Sebenarnya apa sistem Ekonomi kita ? Kapitalis apa Soasialis?
Dominasi Kapitalis dan Liberalisme dalam menguasai Kekuatan Politik dan
Ekonomi Dunia perlahan-lahan mulai tergerus oleh Sosialisme. Kiblat Ekonomi
Dunia sudah mulai beralih ke Timur, sebelumnya selalu condong kebarat. Eropa
merasakan Sistem Ekonomi yang selama ini mereka bangga-banggakan belum mampu
menjadi Fondasi dalam membangun Struktur dan membawa ke arah yang lebih maju.
Krisis yang melanda Uni Eropa menjadi saksi bahwa Sistem Kapitalis tersebut
ringkih dan keropos. Sehingga mudah dihancurkan oleh kekuatan Ekonomi lain yang
pada akhirnya berujung pada Krisis yang berkepanjangan. Tanpa ada satu kekuatan
pun untuk menangkis Badai tersebut.
Eropa dan Amerika merupakan Raksasa Ekonomi dunia dengan, ribuan perusahaan
besar bersemayam di benua barat ini. Pabrik-pabrik mereka melakukan Ekspansi ke
Negara-negara belahan Dunia. Mulai dari Elektronik, IT, Besi Baja bahkan 80
persen mobil yang dipakai di Negara kelas 2 berasal dari sana. Apa kurang nya
mereka? Namun kenapa tidak mampu menangkal badai Krisis yang melanda sebagian
besar Negara Eropa.
Dibagian Timur, RRC atau Republik Rakyat China, belakangan ini menjadi
salah satu Negara dengan Pertumbuhan Ekonominya dua digit. Investasi China
akhir-akhir ini sudah merambah kebelahan dunia manapun. Negara Komunis itu
sekarang menjadi kekuatan baru Ekonomi dunia. Badai krisis yang menghantam
Eropa dan Amerika tidak mampu menyusup ke China. kemampuan produk yang masih
dibawah Eropa tetapi mampu merebut hati Konsumen, menguasai pasar dan
perdagangan. Kenapa sekarang Beijing menjadi salah satu Barometer Dunia?
Analisa sederhana saya, keberhasilan China sekarang bukan didapat hanya
sekejap mata. Namun, proses yang telah mereka lakukan Puluhan tahun lalu,
dimulai ketikaMao zedong berkuasa. Dimasa kepemimpinannya Mao mencetuskan gagasan“Revolusi
Desa” atau “desa mengepung kota”. Kala itu Mao sadar China mempunyai daerah
yang sangat luas. Jumlah penduduk teramat besar membuat Mao berfikirmencari landasan yang
menjadi Fondasi, nantinya menjadi kekuatan Ekonomi China.
Langkah pertama yang dilakukan Mao memprakarsai pendirian Partai Buruh dan
mengorganisir dengan cepat. Mao percaya kekuatan petani menjadi pilar Revolusi,
desa mengepung kota merupakan salah satu Strateginya. Upayanya denganmendirikan
pendidikan di desa dan koperasi untuk memperkuat sistem, desa dijadikan
basis ekonomi dan kebudayaan. Mao melihat potensi desa merupakan
bentengterakhir dari revolusi bila nantinya musuh datang menyerang. Andaikan,
Kota dan pusat pemerintahan jatuh maka desa akan menjadi akhir dari
kekuatan guna penompang revolusi.
Upaya lain, pemerintah membangun sarana dan pra sarana penunjang di
desa-desa. Keberpihakan Mao pada petani dan buruh sangat jelas, karena RRC
tidak akan mampu mengandalkan Industri yang hanya memakmurkan
Investor dan para Pemilik modal. Sebaliknya, Pertanian langsung menyentuh
akar masyarakat. Untuk daerah-daerah besar seperti China, dimana pendapatan
Ekonomi bersumber dari pertanian. Untuk itu, maka prioritas pembangunan harus
difokuskan di desa-desa.
Lalu apakah akan terjadi kesenjangan?.Sebaliknya, jika pembangunan
diarahkan ke pedesaan Kota akan ikut merasakan kemakmuran. Karena desa hanya
dijadikan tempat produksi, sedangkan kota tetap menjadi Pusat perdagangan.
Sederhananya, masyarakat desa akan mendatangi kota untuk melakukan transaksi jual
beli untuk memnuhi masyarakat desa. Sebaliknya, jika Kota maju mustahil
penduduknya datang ke pedesaan. Sehingga ada perimbangan kekuatan ekonomi, antara
pusat produksi(desa) dan perdagangan (kota).
Ketika badai krisis datang mengahantam, Eropa dan Amerika langsung goyah
karena basis ekonomi mereka terpusat di perkotaan tanpa ada lapis kedua.
Sedangkan China menjadikan desa fondasi kekuatan ekonomi, seperti yang dikatan
Mao diatas. Jika Ekonomi perkotaan ambruk maka desa akan menjadi penompang dan
suplai ekonomi serta perdagangan. Sehingga China mampu terhindar dari krisis.
