Rabu, 11 Juni 2014

Dana Otsus vs PAD

Oleh Rustam Effendi

TULISAN Bulman Satar dan Asrizal Luthfi tentang persoalan Dana Otsus (Otonomi Khusus) Aceh di harian ini beberapa hari lalu (12/2/2013) menarik disimak. Di harian ini pula sebelumnya saya pernah menguraikan persoalan krusial ini (lihat; Serambi, 11/9/2012). 

Benar memang, dominasi kontribusi Dana Otonomi Khusus (Otsus) dalam struktur penerimaan Pemerintah Aceh masih begitu menonjol, yang hingga posisi 2010 lalu, kontribusinya tidak kurang dari 55,25%. Malah, jika penerimaan Dana Otsus digabung dengan sumber penerimaan lainnya dari pemerintah pusat, yakni dana transfer (dana perimbangan) dan lain-lain pendapatan yang sah, kontribusinya mencapai 88,56% (2010). Dengan gambaran ini, berarti penerimaan dari sumber daerah sendiri, seperti pendapatan asli daerah (PAD) hanya menyumbang sekitar 11,44% saja. 

 Belum khawatir
Sejauh ini Pemerintah Aceh belum terlalu khawatir mengenai masalah ini, apalagi mengingat potensi penerimaan dari sumber Dana Otsus masih amat menjanjikan. Setidaknya, untuk periode Tahun 2014-2022 Aceh masih menerima Dana Otsus sebesar 2% dari dana alokasi umum (DAU), dan periode 2023-2027 sebesar 1% dari DAU. 

Pada 2013 ini, seperti diberitakan Serambi, Aceh menerima Dana Otsus sebanyak Rp 6,6 triliun. Jumlah ini sedikit berada di atas prediksi penulis sebelumnya (sekitar Rp 5,9 triliun). Jika dihitung sejak tahun pertama (2008) Aceh dikucuri Dana Otsus, yang diterima Aceh pada 2013 ini hampir dua kali lipat dari tahun pertama. 

Tahun pertama (2008), Aceh hanya menerima Dana Otsus Rp 3,59 triliun, lalu naik sedikit menjadi Rp 3,73 triliun (2009), berikutnya bertambah jadi Rp 3,85 triliun (2010), kemudian Rp 4,51 triliun (2011), dan Rp 5,40 triliun (2012). Dengan deskripsi data ini, Dana Otsus yang diterima selama 6 tahun (2008-2013) meningkat rata-rata sebesar 10,68% per tahunnya. 

Dengan persentase kenaikan rata-rata terkini (sebesar 10,68% per tahun), menurut perkiraan penulis, pada 2014 mendatang Pemerintah Aceh akan menerima Dana Otsus sedikitnya Rp 7,30 triliun, dan 2017 berada pada kisaran angka Rp 9,90 triliun-Rp 10,0 triliun, dengan asumsi bahwa jumlah DAU juga terus meningkat setiap tahunnya.

Kenaikan penerimaan Dana Otsus ini juga berimplikasi pada besaran belanja Pemerintah Aceh. Pada 2013 ini, misalnya, dana yang digelontorkan dalam RAPBA mencatat angka tertinggi dalam sejarah pembelanjaan Aceh. Tahun ini Pemerintah Aceh mengalokasikan dana belanja sedikitnya Rp 11,785 triliun, atau hampir tiga kali lipat dibanding belanja enam tahun lalu (2007) yang hanya Rp 4,047 triliun. 

Meningkatnya jumlah Dana Otsus yang diterima Pemerintah Aceh setiap tahunnya belum diimbangi dengan kemampuan keuangan dari sumber sendiri. Tahun 2013, jumlah PAD Aceh ditargetkan hanya Rp 804,284 miliar, atau persis sama dengan tahun sebelumnya (2012). Berarti dalam dua tahun ini jumlahnya tidak mengalami kenaikan. Tahun 2011 jumlah PAD Aceh Rp 797,29 miliar, lalu Tahun 2010 Rp 796,95 miliar, atau sedikit lebih tinggi dibanding 2009 (Rp 735,21 miliar), sementara 2008 jumlahnya Rp 716,29 miliar. Berarti jumlah PAD Aceh selama lima tahun terakhir (2008-2012) hanya tumbuh rata-rata  2,34% per tahunnya (di bawah dua digit).

Kontribusinya pun terlihat tidak menampakkan kemajuan yang membaik dari tahun ke tahun. Sumbangan PAD terhadap total pendapatan Aceh pada 2010 turun menjadi 11,44%, jauh di bawah kontribusi 2007, yang mencapai 19,50%. Andai data yang dikutip Luthfi benar, kontribusi PAD pada 2011 malah telah turun jadi 7,0%.

 Strategi antisipasi 
Kucuran Dana Otsus yang terus meningkat setiap tahunnya sesuatu yang patut disyukuri. Namun, harus diingat bahwa berkah itu ada limitasi waktu. Pemerintah Aceh harus menyiapkan formulasi kebijakan atau langkah-langkah antisipatif yang taktis-strategis guna menghindari kondisi terburuk pascaberakhirnya alokasi Dana Otsus nanti. Seperti pernah saya sarankan di harian ini, setidaknya ada sejumlah langkah penting yang harus dijadikan fokus oleh Pemerintah Aceh. 

Langkah awal dan relatif mudah adalah menggenjot penerimaan  dari pajak daerah. Yang paling berpeluang adalah mengoptimalkan pemungutan pajak dari pos penerimaan pajak kenderaan bermotor (PKB) dan bea balik nama-kendaraan bermotor (BBN-KB). Pemetaan potensi riil obyek pajaknya harus dilakukan secermat mungkin, diikuti dengan rancangan formula dan tindakan nyata di lapangan secara komprehensif bersama-sama dengan instansi terkait. 

Penguatan kapasitas badan usaha milik daerah juga harus segera diupayakan secara konkrit. Strateginya tidak terlalu sukar diterapkan jika memang benar-benar ada kemauan dari Pemerintah Aceh. Lakukan revitalisasi badan usaha milik daerah yang ada sesegera mungkin. Bentuk entitas baru, misalnya, sebuah holding company (perusahaan induk), lalu jabarkan operasionalisasinya ke dalam bentuk anak-anak perusahaan. Anak-anak perusahaan ini dibentuk sesuai dengan kekayaan potensi sumberdaya alam Aceh. Berikan peluang kepada badan-badan usaha ini mengelola usaha-usaha di bidang ekonomi; Apakah itu dalam usaha pertanian (pangan), perkebunan, perikanan, pertambangan, termasuk juga bidang infrastruktur dan jasa. Perannya persis seperti Badan Usaha Milik Negera (BUMN) pada level nasional. Pilih orang-orang yang profesional sebagai pengelolanya. Hasil dari setiap aktivitas usahanya harus disisihkan sebagai penerimaan daerah (PAD).  

Sumber daya aparatur pemerintah yang mengelola penerimaan daerah (SKPA teknis/terkait) harus ditingkatkan etos kerja dan komitmen moralnya. Target PAD 2013 sebesar Rp 804,284 miliar (sama dengan 2012 lalu) mencerminkan masih kurangnya etos kerja dan komitmen pengelola keuangan daerah, terutama dalam memperkuat kapasitas fiskal daerah. Seharusnya, dengan asumsi pertumbuhan ekonomi Aceh sebesar 6,0%, setidaknya target nilai PAD 2013 adalah Rp 852,541 miliar. Atau, jika berpijak pada angka kenaikan rata-rata PAD 2,34% per tahunnya (selama 2008-2012), semestinya target jumlah PAD 2013 ini sedikitnya Rp 823,104 miliar (bukan Rp 804.284 miliar).

Sembari melakukan penguatan kapasitas dari sumber-sumber keuangan sendiri, Pemerintah Aceh juga harus melakukan rasionalisasi program/proyek secara tepat dan objektif. Idealnya, program/proyek-kegiatan yang benar-benar bermanfaat dan dapat memperbaiki kesejahteraan rakyat harus didahulukan. Kebijakan anggaran (dana) belanja daerah harusnya tetap berpijak pada prinsip efisiensi, tidak boros, dan menghasilkan keluaran yang bernilai.

 Nilai tambah
Alokasi belanja juga harus diarahkan utamanya untuk investasi fisik guna memperkuat fondasi ekonomi Aceh ke depan. Mengapa demikian, karena dengan cara inilah penciptaan nilai tambah lebih optimal dan penyediaan lapangan kerja bagi para penganggur dan akselerasi pertumbuhan ekonomi, akan dapat diwujudkan. Seperti pernah saya tulis di harian ini (Serambi, 5/6/2012), dengan angka ICOR Aceh sebesar 4,64 (2010), Aceh butuh investasi fisik sedikitnya Rp 8,6-Rp 9,7 triliun per tahun agar ekonominya bisa tumbuh 6,0%. Kebutuhan investasi fisiknya bisa lebih, bila ekonominya ingin tumbuh di atas 6,0% per tahun.

Pemanfaatan dana Silpa untuk memperbesar anggaran belanja memang dibenarkan dan tidak salah. Namun, injeksi modal itu sebaiknya bukan untuk hal-hal yang tidak produktif (konsumtif), melainkan untuk kepentingan penguatan struktur ekonomi dan peningkatan kapasitas fiskal Aceh ke depan. Mudah-mudahan Pemerintah Aceh mau menaruh peduli tentang persoalan krusial ini. Wallahu’alam bissawab.   

* Rustam Effendi, Pengamat Ekonomi Aceh, Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Banda Aceh. Email: rust_effendi@yahoo.com

sumber: klik disni

Senin, 09 Juni 2014

Pertama Kali dalm Sejarah, Pelaksanaan Shalat, Adzan dan Pembacaan Al Qur;an di Vatikan

VATICAN CITY - Untuk pertama kalinya dalam sejarah ibadah shalat dan pembacaan kitab suci Al-Qur'an dan Azan akan berkumandang dari Vatikan, Minggu (8/6/2014), sebagai bagian dari langkah Paus Fransiskus untuk mempercepat proses perdamaian antara Israel dan Palestina.

Pejabat Tahta Suci Vatikan mengatakan ibadah shalat yang akan digelar itu merupakan sebuah "jeda politik". Pejabat itu menegaskan tak ada motif apapun di balik langkah ini selain keinginan untuk mendamaikan Israel dan Palestina baik di level politik maupun rakyat.

