ELEGI BUAT ASEAN: Without Indonesia, Asean is Nothing..!

Dahulu, sewaktu masih duduk di bangku sekolah dasar, saya sudah memiliki pertanyaan special yang sering dilayangkan pada kedua orang tua saya.
Waktu ibunda bekerja untuk Pertamina, pertanyaan yang hingga kini masih kami ingat bersama adalah tentang minyak Indonesia dan Brunei..!
Waktu itu saya membandingkan istana Nurul Iman di Brunei yang jauh lebih mewah dengan Istana Negara di Jakarta, padahal semua tahu bahwa produksi minyak Indonesia saat itu jauh lebih besar jika dibandingkan dengan produksi minyak Brunei..!
Begitupun ketika kami tinggal di Sungai Liat, Bangka. Saya membandingkan timah Indonesia dengan timah Malaysia. Lagi-lagi waktu itu saya menyampaikan kekecewaan saya, karena ternyata selain mencatatkan diri sebagai negara produsen timah terbesar di dunia, Malaysia juga sudah dikenal luas sebagai produsen karet nomer satu di dunia. Lantas dimana posisi bangsa Indonesia..?
Ibunda terdiam, namun beruntung ayahanda kemudian menyambung pembicaraan. Konon saat itu Indonesia juga telah tercatat sebagai produsen kina terbesar di dunia. Kina adalah bahan penting yang diperlukan untuk pembuatan obat bagi penderita malaria dan demam berdarah..! Selain itu, Indonesia juga adalah ibukota Asean, karena kantor Sekjen Asean berada di Jakarta, Indonesia..!
Sejak saat itu saya mulai tertarik mengenal lebih jauh tentang Asean, apalagi Indonesia merupakan ibukota Asean itu sendiri. Bayangan saya jadi melambung, membayangkan kemegahan New York, tempat dimana kantor Sekjen PBB/UN berada..!
Dalam benak saya terpikir, bahwa alasan pemilihan Jakarta sebagai ibukota Asean adalah karena kemegahannya..! Hahaha..!
Sesuatu yang sangat konyol dan kemudian sangat mengecewakan, karena ketika ayahanda mengajak saya ke Singapore, suasana Singapore udah jauh lebih baik daripada Jakarta. Masuk ke Malaysia, suasananya terasa sedang berada di Bogor, dimana pucuk pepohonan senantiasa berada di atas kepala, rindang dan teduh meskipun panas matahari amat menyengat.
Pun demikian ketika ke Bangkok, tempat dimana Asean didirikan..!
Kota Bangkok saat itu, meski tidak semegah sekarang, tapi tetap aja rasanya lebih dinamis daripada Jakarta. Dan suatu ketika, saat kami harus pindah ke Manila, Philippine, saya tersentak kaget, ternyata di Asia Tenggara ada kota megah yang terang benderang, modern, luas, bersih, tertib dan aman. Waktu itu saya berpikir, rasanya adalah sebuah kesalahan jika Asean harus memilih Jakarta sebagai ibukota. Jakarta kalah jauh dengan Manila, dan mungkin hanya Tokyo yang bisa mengalahkannya..! Entah kenapa, tiba-tiba hati saya merasa sangat sedih dan ingin menangis..!
Pada suatu hari saya kembali mengadu pada kedua orang tua saya. Mengapa Indonesia tidak bisa membangun kota semegah Manila..?
Ayahanda yang kembali berkenan menjawab..!
Kelak kalau kamu udah besar, Jakarta akan jauh lebih megah dari kota manapun di Asia Tenggara..! Karena di Indonesia, semua yang dihasilkan negara-negara Asean, masih tersimpan rapi dalam perut bumi.
Industri minyak kita belum maksimal, pertambangan kita juga masih baru, apalagi laut kita belum terjamah oleh teknologi dan industri..!
Hal ini berbeda dengan Brunei, Malaysia, Thailand dan Philippine, yang meskipun usia kemerdekaannya lebih muda, tapi mereka mewarisi industri yang telah lama dibangun oleh para penjajahnya, seperti Inggris, French ataupun Spain dan Amerika.
Dilihat dari kekayaan realnya, kita kalah, tapi kalau dilihat kekayaan potensialnya, kita masih nomer satu.
Kelak semua itu akan menjadi milik generasi kamu..! Sekarang saatnya belajar, supaya kelak bisa menjadi bangsa pemenang..!
Alangkah bangganya rasa di dada, meskipun belum menjadi rakyat sebuah bangsa yang berjaya, tapi hati saya sangat meyakini, bahwa kelak kitalah yang keluar sebagai pemenangnya..!
Bertahun lamanya, saya menggendong harapan, cita-cita dan kecintaan saya terhadap Indonesia, bersama keluarga yang terus melanglang buana ke lima benua..!
Dan kini, dalam forum Asean Business Club 2015, saya amat terhenyak saat menyaksikan bangsa Indonesia tidak mengirimkan seorangpun wakilnya. Padahal sebelumnya, kami begitu antusias untuk membahas progres dan hambatan-hambatan vital menuju terbentuknya Masyarakat Ekonomi Asean/Asean Economic Community(AEC) 2015.
Terasa ada yang hilang, pertemuan itupun menjadi sangat hambar.