Berali ke Indonesia. Kultur, budaya dan geografis RI hampir
mirip dengan China, wilayah yang luas, padatnya penduduk serta budaya
masyarakat yang masih sangattradisionil. Namun Indonesia menganut paham
berbeda karena condong kebarat, sehingga negara ini memfokuskan pembangunan di
perkotaan, membangun basis Industri dan perdagangan terpusat di keramaian.
Bangsa kita masih bangga dengan banyaknya datang Investor dari luar negeri
yang berpaham Kapitalis. Investasi yang mereka lakukan hanya menguntungkan
segelintir saja seperti birokrat, pemegang kepentingan dan politisi.
Sedangkan rakyat tetap menjadi kelas pekerja, buruh dan kuli kasar yang
hidup dengan 20-30rb sehari. Sehingga wajar sampai sekarang kaum buruh masih
berjuang dijalanan, melakukan demontrasi untuk memperjuangkan nasib dan
kesejahteraan mereka.
Tahun 1998 ekonomi Indonesia ambruk, inflasi tinggi dan rendahnya nilai
mata uang Rupiah di pasar dunia. Kenapa sebab, karena ekonomi Indonesia
berpusat di kota-kota besar tanpa satupun penompang. Desa kala itu terbaikan
sehingga ketika badai krisis datang, desa hanya mampu melihat kaum perkotaan
dan Industri meratap.
Masa Kepemimpinan Soeharto pembangunan hanya terpusat di Jawa dan
sedikit Sumatera, makanya tidak heran meletus OPM di Papua dan GAM di
Aceh yang intinya hanya menuntut kesejahteraan dan pembagian hasil yang
merata. Karena, ada kesenjangan antara perkotaan dan pedesaan, Antara barat dan
Timur. Sedangkan Sumber daya Alam berasa dari daerah yang hasilnya dibawa ke
perkotaan (Pulau Jawa). Sehingga tidak heran Pasca reformasi dibentuk
Kementrian Pembangunan daerah Tertinggal (PDT). Gunanya, membangun kembali
pedesaan agar tidak lagi terjadi kesenjangan dan dapat setara dan sejajar
dengan perkotaan.
Sekarang pun sistem Ekonomi masih didaerah-daerah masih menganut
cara usang,alhasil perkebunan-perkebunan masih dikuasai Investor,
masyarakat hanya kebagian tanah 1-2 hektar. Bandingkan lahan yang
dikuasai pemilik modal yang sampai puluhan ribu hektar. Birokrasi daerah masih
menganut pola lama dalam penerapan dan pembangunan ekonomi, mengandalkan
Investor melakukan negosiasi dengan pemilik modal dan merayu serta
membujuk para konglomerat dan pengusaha agar mau berinvestasi didaerah setempat.
Saat ini, Belum ada terobosan atau gagasan baru yang di telurkan,
padahal kita sadar bahwa Sistem demikian sudah diterapkan puluhan tahun lalu,
ternyata hanya menghasilkan kemiskinan, kesenjangan dan kemelaratan.
Sebenarnya kalau kita perhatikan dan analisa Rakyat Indonesia tidak butuh
pekerjaan, tapi yang mereka butuh kan aset pertanian, menjadi sumber
pendapatan. Jangan samakan Indonesia dengan negara di
bedua Eropa, yang ekonomi nya bertumpu pada sektor perindustrian. Dalam
buku-buku pelajaran di sekolah sudah tertulis bahwa kita negara Agraris, dimana
negara yang bertumpu pada sektor pertanian. Sehingga yang dibutuhkan masyarakat
itu bukan perkerjaan akan tetapi Lahan untuk digarap. Namun, entah apa
alasannya pemangku kepentingan di Negara ini tetap memaksakan pembangunan
ekonomi berpusat pada perindustrian.
Pada kampanye Pemiliha Presiden tahun2009 lalu saya melihat dan mendengar
konsep yang akan dieksekusi oleh Prabowo andaikan ia terpilih. Katanya dalam
sebuah orasi yang simple dan mudah dicerna, saat itu Prabowo bahwa ia akan
memfokuskan pembangunan di sektor pertanian, dengan memnggarap lahan-lahan
tidur dan meberikan hak pengelolaan perkebunan kepada masyarakat yang di
fasilitasi oleh negara, kira-kira begitu yang ia sampaikan. Bukan, dengan
mengundang Investor dan pemilik modal. Ide Prabowo tersebut berpedoman kepada
UUD 1945 pasal 33.
Sampai sekarang saya belum mengerti sistem ekonomi yang dianut bangsa ini,
apakah Liberali dan kapitalis atau Sosialis. Akan tetapi jika melihat
potensi,wilayah, budaya dan keadaan geografis Negara ini sitem Sosialis perlu
rasanya untuk dicoba.
Komentar