Saat mengunjungi Timur Tengah pekan lalu, Paus Fransiskus sudah melayangkan undangan untuk Presiden Israel Shimon Peres dan Presiden Palestina Mahmoud Abbas untuk berkunjung ke Vatikan.

Di Vatikan, Mahmoud Abbas, Shimon Peres dan Paus Fransiskus akan didampingi para tokoh agama Yahudi, Kristen dan Islam. Rencananya, Vatikan akan menyiarkan peristiwa ini secara langsung ke seluruh dunia.

"Doa bersama ini bukan sebuah mediasi damai atau pertemuan untuk mencari solusi. Kami hanya ingin bertemu lalu berdoa bersama, selanjutnya semua pulang ke rumah masing-masing," kata Paus Fransiskus usai meyampaikan undangan untuk mengunjungi Vatikan.

Paus Fransiskus dijadwalkan akan bertemu Presiden Shimon Peres dan Mahmoud Abbas secara terpisah di hotel Vatikan yang juga menjadi tempat tinggal Paus.

Dalam acara ini, Paus Fransiskus akan didampingi pemimpin spiritual Kristen Ortodoks dunia, Ecumenical Patriarch Bartolomeus, untuk menampilkan sebuah persatuan Kristen dalam ajang itu.

Selanjutnya keempat orang itu akan menuju sebuah lapangan di taman Vatikan untuk memulai gelar doa bersama yang akan dibagi dalam tiga bagian. Nantinya, perwakilan Yahudi, Kristen dan Islam akan membacakan ayat-ayat di kitab suci masing-masing dengan tema penciptaan, doa pengampunan dan doa mohon perdamaian.

Setelah gelar doa bersama Paus Fransiskus, Shimon Peres dan Mahmoud Abbas akan menyampaikan pidato. Rangkaian acara ini diakhiri dengan penananam pohon zaitun, sebagai lambang perdamaian.(Al Arabiya)

Sumber klik disini

Tes CPNS Tidak Perlu Lagi SKCK, Kartu Kuning dan Surat Keterangan Sehat....

JAKARTA - Kementerian Pendayagunaan Aparartur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB) akan menghapus tiga persyaratan utama dalam pendaftaran calon pegawai negeri sipil (CPNS). Penghapusan ini agar memudahkan masyarakat yang ingin menjadi CPNS.

Adapun persyaratan dalam pendaftaran CPNS yang dipangkas yaitu Surat Keterangan Catatan Kepolisian (SKCK), kartu kuning dari Dinas Ketenagakerjaan (Disnaker), dan surat keterangan sehat dari dokter. Demikian seperti dikutip dari situs resmi Setkab, Minggu (8/6/2014).

Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik KemenPAN-RB) Herman Suryatman mengatakan, pemangkasan persyaratan ini dimaksudkan agar calon peserta seleksi CPNS lebih fokus menyiapkan diri mengikuti testing, tanpa harus disibukkan dengan mengurus atau membuat berbagai persyaratan administratif.

Namun demikian, ketiga persyaratan ini bukan berarti tidak diperlukan. Ketiga persyaratan ini tetap dibutuhkan ketika para pelamar sudah diterima sebagai CPNS. "Ketiga surat keterangan itu baru diperlukan saat pelamar sudah diterima sebagai CPNS," tambah Herman.

Diakuinya, pemangkasan ini akan mengakibatkan membludaknya pelamar CPNS, tetapi dengan diterapkannya sistem computer assisted test (CAT) dalam ujian, dirinya yakin pemerintah bisa menjaring putera-puteri terbaik bangsa untuk menjadi CPNS. (okezone)
sumber: klik disini

Kamis, 05 Juni 2014

Ketika Bung Karno Membicarakan "Atlantis"

Anda pernah dengar legenda Atlantis? Ini merujuk pada cerita Plato pada 335 SM. Dalam salah satu karyanya, Timaeus, Plato menceritakan tentang Atlantis yang hilang. Konon, Critias, nama orang dalam buku Plato, mendengar kisah Atlantis dari Solon. Dan Solon mendengarnya dari seorang pendeta Mesir.


sumber foto : http://m.berdikarionline.com/


Atlantis digambarkan sebagai sebagai negeri dengan peradaban yang sangat maju. Sayang, seperti diceritakan Plato, negeri hebat itu tenggelam ke dalam samudra “hanya dalam waktu satu hari satu malam”. Itu diperkirakan terjadi pada 11.600 tahun yang lalu.

Cerita soal Atlantis mengundang rasa penasaran. Banyak orang yang berusaha mencari jejak-jejak kerajaan hilang itu. Ratusan ekspedisi dilakukan untuk mencari jejak Atlantis di Siprus, Afrika, Laut Mediterania, Amerika Selatan, Kepulauan Karibia hingga Mesir. Hasilnya pun nihil.

Belakang, seorang penulis Brazil, Profesor Arysio Santos, membuat kegemparan. Dalam bukunya, Atlantis: The Lost Continent Finally Found, Santos menyimpulkan bahwa peradaban Atlantis ada di kepulauan Indonesia. Banyak pakar, terutama pakar geoologi, membantah hipotesis Santos ini. Kita tak akan membahas polemik ini.

Rupanya, 47 tahun yang lalu, Bung Karno juga bercerita soal Atlantis. Bung Karno melakukannya di depan rapat para panglima ALRI di Tanjung Priok, Jakarta. Awalnya, Bung Karno berbicara mengenai mitos Nyi Roro Kidul.

Lalu, Bung Karno bilang, “ada kupasan yang mengatakan bahwa di selatan Pulau Jawa ini ada satu Pulau besar, yang seperti Nusa Tembini, kepulauan pulau Nusa ini, seperti Nusa Tembini diereh oleh seorang Raja Putri.”

Raja Putri itu, kata Bung Karno, mempraktekkan hukum matriarchal. Akan tetapi, kerajaan Nusa Tembini tenggelam ke dasar laut. Nah, inilah yang kemudian dikenang dengan cerita Nyi Roro Kidul.

Cerita soal Nusa Tembini ini, menurut Bung Karno, mirip dengan kepercayaan orang eropa mengenai kerajaan lautan Atlantis. Bung Karno memulai penjelasannya dengan tarikan geografis.

Ia mencoba menjelaskan, di sebelah barat Eropa Barat dan Afrika Barat, kemudian sebelah timurnya Amerika Utara dan Amerika Selatan, terdapat ruang kosong. “Sepertinya di tengah itu ada lubang,” katanya. Menurut Bung Karno, kemungkinan besar kawasan itu dulunya benua besar yang pecah.

“Di sebelah sini Amerika Utara dan Amerika Selatan, di sebelah sini Afrika dan Eropa, dan ditengah-tengahnya itu ada, itu tadi, satu pulau besar yang dinamakan Atlantis,” ungkap Bung Karno.

Pulau besar itu, katanya, dilingkari oleh lautan luas yang disebut Lautan Atlantis. Pulau besar Atlantis itulah yang tenggelam. Jadi, Bung Karno menyimpulkan, Atlantis itu ada di tengah-tengah antara Amerika Selatan-Amerika Utara dan Afrika-Eropa.

Lebih jauh, Bung Karno menjelaskan, kerajaan Atlantis ini juga diperintah oleh seorang raja perempuan. Hukumnya pun bersifat matriarchal. Bagi Bung Karno, hal itu memang sangat masuk akal, karena—seperti ditulis dalam buku “Sarinah”—hukum tertua dalam sejarah manusia itu adalah hukum matriarchal.

Namun, Bung Karno menegaskan, cerita Atlantis agak berbeda dengan Nyi Roro Kidul. Bung Karno tidak ingin melihat kepercayaan Nyi Roro Kidul itu berakhir sebagai mistik belaka. Baginya, cerita Nyi Roro Kidul hanya simbol belaka, bahwa jikalau kita bersatu dengan laut, bisa menjadi negara maritim, maka kita akan menjadi negara kuat.

Jadi, dalam konteks ini, Bung Karno tidak sedang membenangkan dirinya dalam pendiskusian soal mitos. Sebaliknya, ia berusaha menarik kepercayaan itu sebagai penanda simbolis belaka. Dengan begitu, ia berusaha menjadikan cerita Nyi Roro Kidul sebagai legitimasi bahwa kita harus memperkuat karakter maritim bangsa kita.

Mahesa Danu

sumber: klik disini

Informasi Tes CPNS 2014

Kementerian pusat ataupun pemerintahan daerah dalam waktu yang tidak lama lagi akan segera membuka 
penerimaan CPNS untuk tahun anggaran 2014 yang didasarkan pada surat keputusan alokasi formasi yang 
diberikan pihak Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan-RB). 

Berikut adalah beberapa hal penting yang perlu diperhatikan oleh tiap tiap calon pelamar CPNS sebelum mereka mendaftarkan diri masing masing menurut tatacara pendaftaran CPNS yang telah ditentukan. 

Pendaftaran CPNS 2014 dibuka untuk mengisi kekosongan lowongan di berbagai instansi pusat dan daerah sebanyak 100.000 formasi dengan alokasi sebagai berikut: 
  1. Formasi yang akan diberikan untuk pelamar umum adalah sebanyak 60 ribu alokasi formasi dan total alokasi formasi ini diperuntukan untuk CPNS daerah dan CPNS pusat. 
  2. Formasi untuk PPPK adalah sebanyak 40.000 formasi, dengan alokasi untuk pemerintah daerah dan pemerintah pusat.

- Lowongan CPNS yang disediakan adalah untuk formasi tenaga kesehatan, tenaga guru, tenaga teknis/administrasi dan lowongan khusus yang diberikan untuk putra putri Papua dan kalangan penyandang cacat (kalangan disable)

- Pendaftaran CPNS diselenggarakan secara online dengan tata cara pendaftaran yang bisa anda lihat di http://www.asncpns.com/2014/05/panduan-registrasi-daftar-online-cpns.html 

- Pendaftaran CPNS akan dimulai pada akhir Juni 2014 di website pendaftaran CPNS yang telah ditentukan dan sebelumnya akan diinformasikan melalui Job Fair CPNS yang akan diselenggarakan selama 2 hari berturut turut di Hotel Sahid Jaya pada tanggal 16 Juni sampai dengan tanggal 17 Juni 2014. 

