Memulai Pembangunan dari Daerah Sendiri

Oleh : Jul Fahmi Salim

   Tulisan kali ini, terinspirasi dari sebuah berita (“Negeri Sentosa, Tak Tersorot Kamera”, klik disini link  ) yang menurut saya begitu mengagumkan, mulai dari jalan yang bagus, listrik mandiri, pengelolaan objek wisata yang maksimal serta masih banyak lagi prestasi lainnya,  yang sedikitnya banyaknya jika ada kemauan bisa diterapkan di daerah kita masing-masing.

   Dalam perkembangannya suatu daerah tidak boleh hanya berpaku pada metode pembangunan tradisional, hal ini dikarenakan konsep tradisional akan secara alami pasti tertinggal dengan konsep pembangunan modern. Hal ini dikarenakan konsep pembangunan tradisional hanya bertumpu pada kemampuan seadanya tanpa menitikberatkan pada teknologi. Sedangkan konsep pembangunan modern akan lebih menggunakan berbagai teknologi dalam pembangunan daerah tersebut. Karena dengan menggunakan tekhnologi, proses pembangunan bisa lebih efisien dan lebih efektif baik dari segi waktu maupun dari segi finansial.

   Untuk memulai suatu pembangunan modern, ada beberapa langkah yang perlu sekali dilakukan pemerintah yaitu : 
  • Pemetaan daerah atau region- region tertentu berdasarkan potensi yang ada.
Pemetaan ini berguna untuk dapat menentukan potensi apa yang terdapat di masing-masing wilayah tersebut,
  1. Daerah Pesisir : daerah mana yg cocok untuk di bangun pelabuhan ikan termasuk cold storage, daerah mana yang cocok dibangun tambak ikan baik darat maupun payau.
  2. Daerah dataran rendah dan tinggi, wilayah mana yang cocok dijadiakan sebagai lumbung pangan. Wilayah mana yang cocok dijadikan sebagai sentra perikanan air tawar. Wilayah mana yang sesuai dijadikan sebagai sentra perkebunan, seperti kopi, karet, pala, jagung, dsb. 
  • Pembangunan akses jalan
     Setelah mampu memetakan potensi daerah tersebut maka langkah selajutnya adalah membangun akses jalan, akses jalan merupaka salah satu nadi dalam kegiatan perekonomian. Karena seberapa besar pun potensi daerah tersebut maupun produksi di daerah tersebut melimpah, jika tidak terdapat akses jalan maka jangan harap hasil produksi tersebut mampu bermanfaat bayak, terlebih lagi jika itu merupakan produk pertanian. Kita semua tahu bahwa produk pertanian begitu mudah membusuk, sehingga mengakibatkan produk pertanian sensitif terhadap ada tidaknya akses jalan yang mengankut produk pertanian tersebut.
  • Peningkatan sarana dan prasarana
    Sarana dan prasarana sangat diperlukan dalam suatu pembangunan, karena tanpa adanya sarana da prasaran maka bukan tidak mungkin pembangunan suatu daerah bisa saja jalan di tempat, terdapat sarana dan prasarana saja tidak cukup, tetapi yang sudah ada pun harus ditingkatkan, baik dari segi kuantitas maupun kualitasnya.
  • Memetakan kembali potensi setiap daerah
Setelah melakukan pemetaan dan perencanaan yang matang, sebaiknya melakukan kembali pemetaan sederhana, maksudnya adalah kita harus membuat skala prioritas dalam pelaksanaan pembangunan tersebut, agar tidak terjadi timpang tindah proses pembangunan..

   Dengan seringnya saya membaca  berita di berbagai media elektronik maupun cetak, bahwa perekonomian Aceh sangat bergantung pada daerah tetangganya yaitu Sumatera Utara. Apakah selamanya akan seperti itu? Bisa dibayangkan besarnya uang kita warga aceh mengalir keluar? ini dikuatkan dengan pemberitaan di serambi yang cukup fantastis, berita tersebut  menyatakan 75 persen uang Aceh mengalir keluar Aceh. Banyaknya aliran dana yg keluar dari konsumtif kita sebagai masyarakat Aceh malah berputar di daerah luar aceh.


Persawahan
Sumber : Dokumen Pribadi

Aceh Tenggara

Kutacane, Aceh Tenggara
Sumber : http://acehtenggarakab.bps.go.id/index.php?r=site/index


     Terlepas dari itu semua, untuk memperbaiki keadaan tersebut baiknya dilakukan dari Pemkab/ pemko masing- masing. Mari kita misalkan saja daerah Aceh Tenggara (Agara). Di Agara sektor ekonomi yang paling besar adalah dibidang pertanian, hal ini dikarena letak posisi geografisnya yg berada di daerah pegunungan dan memiliki dataran rendah yang cukup luas., sehingga sektor pertanian merupakan penyumbang terbesar dalam PDRB Aceh Tenggara.



Persentase antar sektor PDRB Kab Aceh Tenggara tahun 2011
sumber : http://acehtenggarakab.bps.go.id/index.php?r=site/index


     Sektor terbesar penyumbag PDRB Kab. Aceh Tenggara dikuasai oleh sektor pertanian sebesar 40 persen. Ini disebabkan karena mayoritas masyarakat Agara memiliki lahan pertanian, baik sub sektor tanaman pangan, perikanan, perkebunan dan sebagainya. Selain pertanian, usaha perikanan juga sangat besar, tapi memang hitungan besar tersebut bukanlah miilik segelintir orang,melainkan berjamaah, hehhehe. Maksdnya adalah, banyaknya terdapat usaha budidaya ikan mas tersebut merupakan sebagian besar milik pribadi dan luas kolam yg cenderung kecil. Karena setiap kepala keluarga hanya memilik beberapa petak kolam, karena sebagian besar yang punya kolam ikan menjalankannya sebagai usaha sampingan, keçil-kecilan dan sering tidak konsisten  sehingga output yg dihasilkan pun kurang maksimal.

