Regresi Model Autoregressive Distributed Lag (ARDL) Dengan Menggunakan EViews 9

Oleh : Mona Zahara

Assalamualaikum wr wb..

Baik lah, kali ini kita mencoba untuk belajar mengenai model regresi ARDL.

Apa itu ARDL ??
ARDL (Autoregressive Distributed Lag) adalah model dinamis dalam ekonometrika.
Jika dalam model OLS biasa, kita hanya bisa melihat jangka panjang, nah dengan menggunakan model ARDL kita dapat melihat pengaruh variabel Y dan X dari waktu ke waktu termasuk pengaruh varibel Y dari masa lampau terhadap nilai Y masa sekarang.

Sesungguhnya model ARDL merupakan gabungan antara model AR (AutoRegressive) dan DL (Distributed Lag)

Model AR adalah model yag menggunakan satu atau lebih data masa lampau dari varabel dependen diantara variabel penjelas (Gujarati & Porter, hal : 269 2013)
Model DL adalah model regresi melibatkan data pada waktu sekarang dan waktu masa lampau (lagged) dari variabel penjelas (Gujarati & Porter, hal : 269, 2013)

Ada beberapa keunggulan model ARDL :

  1. ARDL tidak mementingkan tingkat Stasioner data (jika pada model VAR dan VECM mengharuskan stasioner pada ordo yang sama) meski begitu ARDL tidak bisa digunakan jika data stasioner dalam bentuk 2nd diff / I(2).
  2. ARDL tidak mementingkan bahwa variabel terkontegreasi pada ordo yang sama (Namun harus pada level dan First Difference, tidak boleh berada pada tingkat second diff), 
  3. ARDL tidak mempermasalahkan jumlah sampel / observasi yang sedikit (Prof Inuwa)

Sebenarnya dalam melakukan regresi model ARDL ini, sepengetahuan saya ada 2 jenis, yaitu :

  • Mengikut Cara Sayed Hossain
Sayed merupakan salah satu dosen ekonometrika, dimana ia memiliki web sendiri yang banyak memposting berbagai macam model dengan softwere mulai dari shazam, EViews, SPSS, Stata, R dll


  • Mengikuti Cara Dave Giles
Dave merupakan Profesor di Universitas Victoria Canada bidang ekonometrik, beliau aktif sebagai Kontributor di forum eviews.com. Selain aktif di forum eviews, beliau juga memeiliki web yang berisi berbagai materi ekeonmetrika dan aplikasi menggunakan eviews.

Ada beberapa kelebihan dan kekurangna bagi saya dengan mengikuti cara Sayeed Hossain
Pemilihan lag ARDL dilakukan secara manual (Karena Menggunakan Eviews 8), ini dapat dilihat dari video tutorialnya bahwa untuk menentukan lag berapa yang digunakan ia melakukannya dengan cara meregresi setiap lag, dan melihat salah satu kriteria yang digunakan (AIC, SC, HQ), ia memilih yang terkecil nilai kriterianya. Misalnya menggunakan kriteria AIC, menggunakan lag 7 hasilnya AIC 13,52, Lag 6 = 13,58 , lag 5= 12,76, maka ia akan menggunakan ARDL dengan Lag 2.. Sebagai catatan, melakukan pemilihan lag, dilakukan dengan menguji lag tertinggi, kemudian jumlah semakin kecil. 
(-) Tentu saja dengan menggunakan ini waktu yang digunakan kurang efisien karena melakukan              berulang-ulang. Menurut saya, alasan ia melakukan itu karena pada Eviews 8, belum ada pilihan         model ARDL, sehingga harus melakukan secara manual.
(+) Kita bisa melihat cusum dan cusumq test untuk melihat stabilitas model pada View => Stability           diagnostic => recrusive estimate (ols only)
    Menurut saya, kenapa Sayeed Hossain bisa melihat cusum dan cusumq tes ? karena pilihan metode pada eviews menggunakan "least square"


  • Mengikuti cara yang dilakukan oleh Dave Giles
1. Pemilihan lag dilakukan otomatis (karena sudah menggunakan Eviews 9) (meskipun pada pilihan kotak legacy nya terdapat pilihan (o) automatic dan (o) Fixed) misalnya lag maks 3.
(-) Karena menggunakan penentuan Lag otomatis, kita tidak bisa melihat pengaruh dari urutan lag            seperti yang ada pada cara sayed hossain, jadi misalnya terpilih (2,3,1,) artinya 2 lag (var Y), 3lag      (var X1), 1 lag(var X2) kita hanya bisa melihat pengaruh Y(-1), Y (-2), X1(-1) X1(-2) X1(-3), X2      (-1) terhadap Y. kita tidak dapat melihat pengaruh Y(-3), X2(-2) X2(-3).
     Terlepas dari hal tersebut, pemilihan terbaik sudah dilakukan oleh EViews sendri.  
(-) Percobaan yang saya lakukan tidak menemukan pilihan menu "View => Stability doagnostic =>          recrusive estimate (ols only)", karena mungkin cara itu hanya bisa jika menggunakan metodel              pilihan "Least Square" seperti pada Sayeed Hossain
(+) Kita dapat menentukan lag maksimal masing-masing baik dependen maupun independent.

