada dua
masalah yang belum mendapat penyelesaian dalam hal sisi permintaan, yakni aspek
barang-barang pengganti dan efek pendapatan. Robert Giffen telah dapat membantu
penyelesaian kaitan konsumsi dan pendapatan dengan permintaannya terhadap
barang-barang, sehingga ditemukan Giffen Paradox. Peranan substitusi kemudian
diselesaikan oleh Slurtky.
4.
Marshall
menemukan surplus konsumen. Pengertian ini dikaitkan pula dengan welfare
economics. Bahwa konsumen keseluruhan mengeluarkan uang belanja lebih kecil
daripada kemampuannya membeli. Jika itu terjadi maka terjadi surplus konsumen.
Selama pajak yang dikenakan pada konsumen lebih kecil daripada surplusnya itu,
maka kesejahteraannya tidak menurun. Tetapi, pajak juga dapat digunakan untuk
subsidi, terutama bagi industri-industri yang struktur ongkosnya telah
meningkat. Marshall menjelaskan pula mengapa kurva ongkos total rata-rata
menurun dan meningkat. Hal ini berkaitan dengan faktor internal dan eksternal
perusahaan atau industri.
5.
Mekanisme permintaan dan
penawaran dapat mendatangkan ketidakstabilan, karena setiap usaha yang
dilakukan untuk kembali ke posisi seimbang ternyata membuat tingkat harga dan
jumlah barang menjauhi titik keseimbangan. Keadaan tidak stabil itu terjadi jika
kurva penawaran berjalan dari kiri-atas ke kanan-bawah. Jika variabel kuantitas
independen, terjadi kestabilan, tetapi jika berubah harga menjadi independen,
maka keadaan menjadi tidak stabil.
Mazhab Institusionalisme
1.
Inti
pemikiran Veblen dapat dinyatakan dalam beberapa kenyataan ekonomi yang
terlihat dalam perilaku individu dan masyarakat tidak hanya disebabkan oleh
motivasi ekonomi tetapi juga karena motivasi lain (seperti motivasi sosial dan
kejiwaan), maka Veblen tidak puas terhadap gambaran teoretis tentang perilaku
individu dan masyarakat dalam pemikiran ekonomi ortodoks. Dengan demikian, ilmu
ekonomi menurut Veblen jauh lebih luas daripada yang ditemukan dalam pandangan
ahli-ahli ekonomi ortodoks.
2.
Revolusi
perkembangan pemikiran yang dikemukakan Veblen yaitu dengan memperluas lingkup
pengkajian ilmu ekonomi, membawa akibat perluasan dan perubahan dalam
metodologi, andaian-andaian, dan perilaku variabel-variabel ekonomi. Veblen
melihat pengkajian ilmu ekonomi dari berbagai aspek ilmu sosial sehingga
diperlukan interdisiplin. Oleh karena itu pula Veblen mendapat tuduhan bukan
sebagai seorang pemikir ekonomi, tetapi sebagai seorang sociologist.
3.
Pandangan
pemikiran Veblen yang utama bahwa teori-teori ekonomi ortodoks, seperti teori
konsumsi, perilaku bisnis, andaian-andaian laba maksimal, persaingan sempurna
ditolaknya. Persaingan sempurna hampir tidak terjadi, yang banyak terjadi
adalah monopoli, bukan persaingan harga, tetapi harga ditetapkan lebih tinggi.
Konflik-konflik yang terjadi bukan lagi antara tenaga kerja dan pemilik modal,
tetapi antara bisnismen dengan para teknisi. Karena dunia bisnis telah dikuasai
oleh mesin, maka peranan teknisilah yang menentukan proses produksi.
4.
Selanjutnya pandangan Veblen
pada tahap awal sukar dipahami oleh ahli-ahli ekonomi, karena dia menggunakan
istilah-istilah yang datang dari disiplin lain. Namun demikian,
pandangan-pandangannya telah mendorong berkembangnya aliran ekonomi kelembagaan
Amerika Serikat. Murid-muridnya melanjutkan dan melakukan pengembangan terhadap
pemikiran- pemikirannya.
Tindakan Kolektif dan Surplus yang tidak Produktif
1.
Mitchell
seorang ilmuwan sejati yang tidak terpengaruh oleh pemikiran lain ia mempunyai
pandangan sendiri. Oleh karena itu tidak semua pandangan Veblen disetujuinya,
bahkan di samping pemikiran ekonomi ortodoks, pandangan Veblen mendapat kritik.
Mitchell berkeberatan terhadap asumsi-asumsi, logika yang abstrak ekonomi
ortodoks, karena itu dia tidak pernah menggunakannya sebagai teori dalam
penelitian. Dia lebih menekankan penelitian empirik dan menjelaskan data dengan
deskriptif. Pendekatan sejarah, dengan mempelajari sebab-sebab yang menjadi
kumulatif secara evolusioner digunakannya dalam analisis siklus bisnis.
Fluktuasi kegiatan ekonomi dapat diamati dari keputusan-keputusan pengusaha,
reaksi-reaksi pengusaha terhadap perubahan laba. Siklus-bisnis terdiri beberapa
tahap, yakni resesi, depresi, pemulihan dan masa-masa makmur (boom).
2.
John R.
Commons seorang pelopor ajaran ekonomi kelembagaan di Universitas Wisconsin.