- Setiap pelamar yang mengirimkan lamaran dalam satu Kementerian hanya diperkenankan untuk 
mengirimkan satu lamaran saja, dimana lamaran tersebut ditujukan hanya untuk satu unit kerja dan satu 
unit formasi saja 
- Bobot Soal CPNS antara PPPK dan Pelamar  Umum adalah berbeda, mekanisme tes ujian CPNS keduanya bisa dilihat di link berikut http://www.asncpns.com/2014/05/perbedaan-soal-cpns-pelamar-umum-dan.html 
- Proses Seleksi dilaksanakan dalam beberapa tahap, diantaranya adalah: 
  1. Screening Administrasi 
  2. Tes Kompetensi Dasar yang meliputi TWK, TIU dan kepribadian. Untuk lebih jelas silakan akses Referensi pembelajaran resmi CPNS berdasarkan Juklak Juknis CPNS 
  3. Tes Kompetensi Bidang. Tes TKB CPNS diberikan setelah peserta lulus point no 2 sesuai passing grade yang telah ditentukan. Masing masing ujian Tes Kompetensi bidang CPNS bisa dilihat di link berikut http://www.paketlkit.com/2014/05/paket-lkit-tkb.html 
  4. Wawancara Kompetensi. Wawancara ini diberikan pada saat peserta tes telah lulus tahap 1 sampai dengan tahap 3. Wawancara diberikan untuk mengukur kompetensi masing masing peserta dengan mengukur dan berpatokan pada Interviewing Technical Analysis 

Untuk mengikuti seluruh seleksi CPNS, para peserta tes TIDAK DIPUNGUT BIAYA apapun. 

Persyaratan Umum CPNS 2014 

Persyaratan umum CPNS ini adalah merupakan persyaratan yang harus dipersiapkan dan dipenuhi oleh 
masing masing pelamar sebelum bisa mengikuti seleksi tes cpns. 
  1. Warga Negara Indonesia (WNI)
  2. Berusia antara 18 tahun dan 35 tahun pada tanggal 1 Desember 2014 
  3. Bagi pelamar yang berusia lebih dari 35 tahun hanya dikhususkan untuk kebutuhan formasi PPPK dan atau berdasarkan kebutuhan khusus, dimana setiap pelamar telah memiliki masa kerja yang telah ditentukan. 
  4. Sehat Jasmani dan Rohani
  5.  Bebas NARKOBA 
  6. Khusus untuk pelamar kalangan sarjana dan diploma, berijazah Sarjana (S1), Diploma Empat (D4), atau Diploma Tiga (D3) dari Perguruan Tinggi Negeri (PTN)/Perguruan Tinggi Swasta (PTS) dengan akreditasi bidang studi minimal B oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi (BAN-PT) dan Perguruan Tinggi Luar Negeri yang telah mendapat Penyetaraan Ijazah luar Negeri dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. 
  7. Pada saat mendaftar, pelamar telah memiliki ijazah Perguruan Tinggi untuk kalangan S1 dan D3, dan memiliki Ijazah SMA untuk pelamar dari tingkat SMA Sederajat 
  8. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) minimal 2,75 bagi lulusan dari program studi dengan akreditasi A dan minimal 3,00 bagi lulusan dari program studi dengan akreditasi B.
  9. Berkelakuan Baik dan tidak pernah dihukum penjara atau kurungan berdasarkan putusan pengadilan yang memiliki kekuatan hukum tetap
  10. Tidak pernah diberhentikan dengan hormat tidak atas permintaan sendiri atau tidak dengan hormat sebagai PNS/Anggota TNI/POLRI atau diberhentikan  tidak dengan hormat sebagai pegawai swasta. 
  11. Tidak sedang menjalani perjanjian/ikatan dinas/kontrak kerja pada instansi lain 


Persyaratan Khusus CPNS 2014 

Persyaratan khusus adalah persyaratan tambahan lainnya yang diberikan oleh masing masing instansi pemerintahan baik pusat ataupun daerah. Persayaratan khusus antara instansi satu dengan instansi lainnya akan berbeda. Beberapa Persyaratan khusus yangt biasa dipersyaratkan kepada pelamar diantaranya adalah: 
  • TOEFL/TOEFL Prediction dari Lembaga Bahasa Perguruan Tinggi Negeri atau UPT Bahasa Perguruan Tinggi Negeri atau lembaga pendidikan Bahasa Inggris terakreditasi dengan nilai minimal 450.
  • TOEFL®IBT (Internet-Based TOEFL) yang diterbitkan oleh The Indonesian International Education Foundation (IIEF) dengan nilai minimal 53. 
  • IELTS yang diterbitkan oleh Yayasan Pendidikan Australia (IDP) dengan nilai minimal 5. 


Tata Cara Pendaftaran 
  
1.  Pelamar wajib memiliki email aktif untuk bisa mengikuti proses rekrutment CPNS 2014 
2.  Pendaftaran dilakukan secara online, dengan tata cara yang telah disebutkan diatas 
3.  Sebelum melakukan pendaftaran, silakan anda sediakan hal hal berikut ini 
  • Fotokopi KTP 
  • Legalisir Ijazah 
  • Legalisir Transkript Nilai 
  • Scan pas foto terbaru anda 

Setelah menyelesaikan pendaftaran secara online, peserta wajib mengirimkan semua berkas persyaratan 
yang ditentukan ditambah dengan print out asli bukti pendaftaran secara online yang telah ditandatangani 
oleh pelamar. 

Berkas yang akan dikirimkan disertai juga dengan 

1.  SKCK dari Pihak Kepolisian 
2.  Surat Keterangan Sehat dari Dokter Pemerintah 
3.  Dokumen lain yang ditentukan oleh masing masing instansi 


Ketentuan Lain 
  1. Tes CPNS 2014 menggunakan sistem CAT CPNS 
  2. Tempat pelaksanaan tes dilaksanakan di tempat yang telah ditentukan. Informasi tentang lokasi tes dapat dilihat di laman berikut http://www.asncpns.com/2014/05/penerimaan-cpns-akhir-juni-ujian-cat.html 
  3. Apabila pelamar memberikan keterangan/data yang tidak benar dan di kemudian hari diketahui, baik pada setiap tahapan seleksi maupun setelah diangkat menjadi CPNS/PNS, maka Kementerian atau instansi yang bersangkutan berhak menggugurkan kelulusan tersebut dan/atau memberhentikannya sebagai CPNS/PNS, menuntut ganti rugi atas kerugian negara yang terjadi akibat keterangan yang tidak benar tersebut, dan melaporkan sebagai tindak pidana ke pihak yang berwajib karena telah memberikan keterangan palsu.
  4. Informasi lebih lanjut mengenai hal-hal lain yang berkaitan dengan pengadaan CPNS tahun 2014 (pengumuman pengadaan, pelaksanaan ujian, wawancara, pengumuman kelulusan, dll)  para calon pelamar disarankan untuk terus memonitor perkembangannya pada website ASNCPNS.COM


untuk info lebih lanjut silahkan klik disni 

sumber : klik disini

Inilah Sosok 9 Presiden Palling Sederhana Di Dunia

Bagi sebagian orang di dunia, termasuk di Indonesia, kehidupan seorang Presiden identik dengan kemewahan. Banyak Presiden di dunia tinggal di rumah mewah, kemana-mana naik limusin, punya banyak pengawal, fasilitas serba mewah, gaji banyak, dan bisnis keluarga yang dijalankan oleh anak dan istri.

Namun, tidak semua Presiden seperti itu. Di belahan dunia lain, terutama di Amerika Latin, muncul pemimpin-pemimpin yang tak beda jauh dengan kehidupan rakyatnya. Bagi mereka, menjadi Presiden adalah melayani rakyat.

Berikut nama-nama Presiden yang cukup sederhana di dunia:

1.    Fernando Lugo

Dia mendapat julukan “pastor kaum papa”. Maklum, sebelum menjadi kandidat Presiden, Fernando Lugo adalah pastor yang sangat getol membela kaum tertindas. “Bila ada hal yang paling menyakitkan saya, maka itu adalah ketidakadilan dan terutama sekali ketidakadilan sosial,” kata Lugo.

Begitu dilantik menjadi Presiden tahun 2008, Lugo langsung menyatakan tidak akan menerima gajinya sebagai Presiden sebesar 4000 USD per bulan. “Saya tidak membutuhkan gaji itu, yang sebetulnya hak kaum miskin,” katanya.

Selama menjadi Presiden, Lugo memilih tetap tinggal di rumahnya yang sederhana. Ia juga selalu berpakaian sangat sederhana: kemeja panjang atau lengan pendek.

Rikard Bagun dalam laporannya berkepala “Terperangah atas Asketisme Lugo” menulis, “Setiap tamu, termasuk kami bertiga dari Indonesia (saya, Budiman, dan Martin), ikut menikmati makanan harian Lugo berupa singkong rebus, nasi putih, daun kol cacah (salad), dan ikan. Jenis makanan sehari-hari rakyat biasa di Paraguay. Tidak ada yang istimewa.”

Rikard juga melihat, pada hari pertama di jabatannya, Lugo dan Hugo Chavez menyantap makanan rakyat Amerika Latin, seperti ubi kayu, jagung, dan pisang rebus. Sayang, 22 Juni 2012 lalu, Fernando Lugo dikudeta oleh sayap kanan melalui parlemen.

2.    Jose ‘Pepe’ Mujica

Jose Mujica adalah salah satu pemimpin Gerakan Pembebasan Nasional Tupamaro (MLN-T). Ia menghabiskan 14 tahun di penjara karena aktivitas gerilya melawan kediktatoran.

Ia memenangkan pemilu tahun 2009 dan resmi menduduki jabatan Presiden pada Maret 2010. Sejak menjadi Presiden Uruguay, Pepe Mujica memilih tinggal di rumahnya di pinggiran kota Montevideo. Di rumahnya itu tidak ada pelayan. Hampir semua pekerjaan rumahnya, seperti memasak, dikerjakan sendiri.

Selama menjadi Presiden, Pepe Mujica menyumbangkan 90 persen gajinya untuk menambah anggaran sosial negerinya. Pada tahun 2010, kekayaannya pribadinya tak lebih dari 1800 AS dollar atau sekitar Rp 18 Juta. Ia juga hanya menggunakan Volkswagen Beetle keluaran 1987 sebagai kendaraan pribadinya.

