Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2014

Memulai Pembangunan dari Daerah Sendiri

Gambar
Oleh : Jul Fahmi Salim    Tulisan kali ini, terinspirasi dari sebuah berita (“Negeri Sentosa, Tak Tersorot Kamera”, klik disini  link   ) yang menurut saya begitu mengagumkan, mulai dari jalan yang bagus, listrik mandiri, pengelolaan objek wisata yang maksimal serta masih banyak lagi prestasi lainnya,  yang sedikitnya banyaknya jika ada kemauan bisa diterapkan di daerah kita masing-masing.    Dalam perkembangannya suatu daerah tidak boleh hanya berpaku pada metode pembangunan tradisional, hal ini dikarenakan konsep tradisional akan secara alami pasti tertinggal dengan konsep pembangunan modern. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan tradisional hanya bertumpu pada kemampuan seadanya tanpa menitikberatkan pada teknologi. Sedangkan konsep pembangunan modern akan lebih menggunakan berbagai teknologi dalam pembangunan daerah tersebut. Karena dengan menggunakan tekhnologi, proses pembangunan bisa lebih efisien dan lebih efektif baik dari segi wakt...

Petuah dari kaki Gunung

      Oleh : Jul Fahmi Salim    Pagi itu masih setengah 8 pagi, ayah ngajak ke lawe harum..kata beliau mau nyari durian, buat dikirim ke kawan lamanya di medan...hehehhe. Dan berbekal goni 2 bji,parang dan seperangkat alat  penyemprot pestisida, Dengan menggunakan kereta kami pun pergi ke lawe harum.... Seperti tradisi atau kebiasaan dr dulu kali ya, sebelum naik gunung hampir selalu singgah dulu di kede kopi di kaki gunung, tepat bebeepa meter seblum jembatan yg menghubungkan kaki gunung dan gunung iyi sendiri. Ayah pun sibuk bercerita dengan kawan2nya, aku juga sibuk nyeruput teh panaaaas ( pas kali teh panas ama suhu 20°C an ) yg br saja dihidangkan pemilik kede.. Ketika itu entah darimana datangnya, datanglah opung ini (kami manggilnya opung regar) ni  seraya berteriak, "apa kabar pak guru?? " sontak kami menoleh ke arah suara itu. Ternyata emang opung regar.hahahha    Ketika asik bercerita, ada satu kalimat yg menarik "sesekali p...

Rp 40,8 triliun mana jejaknya?

     Dana Otonomi Khusus (Otsus) Aceh untuk tahun 2015 mencapai Rp 7 triliun. Dengan demikian, sejak digelontorkan pertama kali tahun 2008, Aceh sudah menerima dana otsus sebanyak Rp 40,8 triiun. Pertanyaannya, sudah optimalkah penggunaan dana itu untuk kepentingan masyarakat seperti diperintah UUPA?      Undang-Undang Pemerintahan Aceh (UUPA) memerintahkan penggunaan dana dimaksud benar-benar untuk kepentingan masyarakat. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, Pansus DPRA dan Badan Anggaran DPR RI terhadap penggunaan dana Otsus, menyiratkan kekecewaan yang mendalam. Pemanfaatan dana otsus belum mencapai hasil sebagaimana diharapkan. Banyak proyek otsus tidak tepat sasaran, tidak tepat peruntukan, tidak tepat waktu, dan tidak tepat pelaporan.      Mestinya, pihak eksekutif di provinsi dan kabupaten/kota memahami benar bahwa dana otsus harus dimanfaatkan untuk membiayai pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi raky...

Cara Jepang Suburkan Tanah

OLEH M ILHAMSYAH SIREGAR, Dosen Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala, melaporkan dari Kyoto     SAYA mendapat kesempatan ikut Diklat ToT Public Policy Planning Program Professional Human Resource Development Project (PHRDP) di Jepang selama dua minggu baru-baru ini. Program ini hasil kerja sama Bappenas RI dengan Ritsumeikan University, Jepang. Ini tahun keempat program PHRDP diselenggarakan, diikuti 25 orang dari Bappenas dan berbagai universitas di Indonesia, termasuk Universitas Syiah Kuala Banda Aceh. Pelatihannya dipusatkan di tiga lokasi kampus Ritsumeikan University: Kyoto, Kitakyusu, dan Tokyo.       Ritsumeikan University memiliki sejarah panjang dan reputasi cemerlang di Jepang. Universitas ini didirikan tahun 1900 dan terus berpacu  menjadi pusat riset perencanaan, teknologi, dan kebudayaan. Saat ini, Ritsumeikan University memiliki lebih dari 42.000 mahasiswa. Di Kyoto, saya dan peserta diklat lainny...