Budidaya Ikan Mas
Sumber : Dokumen Pribadi


   Ada baiknya Pemda Agara melakukan pemetaan dimana terdapat potensi budidaya perikanan, kemudian melakukan integrasi dengan pihak terkait misalnya dinas perikanan. Peran dinas perikanan disini sangat vital, karena mereka seharusnya yang mengontrol usaha perikanan tersebut, mulai dari memastikan distribusi pakan ikan berupa " pelet ", penyuluhan mengenai pembudidayaan ikan sampai masalah bibit ikan yang dirasa perlu. Untuk masalah yg terakhir tersebut, jika mampu memenuhi kebutuhan daerah sendiri, perlu dilakukan koordinasi dengan dinas perdagangan untuk memasarkan produk perikanan tersebut dengan daerah tetangga dan daerah lainnya yang dianggap potensial sebagai mitra perdagangan. Tentu saja kita sebagai produsen harus mampu memenuhi keinginan konsumen luar serta mampu bersaingan dengan produk perikanan dari daerah luar agar kuantitas penjualan ke luar daerah stabil..

     Bisa dibayangkan besarnya multiplier efek perekonomian dari penguatan dari sektor perikanan ini? Mulai dari penyerapan tenaga kerja, peningkatan pendapatan penduduk, penurunan angka kemiskinan hingga peningkatan PAD kabupaten. Bukan tidak mungkin, jika kita mampu mempertahankan/ konsisten dalam hal output, baik kualitas dan kuantitasnya, bisa saja kedepannya akan terbentuk industri - industri kecil dan jika pemkab mau, dapat didirikan industri pengolahan ikan mas tersebut. Tujuan dari pembuatan industri ini adalah agar kita memperoleh nilai tambah (value added) dari penjualan ikan tersebut, kita tidak hanya menjualnya dalam bentuk ikan biasa, namun bisa saja diolah menjadi ikan  sale yang kemudian di kemas, bisa juga dijadikan abon mungkin, dengan hanya ditambah beberpa pengerjaan akan meningkatkan harga ikan tersebut. Sebagai perbandingan saja jika dijual dalam keadaan blum diolah harganya Rp 25.000/kg sedangkan ketika sudah menjadi ikan sale (ikan di asap) harga jualnya mencapai Rp. 40.000/kg. Untuk sale ikan sudah ada yang memproduksinya dan kelihatannya masih dalam skala kecil berupa usaha sampingan, karena masih cukup sulit menemukannya di pekan ( sebutan pasar tradisonal untuk daerah Agara ). Seharusnya disini lah peran dinas koperasi dan umkm sangat diperlukan untuk membentuk bibit pengusaha sale ikan ini. Mulai dari penyediaan bantuan peralatan, pengucuran pinjaman lunak, bimbingan dalam proses produksi dan jika perlu mengajak serta beberapa pelaku usaha untuk studi banding ke daerah lain yg sudah sukses dalam menjalankan usaha ini. Hal ini berfungsi untuk menambah wawasan dan pengetahuan para pelaku bisnis ini agar mampu berkembang ke depannya, memang untuk abon belum pernah saya lihat sendiri, mungkin karena belum ada yang memulainya..hehehe

     Cukup tinggikan harganya? Dan itu baru hanya dari sektor perikanan saja, bagaimana jika sektor perkebunan, peternakan, pariwisata  dan juga sektor lainnya di optimalkan, bayangkan seberapa besar manfaat yang diterima masyarakt serta pelaku kegiatan perekonomian yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan Pemkab Agara. Dengan menguatkan salah  satu sektor saja yaitu berupa sektor pertania dan sub sektor perikanan, maka akan mampu mendongkrak sektor perindustrian dan jika mampu berproduksi lebih besar akan turut meningkatkan peran sektor angkutan dan jasa. Bukan tidak mungkin Pemkab Aceh Tenggara dapat dijadikan  sebagai salah satu daerah yang diperhitungkan baik di lingkup Provinsi Aceh maupun diluar Aceh..

Peternakan Unggas
Sumber : Dokumen Pribadi


Perkebunan
Sumber : Dokumen Pribadi


Pertanian
Sumber : Dokumen Pribadi


Wisata Pemandian Alam
Sumber : Dokumen Pribadi



    Kembali menjadi pertanyaan di benak kita bersama adalah, kenapa daerah lain bisa sedangkan daerah kita sendiri tidak? apakah kita kekurangan dana? apakah kurangnya koordinasi antara pihak eksekutif dan legislatif? Apakah kita terlalu manja dan tidak mau berusaha? apakah kita tidak memiliki SDM yang memadai?  Atau memang KEMAUAN yang tidak ada?

   Terimakasih sudah berkunjung....
   Mohon berikan kritik dan saran untuk memperbaiki tulisan ini.... 

Terima Kasih banyak...  :-)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mentransformasi data ke dalam bentuk Log dan Ln dengan Eviews7

Transformasi data Ke Dalam Bentuk Log dan Ln dengan SPSS 20

Cara Mendeteksi Outlier Data Menggunakan SPSS