Hidup sederhana memang filosofi hidup politisi kiri ini. Ketika ia menjadi anggota parlemen, ia memang sudah sangat sederhana. Sampai-sampai  Petugas parkir gedung parlemen sangat kaget ketika melihat Mujica datang hanya mengendari motor vespa.

3.    Hugo Chavez

Hugo Chavez lahir dari keluarga kelas pekerja. Ia tumbuh dalam kehidupan yang sangat miskin bersama neneknya. Begitu terpilih sebagai Presiden tahun 1998, Chavez menggunakan kekuasannya untuk memberdayakan kaum miskin.

Dia juga adalah sosok Presiden yang sederhana. Seperti Fernando Lugo dan Jose Mujica, Chavez juga menyumbangkan sebagian besar gajinya untuk anggaran sosial. Chavez juga dikenal Presiden yang sangat merakyat. Ketika melakukan kunjungan, Ia hanya menggunakan jeep atau menumpangi truk.

Ketika hujan lebat mengguyur Venezuela, yang berakibat banjir hebat di mana-mana, Chavez membuka pintu istana Kepresidenan sebagai tempat penampungan. Baginya, Istana Kepresidenan adalah rumah rakyat.

Chavez adalah pembebas bagi rakyat Venezuela. Ia menggunakan kekuasaannya untuk merebut kembali kontrol terhadap sumber daya dan kemudian menggunakannya untuk memberantas kemiskinan, membebaskan rakyat dari buta huruf, menggratiskan pendidikan dan kesehatan, menciptakan toko sembako murah di seantero negeri, dan uan pensiun bagi lansia.

4.    Fidel Castro

Fidel Castro adalah salah satu pemimpin Revolusi Kuba tahun 1959. Sejak itu, Kuba bergerak menuju sosialisme. Tak heran, karena langkahnya yang berbeda dengan jalan imperialisme itu, Fidel Castro dan Kuba banyak didiskreditkan.

Yang sering terdengar, Fidel dianggap diktator dan hidup sangat mewah. Majalah Forbes, misalnya, menuding Fidel punya simpanan 900 juta USD di luar negeri. Berbekal tudingan palsu itu, media-media mainstream menempatkan Castro sebagai orang terkaya di dunia.

Pada kenyataannya, Castro hidup sangat sederhana. Ia tak punya limusin seperti Obama. Pada kenyataannya, hanya menerima gaji sebesar 900 peso (Peso Kuba tidak punya nilai di pasar internasional, tetapi nilai domestiknya setara kira-kira 36$ per bulan atau sekitar Rp 350 ribu). Di Indonesia, kita hampir tidak menemukan lagi ada buruh yang dibayar di bawah Rp 350 ribu per bulan. Tetapi Kuba membayar gaji Presidennya hanya Rp 350 ribu.

Fidel sendiri sudah membantah tudingan Forbes. Ia bahkan menantang Forebs, “Jika anda bisa membuktikan saya punya uang 1 dollar di luar negeri, saya akan mundur dari jabatan saya.”

Dalam wawancaranya dengan Ignacio Ramonet, seperti ditulis di buku “Fidel Castro: My Life”, sekalipun gajinya pas-pasan, ia mengaku tidak sekarat dalam kelaparan. Sudah begitu, gaji yang kecil itu harus dia sisipkan untuk menyetor iuran ke partai.

5.    Nelson Mandela

Siapa yang tak kenal Nelson Mandela? Dia merupakan pemimpin terkemuka pembebasan Afrika Selatan dari kolonialisme dan apartheid. Namanya begitu termasyhur di seluruh penjuru Afrika dan dunia.

Meski begitu, Mandela tetap merupakan sosok yang sederhana. Begitu menjadi Presiden tahun 1994, Mandela rutin memotong gajinya untuk disumbangkan bagi anggaran sosial. Malahan, kemudian, ia menyerahkan sepertiga gajinya untuk membantu anak-anak.

Rumahnya di Johannesburg maupun di desa asalnya, Qunu, terbilang sederhana dan tak ubahnya dengan rumah masyarakat umum.

Tahun 1994, ketika negerinya didera utang warisan rejim lama, Mandela menyerukan pejabat negerinya mengencangkan ikat pinggang. Namun, sebagai langkah awal, ia memulai dengan memotong gajinya sendiri dan gaji Wakil Presiden.

6.    Rafael Correa

Rafael Correa adalah ekonom bergelar  PhD jebolan University of Illinois, AS. Namun, sekalipun menimbah ilmu di AS, Correa justru sangat anti-neoliberal.

Pada saat Luis Alfredo Palacio, Correa menjadi salah satu menterinya. Saat itu Correa berani menentang proposal IMF dan Bank Dunia. Sayang, tindakannya tidak direstui Presiden Ekuador saat itu. Correa pun mundur dari jabatannya. Namun, sejak peristiwa itu, nama Correa makin populer dan dikagumi rakyat.

Correa sendiri terbilang pemimpin sederhana. Tanggal 6 April lalu, ketika APBN Ekuador diancam defisit, Correa mengeluarkan dekrit untuk membekukan pembayaran gaji pejabat tinggi selama dua tahun. Itu termasuk gaji Presiden, Wakil Presiden, Menteri, dan pejabat tinggi lainnya.

Tak hanya itu, ia juga memotong gajinya dari sekitar 8000 USD menjadi 4000 USD. Memang, gaji pejabat Ekuador termasuk tertinggi di kawasan Andean. Dengan pemotongan gaji itu, Correa menyelamatkan APBN tanpa memangkas subsidi sosial rakyatnya.

7.    Evo Morales

Evo Morales adalah Presiden pribumi pertama dalam sejarah Bolivia. Seperti kebanyakan pribumi Bolivia lainnya, Evo kecil sangat miskin dan menghabiskan masa kecilnya dengan menggembala domba. Karena tekanan kemiskinan itu pula, Evo tidak bisa menuntaskan pendidikannya.

Evo adalah seorang petani. Penderitaan yang dialami oleh petani membuat Evo tertarik bergabung dalam serikat petani koka. Pada tahun 1995, ia turut mendirikan partai gerakan sosial bernama Gerakan untuk Sosialisme (MAS).

Dalam pemilu 2005, Evo memenangkan pemilu Presiden. Ia resmi menempati jabatannya Januari 2006. Begitu ia menempati jabatannya, Evo mengumumkan pemotongan setengah gajinya untuk meningkatkan jumlah guru dan dokter.

“Kita membutuhkan 6000 guru baru dan membutuhkan uang 2.200 USD,” katanya. Ia juga menyerukan agar menterinya mengikuti langkahnya. “Bukan untuk Evo, tetapi untuk rakyat,” tambahnya.

Ketika Peru dilanda gempa bumi, pada tahun 2007, Evo juga mendonasikan separuh gajinya untuk korban gempa. Begitu pula ketika terjadi gempa di Haiti dan Chile, Evo juga memotong separuh gajinya dan gaji Wakil Presiden untuk disumbangkan ke rakyat Chile dan Haiti.

Selama menjadi Presiden, penampilan Evo tidak berubah. Ia lebih sering memakai pakaian sederhana, seperti jaket kulit atau sweater biasa. Ia juga tidak meninggalkan kebiasan kaum pribumi mengunyah daun koka.

8.    Ahmadinejad

Ahmadinejad, yang pernah menjadi Walikota Teheran, Ibukota Iran, resmi menjadi Presiden tahun 2005. Saat itu, ia diminta mengumumkan kekayaannya. Ternyata, kekayaannya hanya satu rumah sederhana seluas 175 meter persegi dan mobil Peugeot putih keluaran 1977.

Selain itu, ketika baru menempati jabatannya, ia meminta pembantunya menggulung karpet antik peninggalan Persia di istana negara dan menggantinya dengan karpet biasa. Ia menolak kursi V.I.P di pesawat Kepresidenan.

Ahmadinejad selalu berusaha menggambarkan dirinya tidak berjarak dengan rakyat kebanyakan. Beberapa fotonya beredar di dunia maya memperlihatkan Ia tertidur pulas di atas karpet biasa.

9.    Lula Da Silva

Lula Da Silva adalah Presiden Brazil yang berlatar-belakang aktivis buruh. Ia lahir dari keluarga yang sangat miskin. Lantaran itulah ia harus meninggalkan bangku Sekolah Dasar. Sejak usia 12 tahun, Lula kecil hidup di jalanan, jadi tukang semir sepatu dan menjual kacang.

Pada usia 14 tahun, Ia bekerja di pabrik pengolahan tembaga dan menempati posisi operator mesin bubut. Lima tahun kemudian, ketika ia bekerja di perusahaan otomotif, ia kehilangan jarinya karena kecelakaan kerja. Namun, kejadian itulah yang mendorong Lula mengorganisir kawan-kawannya sesama pekerja untuk membangun serikat dan memperjuangkan hak-haknya.

Di bawah kediktatoran, Lula tampil sebagai aktivis kiri penentang kediktatoran. Tahun 1971, Lula terpaksa menyaksikan Istrinya, Maria de Lourde, yang menderita penyakit hepatitis, meninggal karena ketiadaan uang untuk membeli obat. Tahun 1978, Ia menjadi Presiden Serikat Buruh Pabrik Baja. Ia juga terlibat dalam pendirian Partai Buruh (PT).

Tiga kali maju sebagai Calon Presiden, Lula akhirnya terpilih pada tahun 2002. Pertama kalinya dalam sejarah Brazil dipimpin oleh Presiden berhaluan kiri dan dari latar-belakang klas pekerja.

Begitu menjadi Presiden, Lula tidak mengubah kehidupannya. Ia tetap berpenampilan sederhana. William Gonçalves, seorang Professor di Universitas Negara Rio De Jeneiro, mengatakan, “Lula adalah rakyat. Ia mengerti perasaan mereka dan berbicara dengan bahasa mereka.”

Lula terpilih dua kali sebagai Presiden Brazil. Masa pemerintahannya dianggap sangat sukses. Tak heran, tingkat penerimaan rakyat terhadap pemerintahan Lula mencapai 80%.