Berikut langkah-langkah dalam meregresi model ARDL (Sayed Hosssain + Dave Giles)


  • Siapkan data dalam bentuk excel




- Uji Akar Unit (ADF, PP / KPSS)
uji akar unit dilakukan seperti sebelum-sebelumnya dengan menggunakan ADF, PP atau KPSS.
klik variabel => view => unit root test => pada criteria pilih salah satu ADF, PP KPSS => pilih linear dn intercept => ok
lakukan untuk semua variabel. kegunaannya hanya untuk mengecek tingkat stasioneritas data. Memastikan bahawa data yang dalm bentuk level dan first difference

Uji Pada Tingkat Level






 Uji Pada Tingkat First Difference








dari hasil uji di atas dapat dilihat Y : First Diff, X1 : First difference dan X2: First Diff
Tidak ada variabel yang stasioner pada tingkat Second Diff, sehingga model ARDL layak digunakan.

- Estimasi Model ARDL
klik object => new object=> equation => masukan semua variabel yang ingin di regresi=> misalnya Y X1 X2=> pilih jumlah lag yang diinginkan baik dependen maupun regresor (misalnya pilih lag 7)=> pada menu tab option, silahkan memilih salah satu kriteria yang digunakan ( Sayed Hossain mengguankan AIC, sedangkan Dave menggunakan SC) ,kemudian klik ok

untuk melihat persamaan jangka panjang => view =>  coeficient diagnos => cointegration and long run => ok


dari hasil estimasi jangka pendek dapat dilihat bahwa nilai ect / CointEq= -0,3628 dengan prob 0,000, artinya terjadi kointegreasi dalm model tersebut. nilai betha cointEq yang negatif menunjukkan bahwa model akan menuju keseimbangan dengan kecepatan 36,28 persen per bulan.

dari hasil estimasi jangka panjang menunjukkan bahwa X1 berpengaruh negatif dan signifikan terhadap Y, sedangkan X2 berpengaruh positif dan signifikan terhadap Y dalam janngka panjang.

- Melihat Graph dari lag yang dipilih


kriteria pemilihan lag secaraotomatis telah dilakukan oleh EViews. kriteriadengan nilai AIC terkecilah yang paling baik dari 20 model terbaik yang ditawarkan oleh kriteia AIC.
kriteria yang terpilih adalah ARDL (2,7,4) artinya Y berjumlah 2 lag, X1 berjumlah 7 lag dan X2 berjumlah 4 lag.


- Uji Autokorelasi (Serial LM test) 
(Menurut dave, uji serial korelasi wajib dilakukan dalam model ARDL)
view => residual diagnos => serial LM test



hasil uji autokorelasi tersebut menunjukkan nilai prob chi sq = 0,382 > 0,05, sehingga dapat disimpulkan error pada model tidak mengalami masalah serial korelasi.

- Uji Heteroskedastisitas
view => residual diagnos => Heteroscedasticity => pilih stau metode glesjer / BG / White dll (Menurut Dave, jika tidak melakukan uji heteros BUKAN merupakan permasalahan yang besar dalam ARDL, namun jika ingin mengujinya juga tidak masalah)

- Uji Normalitas
view => residual diagnos => Normality test (Menurut Dave, pengujian normalitas dalam model ARDL tidak begitu penting, sehingga bisa diabaikan)

- Uji Stabilitas Model
  Cusum  
view => stability diagnos => recrusive estimate (ols only) => ok (cattn : kata “ols only” merupakan keyword yang menyebabkan mengapa pada metode ARDL tidak muncul menu untuk melihat cusum test)


Cusumq 
view => stability diagnos => recrusive estimate (ols only) => ok (cattn : kata “ols only” merupakan keyword yang menyebabkan mengapa pada metode ARDL tidak muncul menu untuk melihat cusum test)


Dari hasil uji CUSUM dan CUSUMQ test, dapat dilihat bahwa model dalam keadaan stabil karena garis cusum sq masih berada di antara garis signifikan 5 persen (merah)
NB Apa yang dilakukan jika model tidak stabil? bermain dengan lag hingga hasilnya stabil (Dave Giles)

- Uji Bound Test (Melihat kointegrasi dalam jangka panjang), mengapa tidak menggunakan johansen saja? karena penggunaan uji johansen untuk kointegrasi hanya boleh dilakukan jika semua variabel stasioner pada tingkat first diff "I(1)" (Dave Giles)
view => coefficient diagnostic => bound test => ok

Nilai F stat berada di atas I(1) bound => 16,52 > 4,14, sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel penelitian memilki kointgrasi dalam jangka panjang.