Commons mencoba untuk melakukan perubahan sosial, penyempurnaan struktur dan
fungsi pendidikan di kampusnya, dan banyak memberikan sumbangan dalam ekonomi
perburuhan. Pandangannya terhadap ekonomi ortodoks adalah penolakannya pada
lingkungan ekonomi yang sempit, statik, dan mencoba memasukkan segi-segi
kejiwaan, sejarah, hukum, sosial dan politik dalam pembahasannya. Teori harga
dalam ekonomi ortodoks hanya berlaku dalam kondisi-kondisi khusus. Dalam pasar
ekonomi ortodoks terjadi pertukaran, tetapi bukan hubungan pertukaran. Dia
membagi tiga macam transaksi dalam pasar, yakni transaksi pengalihan hak milik
kekayaan, transaksi kepemimpinan, dan transaksi distribusi. Dalam transaksi
tersebut, melibatkan aspek-aspek kebiasaan, adat, hukum dan kejiwaan.
3.
Pandangan pemikiran J.A. Hobson
tentang kritiknya terhadap ekonomi ortodok, yaitu ada tiga kelemahan teori
ekonomi ortodoks yang ditemukannya, yakni tidak dapat menyelesaikan masalah
full employment yang dijanjikan teori ekonomi ortodoks, distribusi pendapatan
yang senjang, dan pasar bukanlah ukuran terbaik untuk menentukan ongkos sosial.
Adanya ekonomi normatif dan positif tidak disetujuinya, oleh karena keduanya
mengandung unsur etika, hipotesis tentang timbulnya imperialisme, karena
terjadi under consumption dan over saving di dalam negeri, maka diperlukan
penanaman modal ke daerah-daerah baru. Pengeluaran pemerintah dan pajak dapat
mendorong ekonomi ke arah full employment, dan meningkatkan pendapatan pekerja
dan peningkatan produktivitas. Pembayaran terhadap faktor-faktor produksi dapat
ditentukan atas kebutuhan cukup untuk meningkatkan produktivitas dan dengan
memberikan kelebihan yang tidak produktif. Dengan semakin meratanya pembagian
pendapatan akan mendorong peningkatan produktivitas, meningkatnya konsumsi, dan
akan terhindarlah ekonomi dari resesi.
Inovasi, Drama Asia dan Kapitalisme Amerika
1.
Pemikiran
yang paling menonjol dari Schumpeter tentang pembahasan ekonomi jangka panjang
terlihat dalam analisisnya baik mengenai terjadinya inovasi komoditi baru,
maupun dalam menjelaskan terjadinya siklus-bisnis. Keseimbangan ekonomi yang
statik dan stasioner itu mengalami gangguan dengan adanya inovasi, namun
gangguan itu berusaha mencari keseimbangan baru. Inovasi akan terhenti kalau
kapten industri (wiraswasta) telah terlihat dengan persoalan-persoalan rutin.
Walaupun Schumpeter menggunakan andaian-andaian ekonomi ortodoks, tetapi dia
memasukkan aspek dinamik dengan mengkaji terjadinya fluktuasi bisnis, di mana
terjadi resesi, depresi, recovery, dan boom. Invensi dan inovasi merupakan
kreativitas yang bersifat destruktif. Penemuan hari ini dapat dihancurkan oleh
penemuan esok, tetapi ekonomi tetap tumbuh.
2.
Pemikiran
Gunnar Myrdal seorang ekonomi Swedia yang terbesar dewasa ini tertarik dengan
pengkajian sosiologi. Dia mempelajari sebab-sebab terjadinya kemiskinan di
negeri-negeri maju dan yang sedang berkembang. Dalam mengatasi
persoalan-persoalan itu tidak dapat hanya dengan teori-teori ekonomi ortodoks,
oleh karena teori itu terlalu sempit. Perencanaan ekonomi di negeri-negeri yang
sedang berkembang akan mengarahkan pembangunan yang jelas, dan perencanaan itu
meliputi segala aspek, yakni ekonomi, pendidikan, kesehatan, kependudukan, dan
semua sektor. Alat analisisnya seperti yang dilakukan oleh Mitchell, yakni
sebab-musabab yang bersifat kumulatif. Jadi, kekuatan-kekuatan politik,
ekonomi, sosial dan kejiwaan dapat berhimpun menjadi sebab kejadian yang merugikan
atau yang menguntungkan pembangunan.
3.
John Keyneth Galbraith
menjelaskan perkembangan ekonomi kapitalis di AS, yang tidak sesuai dengan
ramalan-ramalan yang bersifat manipulatif dari teori ekonomi ortodoks.
Andaian-andaian ekonomi ortodoks menurut Galbraith ternyata tidak sesuai dengan
kenyataannya. Tidak ada lagi persaingan sempurna, pasar telah dikuasai oleh
perusahaan-perusahaan besar. Perusahaan ini menentukan selera konsumen.
Kekuasaan konsumen telah tidak berarti sehingga timbul dependent-effect pemilik
modal telah terpisah dengan para manajer yang profesional, dan para manajer ini
telah menjadi technostructure masyarakat. Konsumsi masyarakat telah menjadi
tinggi, tetapi sebaliknya terjadi pencemaran lingkungan, dan kualitas
barang-barang swasta tidak dapat diimbangi oleh barang-barang dan jasa publik.
Kekuatan-kekuatan perusahaan besar dikontrol oleh kekuatan pengimbang seperti
kekuatan buruh, pemerintah, dan lembaga-lembaga konsumen. Namun demikian, untuk
menjamin kelanjutan kekuasaan perusahaan- perusahaan ini, mereka meminta
pemerintah untuk menstabilkannya.
Sumber Buku Sejarah
Teori-teori Ekonomi Karya Disman
Komentar