Raymond Samuel
sumber : klik disini

Senin, 02 Juni 2014

BPS: Sektor Informal Denyut Nadi Ekonomi Aceh

DENYUT nadi ekonomi Aceh kembang kempis seiring lambannya realisasi Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA). Dari semua leading sektor, hanya pertanian, pertambangan, dan industri pengolahan mikro yang bisa menarik nafas lega. 

Pasalnya, ketiga sektor tersebut merupakan  pemasok kebutuhan dasar sekaligus penggerak perputaran uang sepanjang awal tahun ini. Namun derap sektor informil ini rentan mengalami pasang surut karena bergantung pada permintaan pasar.

Lambannya realisasi APBA sepanjang triwulan pertama ini dituding menjadi dalang dari mandegnya derap sektor informil. Hingga pekan ini, realisasi keuangan APBA sekira 15%. “Pertumbuhan ekonomi di Aceh bergantung pada 63,9% sektor informal dan 36,41 sektor formil. Pengangguran menurun karena terserap usaha padat karya berupa industri pengolahan skala kecil, namun keberadaannya rentan jika tidak ditopang secara struktural dengan menaikkan level skala industri,” papar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh, Hermanto kepada Serambi, Jumat (22/5).

Meskipun jumlah pengangguran berkurang, namun angka kemiskinan masih fluktuatif  atau naik turun. Maret lalu Aceh mengalami deflasi atau turunnya harga barang yaitu kelompok pangan dan sandang. Teredamnya harga pasar merupakan buah dari panen raya padi dan masih rendahnya permintaan pasar terhadap pakaian.

Kesuksesan pemerintah dalam mengendalikan inflasi serta meredanya suhu politik, menurut Hermanto, harus dimanfaatkan untuk mengembangkan potensi Aceh yang bisa menjadi darah baru bagi perekonomian yaitu konsep wisata islami. Sektor pariwisata yang menjual paket Syariat Islam sebagai komoditi utama mampu menjadi jantung yang menggerakkan sektor lain seperti transportasi, penginapan, hingga industri padat karya berupa sovenir.

“Untuk kebutuhan jangka pendek pemerintah bisa memanfaatkan SDM lokal, namun untuk jangka panjang dan sekiranya membutuhkan investor luar maka tidak ada salahnya ‘menjemput bola’. Investasi memang membutuhkan modal, namun yang penting cost yang dikeluarkan sesuai dengan hasil yang diharapkan,” ulas Hermanto.

Lebih lanjut ia menjelaskan, pencetak pengangguran terbesar di Aceh adalah lulusan SLTP/SLTA yang mencapai 11,06%, sebaliknya lulusan SMK yang notabenenya mempunyai keahlian khusus hanya 2,7% yang tidak terserap lapangan kerja. Kendala SDM tersebut, menurut Hermanto, membuat langkah pemerintah dalam menggaet investor asing sah-sah saja dilakukan sepanjang hal itu tidak berhenti di penandatanganan MoU melainkan sampai pada realisasinya. 



Proyek jangka panjang yang baru akan membuahkan hasil minimal 2-3 tahun tersebut, kata Hermanto, harus betul betul dikawal dengan melibatkan SKPA terkait seperti Dinas Perindustrian dan Perdagangan, Dinas Pertanian, ataupun Dinas Perhubungan.

“Hal itu guna memberi rasa aman bagi investor asing yang masuk akan kelangsungan usahanya. Selain konsep wisata Islami, Aceh sebenarnya memiliki banyak potensi baik di sektor pertanian, pertambangan, maupun kelautan yang tidak hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan lokal namun juga bisa untuk diekspor. Aceh malah masuk dalam 10 provinsi ketahanan pangan Nasional,” terang Hermanto.

Dikatakan, usaha padat karya perlu digenjot untuk menurunkan laju pengangguran maupun populasi kemiskinan. Hal ini bisa dilakukan dengan memastikan semua produk yang dijual sudah dalam bentuk komoditas barang jadi dan bukannya bahan mentah, sehingga terjadi perputaran uang di daerah.(*)

sumber : http://aceh.tribunnews.com/2014/05/30/bps-sektor-informal-denyut-nadi-ekonomi-aceh

Manfaat Minum Air Putih

Cairan tubuh yang baik, terbukti mencegah terbentuknya batu saluran kemih (Level of Evidende IB) dan infeksi saluran kemih (Level of Evidence IIB). Berbagai faktor yang menyebabkan terbentuknya batu saluran kemih, antara lain konsentasi urin yang tinggi, konsentrasi kalsium maupun oksalat yang tinggi di dalam urin, pH urin yang rendah (untuk batu asam urat), hingga menurunnya asupan cairan dan mengkonsumsi makanan rendah phytate, yang dapat ditemukan di nasi, gandum, dan produk kacang-kacangan. Selain itu, kondisi medis seperti hiperparatiroid primer, gout, obesitas, dan diabetes mellitus juga merupakan faktor risiko.

Didalam penelitian epidemiologi mengenai asupan air dan batu saluran kemih, dilaporkan eksresi urin minimal sebanyak 2 liter per hari untuk dapat mencegah pengulangan maupun timbulnya batu di dalam saluran kemih. Dalam keadaan suhu lingkungan dan aktivitas fisik yang normal, biasanya diperlukan asupan air sebanyak 2-3 liter per hari untuk mendapatkan eksresi urin sebanyak 2 liter. Sama halnya di dalam usaha untuk memberikan pengobatan pada pasien dengan batu saluran kemih, obat-obat yang diberikan seperti misalnya potasium sitrat untuk menaikkan pH urin tidak akan dapat bekerja dengan baik, apabila asupan air kurang. Jadi, tetap diperlukan asupan air yang cukup untuk dapat membuat urin sebanyak 2 liter agar obat dapat bekerja dengan baik.

Jenis minuman juga berpengaruh terhadap timbulnya batu. Minum minuman seperti kopi, teh dan anggur dapat mengurangi risiko terbentuknya batu, bahkan jus jeruk secara spesifik disebutkan dapat mencegah terbentuknya batu kalsium oksalat, asam urat, dan sistem. Sebaliknya, risiko terbantuknya batu akan meningkat dengan mengkonsumsi jus apel dan minuman bersoda serta bir. Dengan demikian, konsumsi air mineral merupakan pilihan yang aman dan baik, dan kandungan bikarbonat di dalam air mineral berguna di dalam penanganan batu asam urat dan sistin, namun dikontraindikasikan untuk batu struvit. Apabila komposisi batu tidak diketahui, minuman yang sebaiknya dikonsumsi adalah air mineral dengan kandungan garam mineral dan bikarbonat yang rendah.

Dalam kaitannya, dengan infeksi saluran kemih dan aliran urin yang rendah akan meningkatkan pertumbuhan bakteri di saluran kemih atas maupun bawah. Tidak hanya itu, frekuensi berkemih yang rendah juga turut meningkatkan pertum menahan dorongan berkemih. Namun, dengan konsumsi air yang banyak dapat mencegah terjadinya infeksi saluran kemih. Sehubungan dengan diperlukannya asupan air sebanyak 3-5 liter per hari untuk mendapatkan jumlah ekskresi urin sebesar 2 liter, bagaimana dengan kelompok usia lanjut? Kelompok usia lanjut sangat rentan terhadap asupan air yang tinggi dikarenakan mudah terjadi hiponatremia. Asupan air untuk kelompok usia lanjut yang optimal adalah 1 liter per hari, dan tidak melebihi 1,5 liter. Dengan demikian, perilaku mengkonsumsi air sebanyak 3-5 liter per hari dan tidak menahan diri untuk berkemih sangat dianjurkan untuk mencegah terjadinya batu dan infeksi saluran kemih, dengan catatan pada kelompok usia lanjut asupan air dibatasi untuk tidak melebihi 1,5 liter per hari. (L)

sumber: klik disini

Tak Selamanya Ikan Tuna Berada di Laut

Potongan-potongan cumi dan ikan layang bercampur dengan vitamin C dan vitamin E itu tiba-tiba lenyap diperebutkan puluhan ikan tuna sirip kuning yang terkenal tangkas dan gesit di laut.


Ikan-ikan tuna dengan nama latin Thunnus Albacares berusia beberapa bulan berukuran 2-3 kg itu kini tak lagi tinggal di laut, tapi menghuni kolam beton milik Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Budi Daya Laut, Kementerian Kelautan dan Perikanan di Dusun Gondol, Kabupaten Buleleng, Bali.

Jika di habitat aslinya mereka menangkap sendiri ikan kesukaannya, di kolam ini mereka harus diberi makan, tapi cukup sekali setiap hari, agar pertumbuhan bobotnya tak lebih cepat dibanding di laut di mana mereka aktif bergerak.

Mereka pun tumbuh minimal 50 gram per hari, dan kalau bobotnya sudah bertambah lebih dari 3 kg, ikan jenis pelagis, penghuni lapisan atas samudra itu akan dipindahkan dari bak aklimasi ke bak beton lainnya yang disebut bak induk berdiameter 18 meter dan kedalaman enam meter.

Bak ini dilengkapi dengan peralatan suplai air seperti pompa, saringan, tandon air, pipa saluran air, dan biofilter untuk menjaga sirkulasi dan kualitas air laut yang ada dalam bak seperti layaknya lautan, serta "ring blower" untuk menambah suplai oksigen.

Di bak induk ini, tuna-tuna ini cepat tumbuh, hanya dalam dua tahun bobotnya sudah lebih dari 10 kg, dan jika sudah di atas lima tahun bisa tumbuh 3 kg per bulan, bahkan di kolam ini pernah ada tuna yang beratnya sampai 125 kg dengan panjang 1,5 meter.

Menurut Penanggung jawab Kegiatan Pemeliharaan Tuna di KKP Gondol, Jhon Hutapea, antara jantan dan betina baru bisa diketahui setelah tuna-tuna itu semakin besar dan mendekati masa memijah setelah setahun pemeliharaan di bak induk.

"Kalau ikan jantan dan betina beriringan diketahuilah meraka akan memijah, telur-telur pun melayang dan terbuahi oleh sperma-sperma. Telur yang dibuahi berwarna transparan akan naik ke permukaan, sedang yang tak terbuahi dan berkualitas buruk akan turun," katanya.