Tak ada lagi cita-cita besar, tak ada lagi ambisi dan mimpi-mimpi sukses..! Kami mulai merasakan pesimisme yang begitu tebal, andai Indonesia benar-benar mundur dari percaturan MEA/AEC. Senyum-senyum hambar yang ada, seperti sedang mentertawakan ketidakmampuan diri sendiri.
Di tengah kesedihan, tiba-tiba ada rasa bangga yang menyeruak..!
Ternyata kini benar yang dikatakan ayahanda dahulu, bahwa kelak Indonesia akan menjadi negara paling utama di Asean.
Buktinya, pertemuan penting untuk membahas MEA/AEC itu, seperti lesu darah dengan ketidakhadiran delegasi Indonesia..!
Pernyataan Nazir Razak yang sebelum ini mengatakan bahwa ‘Asean without Indonesia is Nothing’ telah menemui kebenarannya..!
Bagaimana jadinya jika Indonesia juga benar-benar keluar dari Asean dan lebih fokus membangun blok baru Negara-negara Melanesia..? Hahaha..! Haruskah tangis ini mengiringi perpisahan atas kebersamaan yang telah terjalin lama..? Semoga tidak..!
dedenew85
PESAN BUNDA
Pesan ini ibunda sampaikan barusan melalui messengernya. Jika kurang berkenan, mohon abaikan..! Beliau hanya menjalankan perannya sebagai orang tua. Anyhow, thank a lot Mom, you are my great master..!
“Kalau kamu cuma baca koran, maka tidak mustahil jika kelak kamu akan menjelma menjadi umat yang radikal..!
Tapi jika kamu membaca Al Quran, maka kamu akan menjadi umat yang tenang..!
Islam itu tegas, bukan keras..! Tuhan adalah Maha Mengetahui dan Maha Melihat, jadi tidak perlu menjadi umat yang penjilat dan penghujat.
Islam itu agama pelindung, bukan tukang pancung..!
Radikalisme bukan sebuah simbol keteguhan dan ketebalan iman seseorang. Jadilah muslim yang tegas dan disegani, bukan muslim yang beringas, dibenci dan ditakuti..!
Mati syahid, bukan satu-satunya kunci masuk syurga. Dan berperang juga bukan satu-satunya jalan untuk mati syahid.
Sebagai umat yang baik, tetaplah tenang dan menjaga ketentraman. Jalankan syariat agama, dan patuhi aturan negara sebagaimana mestinya. Jadikan dan pastikan Islam senantiasa menjadi agama khalifah dunia, Insya Allah kelak kita akan bersama di alam syurga..!
Andai kamu mati dalam perang hari ini, siapa yang akan menjaminmu syahid dan masuk surga, jika matimu ternyata membawa dengki, kebencian dan dendam..?
Jangan sia-siakan hidup kita yang telah dimulakan dengan pekikan adzan dan dijalankan dalam bingkai syahadat, ternyata kemudian hanya mendapati sebuah potret kosong.
Allahu Akbar, memuja Tuhan Yang Maha Besar. Bermakna agama kita juga besar, maka jadilah kita sebagai umat yang berjiwa besar, jangan pernah menjadi insan kerdil yang pandir..!
Allahu Akbar, adalah kata dan kalimat yang universal, artinya semua makhluk Tuhan di seluruh alam semesta mengetahuinya dan mampu mengucapkannya.
Jadi jangan sesekali menjadi insan dan umat yang besar kepala..! Karena nun di alam sana, jangankan malaikat, setan dan jin pun mampu dan bahkan lebih mampu mengucapkannya.
Jangan besar kepala, tetaplah menjadi umat yang berbudi dan sederhana. Syurga adalah piala dari sebuah prestasi keimanan, bukan harta karun yang harus diperebutkan dengan jalan peperangan..!
Semua orang bisa menjadi jenderal, tapi tidak semua orang mampu menjadi jenderal besar..!”
Thanks Mom..
yayan26
JET TEMPUR TNI KEJAR PESPUR AUSIE HINGGA KE PNG
Tidak dijelaskan dari jenis pespur mana yang barusan dikejar dan melakukan pengejaran. Namun pihak intelligent PNG berhasil mengambil kedua identitas pesawat-pesawat tersebut. Menurut laporan pihak PNG juga, konon sejak TNI menempatkan skuadron jet tempurnya di Papua, kini langit PNG seringkali dimasuki oleh pespur-pespur TNI AU itu. Sebuah pemandangan baru di atas angkasa Papua New Guinea..! Hehehe
Pihak intel PNG udah tahu betul tentang isi skuadron tempur di Papua
Dan ternyata pihak PNG telah memberikan izin terbang pada pespur TNI di atas wilayah PNG yang berbatasan dengan Papua.
Konon PNG juga boleh minta bantuan pespur TNI, sekiranya sewaktu-waktu diperlukan.
Artinya, pemantau radar PNG bisa langsung minta tolong pespur TNI untuk mencegat pesawat yang dicurigai.
By Patku Yayan@indocuisine
Gambar by Google dan Patsus Dede Sherman
Sumber : Klik Disini

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Cara Mentransformasi data ke dalam bentuk Log dan Ln dengan Eviews7

Transformasi data Ke Dalam Bentuk Log dan Ln dengan SPSS 20

Cara Mendeteksi Outlier Data Menggunakan SPSS