Artikel ini sangat jauh dari sempurna, mohon kritik dan masukannya untuk memperbaiki postingan ini..
Terima Kasih

Referensi :
Asteriou, Dimitros dan Hall, Stephen, G. (2007). Applied Econometric : A Modern Approach.                             Revised Edition. Palgrave Macmillan. New York.
Gujarati, D dan Poter, Dawn, C. (2010). Dasar-dasar Ekonometrika, Edisi kelima, Buku 2, Salemba                     Empat. Jakarta
http://www.sayedhossain.com/ardltimeseries.html
http://davegiles.blogspot.co.id/2015/01/ardl-modelling-in-eviews-9.html
http://davegiles.blogspot.co.id/2014/06/some-questions-about-ardl-models.html
http://davegiles.blogspot.co.id/2013/06/ardl-models-part-ii-bounds-tests.html


Komentar

Unknown mengatakan…
Artikelnya bagus. Klau boleh saya tanya lag itu apa dan bgaimna kita menentukannya apila kita hnya punya data cuma 15 thun dan bukan triwulan
runyfachrunnisa26 mengatakan…
makasih banget kak artikelnya bikin aku paham. oyah bedanya uji staisioner data menggunakan ADF sama PP apa ya kak? soalnya data aku gk lolos pas uji root pake ADF kak tp pake PP alhamdulillah lolos di 1st difference kak. mohon bantuannya ya kak :)
anak gasebo mengatakan…
Sangat membantu kak. Minta tanya dong, saya lagi melakukan penelitian model ardl (variabel y dipengaruhi oleh y-k, x, x-k) nah kalo data tidak stasioner dan berkointegrasi pake ecm atau ardl, dan kalo tidak stasioner dan tidak berkointegrasi pake yang mana?
cat: data ada yg stasioner pada level, dan 1st difference. Mohon bantuannya :))
Unknown mengatakan…
Terimakasih kak. Sangat membantu 😍
Unknown mengatakan…
Terimakasih kak. Sangat membantu 😍
Anonim mengatakan…
Kak, klo mau lihat r2 nya dimana ya? lihat yng di output paling awal atau saat bound test? thanks
za.fika mengatakan…
Terimakasih😊
za.fika mengatakan…
Terimakasih😊
Unknown mengatakan…
Ass mas ..
Mau tanya... saya pakai data time series 16 tahun dengn 2 variabel x dan 1 variabel y...menggunakan model ols.
Jdi.. data saya itu gak lewat uji multikoliniearitas padahal udah saya log juga ..
Mohon solusi nya ..
Trmksih
Step By Step mengatakan…
Mau tanya utk uji bound tes dpt dilakukan dg data panel? Kl bisa vara nya seperti apa yaa...? Mohon bantuannya
Anonim mengatakan…
Terima kasih. Konten anda sangat membantu saya dan sangat bermanfaat. Semoga selalu suksess ☺
donny eka mengatakan…
mau tanya kak, penentuan maks lag variabel independen dan maks lag variable dependen itu berdasarkan apa ya? saya pernah input lag variabel independen dan dependen masing2 4 lag, lalu model ARDL yang dihasilkan mengandung autokorelasi meskipun memiliki nilai AIC/SIC yang paling kecil, pada percobaan kedua saya ubah input maks lag variabel indpenden 4 lag, sedangkan maks lag variabel dependen 1 lag, lalu model ARDL yang dihasilkan lolos dari semua uji diagnostik dan stabilitas NAMUN nilai SIC/AIC nya lebih tinggi dari percobaan sebelumnya. pertanyaannya model ARDL mana yg sebaiknya saya gunakan?
alfi mengatakan…
maaf kak, misal terjadi masalah autokorelasi cara penyembuhannya bagaimana ya? terimakasih
Kak be mengatakan…
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
Kadafi mengatakan…
Mantap Pak Zul
Unknown mengatakan…
Apakah ada literatur tentang uji normalitas yang diabaikan menurut dave?
Anonim mengatakan…
Terima kasih pak
Anonim mengatakan…
Apakah bisa kita memprediksi periode berikutnya dgn ardl? Bagaimana caranya

Postingan populer dari blog ini

Cara Mentransformasi data ke dalam bentuk Log dan Ln dengan Eviews7

Transformasi data Ke Dalam Bentuk Log dan Ln dengan SPSS 20

Cara Mendeteksi Outlier Data Menggunakan SPSS