Telur-telur yang terbuahi itu, ujar dia, kemudian mengalir bersama air di permukaan ke saluran menuju ke laut melalui saringan berukuran 400 mikron dan masuk ke bak pemanenan telur.

Telur dapat dipanen dua jam setelah memijah dan selanjutnya diinkubasi dalam bak fiberglass 500 liter, untuk selanjutnya menetas setelah 24 jam inkubasi dengan bentuk larva hampir mirip dengan larva ikan laut pada umumnya.

"Setelah 17-19 jam menetas, larva ini akan dipelihara di laboratorium selama 60 hari hingga ukurannya mencapai 2-3 cm, dilanjutkan pendederan hingga 2-3 bulan dan berukuran rata-rata 15 cm. Setelah itu baru bisa dipindahkan ke kolam pembesaran atau dilepas ke laut," katanya.

Disebutkannya, ada beberapa jenis tuna yang bisa dijumpai di perairan Indonesia, yaitu tuna sirip biru (bluefin), tuna mata besar (big-eye) dan tuna sirip panjang (albacore), namun yang terbanyak adalah tuna sirip kuning (yellowfin) yang merupakan ikan tuna tropis (63 persen dari hasil tangkapan).

Populasi Turun

Menurut Kepala Balai Besar Litbang Budidaya Laut, KKP, Dr Rudhy Gustiano, pemerintah saat ini sedang menggalakkan penerapan kebijakan budi daya ikan tuna menyusul indikasi penuruan populasinya di alam.

Saat ini, ujarnya, hasil tangkapan tuna di laut makin sedikit dengan bobot makin kecil, sehingga daerah penangkapan tuna juga semakin jauh dan biaya penangkapannya menjadi terlalu besar bagi nelayan.

"Telah terjadi penurunan populasi tuna di alam, padahal perikanan tuna merupakan sumber daya penting bagi Indonesia," ujarnya.

Di ASEAN, Indonesia menempati urutan kedua setelah Thailand sebagai produsen ikan tuna, di mana ekspor tuna Indonesia pada 2011 mencapai 141.774 ton dengan nilai 499 juta dolar AS dan terus meningkat pada 2012, dengan Jepang merupakan pasar terbesar.

Harga tuna di pasaran juga cukup tinggi, mencapai rata-rata 5,3 dolar AS per kg (Bali) pada 2012, karena itu, ujarnya, perlu ada jaminan keberlanjutan pasokan benih tuna agar tidak bergantung benih dari alam.

Ia mengatakan, berhubung populasi tuna dunia semakin turun sejak dekade terakhir dan karena Indonesia adalah eksportir penting tuna ke Jepang, Overseas Fishery Cooperation Foundation (OFCF) Jepang pun sempat merintis kerja sama riset pembenihan tuna sirip kuning dengan KKP pada 2001-2005.

"Meski proyek telah selesai, riset tuna sirip kuning tetap berjalan dan pada 2008-2010 KKP kembali bekerja sama dengan ACIAR (Australian Centre for International Agricultural Research) terkait tuna. Kini kami kembali menggalakkan budi daya ini dengan dana sendiri," kata Rudhy.

Dari hasil riset bersama Jepang, diketahui memindahkan tuna ke bak beton, membuat kematian tuna sangat tinggi, mencapai 20 persen dari populasi berhubung tuna merupakan ikan pengelana lautan lepas yang sangat aktif bergerak.

"Kami sudah buatkan karet pelindung di sepanjang dinding bak, tapi tuna-tuna yang berenang cepat tak sengaja menabrak tembok beton tak bisa terhindarkan, misalnya ketika mereka kawin. Angka kematian ini diharapkan jauh menurun dengan memindahkannya ke kolam jaring apung," tambah Jhon.

Balai Besar, ujarnya, pada 2013 telah menyiapkan lima unit Keramba Jaring Apung (KJA), yakni satu unit berdiameter 48,8 meter dengan kedalaman jaringnya 9 meter untuk pemeliharaan induk, dan empat unit lagi berdiameter 48,8 meter dengan kedalaman 12 meter untuk penggemukan tuna.

Di KJA yang jaraknya 300-500 meter dari bibir pantai ini, tambah Jhon, tuna yang dibudidaya bisa mencapai 7.000 ekor per unit, meski saat ini baru dipakai satu unit untuk pemeliharaan induk sebanyak 114 ekor dengan berat rata-rata 10 kg, hasil tangkapan nelayan sekitar.

Dengan keramba berbentuk lingkaran terbuat dari bahan polimer ramah lingkungan High-density polyethylene (HDPE) senilai Rp2,5 miliar per unit, lanjut dia, tingkat kematian tuna diharapkan jarang terjadi berhubung dinding beton telah berganti jaring tambang.

Selain itu pembenihan tuna diharapkan juga menjadi lebih hemat dibandingkan dengan menggunakan bak beton, ujarnya.

"Tidak diperlukan lagi pompa dan peralatan lainnya serta biaya perawatan rutin dan listrik yang besar untuk menjadikan kolam bisa seperti kondisi di lautan. Ini karena keramba jaring apung sudah berada di laut, habitat tuna," katanya.

Sedangkan komponen lain yang berbiaya besar dari riset pembenihan tuna namun tak dapat dihilangkan adalah pakan yang mencapai 10-20 persen dari bobot badan, berhubung tuna termasuk ikan yang rakus.

"Di pantai Gondol ini kami juga melengkapi dengan rumpon untuk mendapat ikan-ikan kecil pakan kesukaan tuna," tambahnya.

Rudhy Gustiano menargetkan, pada 2017 Balai Besar Litbang Budi Daya Laut KKP ini telah mampu menjadi penyedia benih tuna yang semakin langka di alam (restocking) serta menjadi pusat pembesaran tuna untuk industri perikanan. (Dewlest)

sumber: klik disni

Karya Inovatif dari Pelajar SumSel raih Juara di Amerika Serikat

Dua siswi SMA Negeri 2 Sekayu, Sumatera Selatan, Muhtaza Aziziya Syafiq dan Anjani Rahma, meraih dua penghargaan di gelaran Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) 2014 di Los Angeles, AS, pada 11-16 Mei 2014. Mereka melakukan penelitian dan pengembangan kulkas tanpa listrik dan tanpa freon.

Melalui karya ilmiah berjudul “Green Refrigerant Box“, Muhtaza dan Anjani sukses meraih penghargaan Development Focus Award dan hadiah senilai 10.000 dollar AS dari U.S. Agency for International Development (USAID). Mereka juga meraih Penghargaan Ketiga senilai 1.000 dollar AS di kategori Engineering: Materials & Bioengineering.

Karya ilmiah kulkas tanpa listrik dan freon ini fokus pada pemanfaatan kayu Gelam sebagai solusi alternatif untuk pendingin buah dan sayur.

Dengan teknologi yang dikembangkan Muhtaza dan Anjani, suhu awal 28 derajat Celcius di kulkas tanpa listrik dan freon ini mampu turun menjadi 5,5 derajat celcius dalam waktu 2 jam 20 menit.

Ide mengembangkan teknologi tersebut didasari atas potensi sumber daya alam buah-buahan dan sayur-sayuran di Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan. Namun, daerah itu memiliki masalah yang berkaitan dengan listrik.

Intel selaku pihak yang membawa teknologi Muhtaza dan Anjani ke Intel ISEF 2014, percaya bahwa generasi muda adalah kunci untuk mengembangkan inovasi. Muhtaza dan Anjani diharapkan bisa menjadi inspirasi siswa lain untuk terlibat dalam ilmu pengetahuan, teknologi, teknik dan matematika, sebagai dasar untuk kreativitas

“Dunia membutuhkan lebih banyak ilmuwan, kreator dan pengusaha untuk menciptakan lapangan pekerjaan, mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengatasi tantangan global,” kata Director Public Affairs Intel Indonesia, Deva Rachman.

Intel ISEF tahun ini diikuti oleh lebih dari 1.700 ilmuwan muda yang dipilih dari 435 kompetisi di lebih dari 70 negara di seluruh dunia.

Selain pemenang utama, lebih dari 500 finalis menerima penghargaan dan hadiah untuk penelitian inovatif mereka, termasuk 17 pemenang Best of Category, yang masing-masing menerima hadiah sebesar 5.000 dollar AS. Intel Foundation juga memberikan hibah senilai 1.000 dollar AS untuk masing-masing sekolah dari pemenang dan kompetisi lokal yang mereka wakili.

Selain itu, Intel Foundation juga memilih sejumlah siswa yang mendapatkan penghargaan, untuk menghadiri kompetisi sains selama 11 hari di Tiongkok. Mereka berkesempatan berbicara dengan para peneliti Intel di Shanghai, dan mengunjungi Pusat Penelitian Panda di Chengdu. (majalahinovasi.com/ humasristek)

sumber : klik disini

Pelajar Indonesia Di Luar Negeri Jembatan Antara Indoonesia dan Dunia

Di era globalisasi seperti sekarang ini, pendidikan telah mencapai era baru dimana  transfer ilmu dan pengetahuan telah menembus batas-batas negara dan juga jarak dengan dinamika yang sangat berbeda dengan zaman pra-globalisasi. Salah satu bentuk dari transfer pengetahuan lintas negara ini adalah dalam bentuk pelajar Internasional, dalam artian para pelajar (umumnya mahasiswa) yang menuntut ilmu pengetahuan dan mengejar gelar akademis di negara luar yang bukan negara asalnya. Hal ini sendiri relatif tidak baru karena sudah banyak kaum terpelajar Indonesia yang menuntut ilmu di luar negeri di masa pra-kemerdekaan Indonesia sebelumnya. China dan Jepang sendiri saat di awal abad 20 sudah banyak mengirimkan pelajar ke negara-negara Eropa dan Amerika Serikat untuk menuntut ilmu yang nantinya akan berguna untuk kemajuan negara mereka. Dari sejarah dapat kita lihat bahwa kemajuan negara Jepang yang kita saksikan saat ini juga merupakan buah dari transfer ilmu dari negara barat ke Jepang, bahkan sekarang transfer pengetahuan tersebut sudah berubah menjadi transfer dua arah.  Perlu dicatat bahwa transfer ilmu tersebut bukan hanya oleh pelajar yang dikirimkan ke barat tetapi juga melalui kerjasama industri dan berbagai hal lainnya.

