Potensi Wisata di Aceh Tenggara, Sudahkah Kita Memanfaatkannya?
Rabu, 1 April 2015
Oleh : Jul Fahmi Salim
Assalamualaikum wr wb...
Ada apa dengan judul postingan kali ini?
Bukan apa-apa, hanya sebuah keresahan dan pandangan sederhana dari seorang pemuda asli daerah yang sedang dalam perantauan..heheh. Jika diperjelas mungkin maksudnya adalah, kita memiliki banyak objek wisata tetapi tidak dimanfaatkan secara maksimal. Jika kita belum mampu memanfaatkan nya secara keseluruhan, sebaiknya pemerintah daerah harus mendukung dan memajukan salah satu jeis wisata yang lebih unggul dari wisata lainnya. Beragam ekowisata yang bisa dimanfaatkan, mulai dari mengunjungi hutan Ketambe, wisata air panas, serta arung jeram di sungai Alas yang sudah terkenal hingga ke manca negara. Bahkan beberapa tahun lalu pernah diadakan kejuaraan arum jeram tingkat Internasional yang di ikuti dari berbagai negara (*baca beritanya disini). Hal itu merupakan bukti bahwa arung jeram mampu dijadikan sebagai salah satu wisata unggulan yang akan kita manfaatkan.
Guest House di Ketambe (Sumber Google Image)
Arung Jeram di Lawe Alas (Sumber : Google Image)
Arung Jeram di Lawe Alas (Sumber : Google Image)
Sebenarnya apa yang salah dengan kita? Begitu banyak di karuniai wisata alam tetapi malah mengabaikannya. Bandingkan dengan daerah atau bahkan negara lain yang rela membuat objek wisata buatan karena tidak memiliki objek wisata alami. Yang ingin saya perjelas adalah, sebenarnya apa kegiatan / kerjaan dari dinas pariwisata Kab. Aceh Tenggara? apakah mereka bekerja? Apakaha dari sekian banyak pns di Dinas tersebut tidak ada yang memiliki ide-ide cemerlang? Atau program kerjanya hanya Copast (Copy paste) saja dari tahun ke tahun? Jika sudah ada, Apa output yang sudah dihasilkan? Hasil nyatanya apa?. Sebagai contoh sederhananya adalah, apakah kita sudah memiliki sebuah website yang khusus berisi info wisata di daerah Aceh Tenggara? seperti tourism center lah , dimana terdapat berbagai informasi seperti lokasi, jarak tempuh, tempat penyewaan alat-alat wisata, biaya perjalanan, biaya penginapan, Contact Person yang jelas serta Costumer Service tempat wisatawan mengadukan berbagai keluhan yang pada akhirnya informasi tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki kualitas dan pelayanan di objek wisata yang dituju. Sepengetahuan saya belum ada..!! lantas bagaimana kita bisa mengetahui potensi wisata apa saja yang kita miliki? Jangankan masyarakat luar Aceh Tenggara (Agara), bahkan banyak penduduk Agara sendiri yang tidak tahu sebenarnya di mana saja potensi wisata itu berada. Karena bukan persoalan yang sulit untuk membuat website, hanya kisaran ratusan ribu Rupiah kok. Jika masih berat juga, maka buat saja dalam bentuk blog, namun resmi yang dikeluarkan oleh Dinas Pariwisata Aceh Tenggara. Sungguh miris bukan?
Bayangkan Efek ganda (Multiplier Effect) yang mampu kita dapatkan dari pengembangan objek wisata ini, mulai dari makin lancarnya roda perekonomian masyarakat, bertambahnya pendapatan daerah baik dari pajak maupun retribusi, besar potensi susksesnya usaha angkutan umum maupun travel, berpeluag untuk membuka jasa penukaran uang (Money Changer), berpeluang untuk membuka toko cinderemata, serta toko penyewaan alat-alat untuk arung jeram, hiking dsb serta peluang usaha lainnya.
Dengan berkembangnya sektor wisata, bukan tidak mungkin akan membangkitkan serta memunculkan sektor lainnya seperti sektor perkebunan dan pertanian, untuk sederhana mungkin bisa dibandingkan degan daerah tetangga yaitu berastagi. Dimana dapat dilihat dengan berkembangnya sektor wisata, kemudian membangkitkan sektor perkebunan dan perhotelan bahakan memiliki hotel bertaraf internasional. Dengan nyata dapat dilihat bagaimana potens wisata, sektor pertanian dan perkebuna serta jasa berajalan beriringan dan saling menguatkan di Brastagi. Buka tidak mungkin, Aceh Tenggara juga mampu seperti itu, asalkan pemerintah mau serius dan konsisten dalam mewujudkan dan mengembangkan potensi wisata tersebut.
salah satu Hotel di Brastagi (sumber : Google image)
Salah satu wisata perkebunan buah (sumber : Google image)
Pasar Buah Brastagi (sumber : Google image)
Selain wisata arung jeram, wisata yang tidak kalah besar peluang untuk pemanfaatannya adalah Eko Wisata Hutan Ketambe. Pemerintah perlu segera menyelesaikan pembangunan pusat penelitian Ketambe yang telah terbakar beberapa tahun yang lalu (**baca disini ). Stasiun penelitian ini sangat penting karena merupakan salah satu tujuan dari berbagai peneliti di dunia, sebaiknya stasiun penelitian yang baru dibangun dengan sarana yang memadai salah satunya fasilitas wifi, namun tetap harus menjaga kelestarian ekosistem dan lingkungan sekitar stasiun penelitian. Dengan begitu para peneliti yang datang ke stasiun terebut dapat berkomunikasi lebih mudah dan nyaman, sehingga ketika mereka kembali ke daerah maupun ke negara asalnya akan menceritakan bagaimana pengalaman mereka melakukan penelitian di stasiun penelitian Ketambe. Sehingga Tanpa disadari promosi dari mulut ke mulut telah terjadi dan di masa mendatang menarik para peneliti lebih banyak lagi.
dan selalu yang menjadi pertanyaan mendasar adalah, apakah ada niat untuk memajukan sektor pariwisata ini?
Karena jika ada niat maka segala sumberdaya dan upaya akan di lakukan..
Terimakasih telah membaca tulisan ini. silahka berikan masukan agar tulisan ini bisa semakin baik..
:-)
Komentar