Seiring dengan perkembangan teknologi, dinamika dan cara pikir mahasiswa internasional pun juga telah berubah jika dibandingkan dengan saat awal abad 20. Teknologi internet telah mempermudah saya untuk mengakses jurnal ilmiah dan berkomunikasi dengan ilmuwan lain di luar Indonesia. Teknologi transportasi terbaru telah mempermudah adanya konferensi ilmiah internasional ataupun memudahkan mahasiswa untuk berpindah-pindah negara dan mencari pengalaman baru. Tujuan mahasiswa untuk belajar di luar negeri pun juga makin beragam, mendapatkan pengalaman dan wawasan internasional hanyalah satu dari sekian tujuan tersebut, ada juga yang untuk jalan-jalan  atau mendapatkan gelar luar negeri untuk gengsi dan sebagai amunisi tambahan ke calon mertua. Tetapi satu hal yang mungkin tidak akan pernah berubah adalah, secara umum, para kaum terpelajar tersebut akan tetap memberikan kontribusinya untuk dunia, ikut menjadi motor pergerakan dunia,  dan memajukan peradaban umat manusia. Saya beri contoh di bidang saya sendiri :  kemajuan teknologi peroketan Amerika dan Cina dimotori oleh seorang ilmuwan Cina, Qian Xuesen, yang mempelajari ilmu pasti di Amerika dan kemudian turut membangun teknologi luar angkasa di Amerika sebelum kembali ke Cina untuk melakukan hal yang sama di negaranya. Efek dari kemajuan teknologi luar angkasa ini dapat anda rasakan sekarang saat memakai sistem navigasi Global Positioning System (GPS), memantau data penyebaran abu vulkanik erupsi gunung berapi, mitigasi bencana, ataupun kegunaan lainnya.  Hanya saja masalah tidak akan pernah selesai, saat saya sebutkan kemajuan peradaban umat manusia, sebenarnya saat ini hanya segelintir kecil umat manusia yang dapat menikmati kemajuan tersebut; pekerjaan  masih banyak. Akan  selalu ada ruang untuk memberikan kontribusi kepada dunia dan kaum terpelajar berada di garis terdepan untuk itu. Dengan jumlah pelajar Indonesia di luar negeri yang semakin meningkat, sudah sewajarnya Indonesia juga dapat terus memberikan kontribusi ke dunia melalui medium yang berupa kaum-kaum terpelajar.  Saya akan sering menggunakan kata mahasiswa karena mayoritas pelajar Indonesia di luar negeri adalah pelajar tingkat sarjana atau lebih tinggi.

Mahasiswa Indonesia di luar negeri sering sekali menjadi harapan masyarakat di Indonesia untuk kembali membangun negara jika mereka sudah menyelesaikan masa studinya nanti. Dengan berbekal ilmu, pengalaman, dan wawasan yang mereka dapat di luar negeri, keberadaan mereka juga sangat diperlukan untuk mempercepat pembangunan Indonesia. Hal tersebut benar, karena tidak semua bekal penting yang diperlukan untuk membangun negeri bisa kita dapatkan di dalam negeri. Sampai saat ini mayoritas sudut pandang melihat dari apa yang dapat diberikan pelajar tersebut untuk Indonesia saja. Akan tetapi ada satu sudut pandang yang sampai saat ini sering terlewatkan: yaitu apa yang dapat diberikan mahasiswa Indonesia untuk dunia? Sebelum saya mencoba membahas lebih lanjut tentang sudut pandang ini, saya ingin memberikan contoh dari China dan India. Berdasarkan data dari The Institute of International Education tahun 2011-2012, mahasiswa India dan China menyumbang porsi besar dari total populasi mahasiswa internasional di Amerika Serikat dengan persentase masing-masing sebesar 25.4% dan 13.1%. Tidak hanya itu saja, banyak dari pelajar-pelajar ini yang kemudian menjadi ilmuwan, pengusaha, atau bahkan juga menjadi pengambil kebijakan di Amerika Serikat. Defense Advanced Research Projects Agency (DARPA) yang terkenal dengan robot-robot canggihnya dikepalai oleh Arati Prabhakar, seorang imigran dari India yang mendapatkan gelar PhD-nya di Amerika Serikat. Efek dari kaum terpelajar ini juga dapat dirasakan oleh negara mereka sendiri, pembangunan ekonomi China tidak lepas dari sumbangan diaspora mereka yang bahkan sudah beratus-ratus tahun lamanya. Saya pernah dengar ungkapan bahwa pemerintah China tidak pernah menuntut semua diasporanya untuk kembali ke China, mereka percaya bahwa buah dari pengalaman diaspora China di luar negeri akan memberikan nilai lebih dan manfaat tersendiri untuk China nantinya. Saat ini saya sedang membaca buku “China Airborne” yang membahas tentang perkembangan bisnis aviasi dan teknologi perkembangan di China. Dalam buku ini disebutkan bahwa kaum China yang mendapatkan pendidikannya di luar negeri dan dibekali kemampuan bilingual (Mandarin + Inggris) bahkan trilingual merupakan salah satu aset terpenting negara China, dimanapun mereka berada.

Tentu saja Indonesia juga tidak kalah, Indonesia memiliki Sehat Sutardja yang menjadi pendiri Marvell Technology sebagai perusahaan besar di bidang semikonduktor, dan juga masih banyak lagi contoh lainnya. Dari apa yang saya diskusikan dengan kolega-kolega saya, peran penting yang seharusnya dimiliki mahasiswa Indonesia di luar negeri inilah yang sering dilewatkan. Selain berkontribusi untuk Indonesia, mereka juga memiliki peran besar dan penting untuk turut membangun dunia. Walaupun peran ini tentunya juga dimiliki oleh kaum terpelajar di Indonesia, mahasiswa Indonesia yang sedang berada di luar negeri memiliki nilai plus dengan keberadaan mereka secara fisik di luar negeri. Lalu yang menjadi pertanyaan adalah: kontribusi seperti apa yang bisa pelajar Indonesia di luar negeri berikan untuk di dunia? Mahasiswa-mahasiswa tersebut bukan saja hanya sebagai duta Indonesia untuk mengenalkan Indonesia ke luar negeri. Hal tersebut penting tetapi duta Indonesia bukan hanya berarti menjadi duta budaya Indonesia, duta Indonesia artinya juga duta Indonesia untuk dunia, sebagai medium untuk Indonesia memberikan sumbangsihnya ke dunia. Contoh mudahnya adalah hasil penellitian mahasiswa master atau doktor yang dilakukan mahasiswa Indonesia di luar negeri merupakan bentuk sumbangan dari Indonesia untuk dunia. Tetapi hal tersebut hanyalah sebagian kecil dari keseluruhan contoh yang ada, percaya atau tidak, sikap kita saat berhadapan dengan orang luar juga bisa menjadi perwujudan kecil dari sumbangsih tersebut. Saat kita berdiskusi dengan kolega dari negara luar kemudian kita menyumbangkan ide yang berguna, itu juga merupakan sumbangsih dari Indonesia untuk dunia. Jika kita berperilaku dan bertutur kata baik saat berhadapan dengan orang dari negara lain, itu juga merupakan bentuk dari sumbangan kita untuk dunia. Bayangkan jika anda sedang berdiskusi dengan orang dari negara X di suatu kelas kemudian orang tersebut selalu memotong pembicaraan orang lain ketika sedang berdiskusi, yang lazim timbul di pikiran kita adalah “orang-orang negara X perilakunya tidak sopan ya”. Walaupun belum tentu semua orang dari negara  X seperti itu tapi acapkali kita melakukan generalisasi suatu stereotipe dari suatu bangsa padahal saat itu kita hanya melihat satu sampel. Sadarkah jika itu juga berlaku untuk anda ketika anda sedang berada di negeri orang? Orang luar bisa menganggap bangsa Indonesia adalah bangsa yang malas ketika melihat kita malas-malasan kuliah dan hanya tidur di kelas, akan lain halnya jika kita berperilaku yang bertentangan dengan sikap yang dipandang negatif barusan. Mungkin saja orang luar akan melihat dan berkata “wah, orang Indonesia rajin-rajin sekali, saya tidak boleh kalah dengan mereka”. Di sini lah mengapa saya memandang keberadaan mahasiswa Indonesia di luar negeri secara fisik penting, karena tindakan dan perilaku kita dapat langsung dilihat oleh orang luar. Bahkan bukan hanya mahasiswa, saya pikir setiap orang Indonesia yang berada di luar negeri memiliki tanggung jawab yang sama, bahkan ketika saat itu anda hanya menjadi turis sekalipun.

Selain sikap, tentunya bentuk kontribusi mahasiswa Indonesia yang lebih nyata (dalam artian lebih terlihat oleh dunia) adalah sumbangan kita yang berupa ide, pemikiran, hasil penelitian, prototipe, atau produk teknologi. Penting memang ketika kita berpikir untuk kemajuan Indonesia, tetapi saya pikir peran utama dari pelajar Indonesia di  luar negeri adalah dengan secara langsung menunjukkan apa yang Indonesia bisa lakukan di mata dunia dan juga memberikan sumbangsih untuk dunia. Ingat bahwa peran ini juga dimiliki oleh mahasiswa Indonesia di dalam negeri, oleh karena itu lah pertukaran pelajar Indonesia dengan negara lain atau mengirimkan mahasiswa dalam negeri untuk kejuaraan di luar negeri sangatlah penting. Saya sendiri bangga ketika melihat mahasiswa Indonesia dari sekolah/universitas dalam negeri dapat meraih prestasi berupa penghargaan atau menjadi juara di luar negeri. Melihat ilmuwan atau pengusaha Indonesia yang sukses di luar negeri tentunya juga hal yang sangat membanggakan. Hal ini menunjukkan bahwa orang Indonesia juga dapat bersaing di kancah internasional dan secara langsung maupun tidak langsung juga mengharumkan nama Indonesia. Untuk mahasiswa Indonesia yang sedang menuntut ilmu di luar negeri, disinilah anda juga mendapatkan peran untuk menunjukkan apa yang orang Indonesia dapat lakukan. Jika kita belajar dari diaspora China dan India yang sudah mengisi berbagai posisi penting di negara seperti Amerika Serikat (terutama dalam bidang ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi), saya pikir Indonesia juga dapat melakukan hal yang sama dengan  bonus demografi yang Indonesia miliki. Walaupun saya memberikan contoh dalam bidang teknologi, pada hakikatnya semua bidang pengetahuan memiliki peran yang sama, Muhammad Yunus dari Bangladesh (peraih nobel perdamaian 2006) adalah satu dari sekian contoh yang ada.

Idealnya menurut saya, dari semua populasi mahasiswa Indonesia yang ada di luar negeri sekitar 50% dari mahasiswa tersebut nantinya perlu kembali ke Indonesia untuk membangun Indonesia dan juga dunia dari dalam dimana 50% sisanya melakukan hal yang sama dari luar negeri. Kesamaannya adalah dimanapun mereka berada, mereka dapat memberikan manfaat dan kontribusinya ke Indonesia dan dunia dengan caranya masing-masing. Dr. Warsito dapat dijadikan contoh dimana beliau membawa teknologi Tomografi yang ia kembangkan di luar negeri untuk dikembangkan lebih lanjut di Indonesia, manfaat dari penelitian beliau dapat dirasakan Indonesia dan juga dunia. Saya juga memiliki kenalan professor Indonesia di universitas di Australia yang tidak segan untuk membimbing mahasiswa Indonesia di universitas dalam negeri lewat komunikasi jarak jauh. Ada juga professor Indonesia di universitas Korea dan juga di Jepang yang sampai sekarang tetap aktif menjalin hubungan dengan universitas dalam negeri dan juga rajin bertemu dengan mahasiswa Indonesia yang ada di Korea. Saat saya menjadi mahasiswa sarjana dan master di Bandung, saya sering berkomunikasi dengan alumni laboratorium saya yang sedang kuliah di luar negeri agar saya tetap dapat memantau perkembangan terbaru yang ada di ilmu saya mengingat saya memiliki keterbatasan untuk mengakses jurnal ilmiah saat itu. Manfaat dari hal tersebut dapat kita rasakan sendiri dimana orang Indonesia tersebut menjadi penghubung antara Indonesia dan dunia internasional. Koneksi yang dijalin dengan kolega kerja di luar negeri juga merupakan hal yang penting, dengan cara ini anda akan menjadi jembatan antara Indonesia dan dunia internasional untuk terus menerus membawa Indonesia ke dunia dan juga membawa Indonesia ke dunia. Jalin hubungan baik dengan kolega-kolega internasional anda sekarang karena di masa depan anda mungkin tidak menyangka bahwa mereka akan menjadi orang berpengaruh dan terkenal di bidangnya. Saya sendiri berpikir untuk nantinya terus menjalin hubungan dengan professor dan kolega internasional yang saya kenal, saya ingin menunjukkan ke mereka bahwa Indonesia juga bisa melakukan sesuatu untuk dunia. Hal ini tentunya juga sudah dilakukan oleh beberapa ilmuwan Indonesia yang kembali ke dalam negeri, professor Sri Widiyantoro dari Fakultas Teknologi Pertambangan dan Perminyakan (FTTM) Institut Teknologi Bandung memiliki 3005 sitasi (sumber: google scholar) dan hingga saat artikel ini ditulis beliau aktif menjadi anggota dari berbagai organisasi ilmiah internasional. Jika saya menyebutkan satu persatu jumlahnya akan banyak sekali, tetapi contoh-contoh barusan setidaknya bisa memberikan bayangan mengenai orang-orang Indonesia seperti apa yang menjadi motor pergerakan dunia tetapi juga memberikan manfaat ke tanah airnya sendiri.  Mereka yang masih menuntut ilmu di perguruan tinggi sekarang tentunya merupakan potensi yang lebih besar lagi mengingat jumlah mahasiswa Indonesia di luar negeri terus bertambah dari waktu ke waktu.

Akhir kata, saya pikir kita harus mulai menggeser paradigma bahwa membangun Indonesia harus dilakukan di dalam negeri. Kita perlu memandang mahasiswa Indonesia yang berada di luar negeri sebagai agen Indonesia untuk membangun dunia dan juga Indonesia di saat yang bersamaan. Indonesia memiliki jalinan diaspora yang besar jika dibandingkan dengan negara lainnya, mahasiswanya pun juga memiliki jaringan besar bernama Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Dunia. Menurut saya adanya jaringan ini merupakan suatu langkah besar bagi Indonesia untuk memantapkan jejak kakinya di kancah persaingan internasional. Dimanapun anda berada sekarang, di Amerika Serikat, Inggris, Jerman, Prancis, Arab, Jepang, Korea, Tunisia, ataupun negara-negara lainnya, anda memiliki peran besar untuk turut membangun dunia. Dunia menanti anda, dia meminta anda untuk turut membangun dirinya ke arah yang lebih baik.

 Pramudita Satria Palar

Mahasiswa doktoral bidang Aeronautika dan Astronautika

Universitas Tokyo, Jepang 

16 Februari 2014

sumber; klik disni

Kata Aman Masih Elitis

BERDASARKAN data Badan Pusat Statistik (BPS), pada 2012 jumlah pengangguran di Aceh mencapai 9,10%, namun pada 2013 justru naik, menjadi 10,30%. Begitu juga dengan tingkat kemiskinan. Pada 2012, tingkat kemiskinan mencapai 19,46%, tetapi pada 2013 hanya turun sekira 2%, menjadi 17,72%. Memang pada Februari 2014 jumlah pengangguran mencapai 147 ribu orang, lebih kecil 30.000 orang dibandingkan keadaan Februari 2013 yang mencapai 177 ribu orang. Namun, penurunannya tetap belum sebanding dengan banyaknya uang yang dibelanjakan.

Pengamat ekonomi dari Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) Rustam Effendi M.Econ mengatakan, setidaknya ada dua fungsi APBA, yakni fungsi alokasi dan fungsi distribusi. “Anggaran pembangunan harus didistribusikan secara adil, sehingga semua pihak mendapatkan kesempatan dan manfaat yang sama,” kata ekonom senior ini.

Rustam menyebut beberapa strategi untuk menciptakan lapangan kerja, antara lain mendirikan industri pengolahan. Sayangnya, Pemerintah Aceh belum tertarik dengan sektor ini. “Kalau kita lihat data BPS, industri pengolahan tumbuh -5,47% di Semester I tahun ini. Padahal, industri ini sangat potensial menyerap tenaga kerja,” kata alumnus Universiti Kebangsaan Malaysia ini.

Rustam yang pernah 12 tahun menjadi staf ahli  di Bappeda Aceh  ini menyebutkan, sektor yang juga harus mendapatkan perhatian pemerintah Aceh adalah pertanian. Soalnya, kata Rustam yang mengutip data BPS, 47 persen warga Aceh bekerja di sektor pertanian. Kontribusi sektor pertanian untuk GDP pun mencapai 30 persen.

Masalahnya, kata Rustam, pemerintah Aceh tidak menjadikan data-data BPS semacam ini sebagai tolok ukur dalam membuat kebijakan. “Selama ini banyak anggaran yang dialokasikan, tidak menjawab persoalan riil masyarakat. Karena proyek-proyek itu dibuat berdasarkan proposal yang masuk, bukan berdasarkan kebutuhan di lapangan,” katanya.

Yang tumbuh sekarang justru lapangan kerja non-basis, seperti bangunan. Akan  tetapi, untuk sektor ini pun lebih banyak menyerap tenaga kerja dari luar Aceh. “Mulai atap, keramik, hingga besi untuk pondasi di dalam tanah berasal dari Medan. Yang kita punya cuma kerikil, pasir, batu-bata. Yang lain semua dari luar Aceh, bahkan sebagian tenaga kerjanya, sehingga yang sudah masuk pun mengalir ke luar lagi,” katanya.

Kalau kita melihat data perusahaan-perusahaan yang menambah investasinya pada semster pertama tahun 2014, kebanyakan juga bergerak di sektor pertambangan dan energi. Investasi di sektor tambang memang akan meningkatkan GDP, tapi takkan signifikan mengurangi pengangguran. Soalnya, pekerja di sektor ini orang-orang terlatih, yang punya keterampilan khusus.  Paling-paling menambah pendapatan daerah lewat mekanisme pajak. Bahkan berdasarkan data yang dimiliki BKPMD/Bainprom Aceh, tambahan investasi yang katanya sekira Rp 1,5 triliun di Semester I 2014, ternyata cuma menyerap ratusan tenaga kerja baru.

Lalu, bagaimana dengan upaya pemerintah Aceh yang berusaha menarik investor selama ini? “Silakan saja berpromosi, namun tidak cukup dengan hal ini, persoalan riil di lapangan harus dipecahkan,” kata dia.

Persoalan riil di lapangan, menurut Rustam Effendi, adalah banyaknya pengangguran. Sepanjang pemuda-pemuda tanggung di desa-desa belum dapat pekerjaan, sepanjang itulah Aceh belum menjadi negeri yang nyaman berinvestasi.

“Sekarang saya mau tanya, kalau Anda punya uang Rp 500 juta misalnya, mau nggak mendirikan pabrik pengolahan kopi, pabrik pengolahan padi, atau pabrik lain, di desa A misalnya. Pasti Anda akan mikir-mikir, kan? Anda pasti khawatir akan diperas, diminta sumbangan ini-itu. Itulah problema di lapangan,” kata dia.

Perusahaan skala besar pun, yang mungkin mampu menyediakan centeng untuk pengamanan, masih akan berpikir puluhan kali. “Kata aman masih pada tataran elite, sedangkan persepsi orang luar tidak demikian. Persoalan riil belum dipecahkan,” kata dia.

Rustam berharap Pemerintah Aceh tak perlu berpikir muluk-muluk, misal membangun jalan tol, atau mendatangkan investor hebat misalnya dari perusahaan Samsung, atau dari Qatar dengan investasi triliunan rupiah. Dia berharap, uang yang ada dulu digunakan secara benar dan tepat, baik alokasi maupun distribusi.(*)
Sumber : serambinews.comhttp://aceh.tribunnews.com/2014/05/30/kata-aman-masih-elitis

Cara Mendapatkan EViews 11 Demo Version

 Oleh: Jul Fahmi Salim Assalmkum wrwb.. Selamat Pagi, Siang, Malam teman-teman sekalian, jika dipostingan sebelumnya sydah ada cara mendapat...