Bu Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani Beri Kuliah Umum di Unsyiah
Asslamualaikum wr wb..
(Copas)
Jumat, 6/01/2017 – Banda Aceh, Sri Mulyani merupakan menteri keuangan RI beri kuliah umum untuk mahasiswa Unsyiah pada hari Kamis, 5 Januari 2017 tepatnya di gedung AAC Dayan Dawood Unsyiah Darussalam.
Acara ini dimulai pada pukul 10.00 wib hingga siang hari .Adapun tema dalam kuliah umum tersebut adalah “ Peran Fiskal Dalam Pembangunan Perekonomian Inklusif” yang dihadiri oleh ribuan mahasiswa dari segala fakultas, terutama dari fakultas ekonomi dan bisnis Unsyiah.
Dalam kuliah tamunya beliau memaparkan bahwa instrumen suatu kebijakan yang sangat penting bagi negara adalah APBN ( Anggaran Pendapatan Belanja Negara). APBN ini merupakan instrument fiskal didalam suatu perekonomian bagi suatu negara khususnya Indonesia dan bagaimana instrument APBN kebijakan fiskal ini dapat mendukung tujuan kita bernegara.
“Tujuan dalam mencapai masyarakat yang adil dan makmur adalah cita-cita bangsa Indonesia . Tujuan itu harus di upayakan dengan berbagai macam instrumen kebijakan, salah satu instrument yang penting adalah instrument APBN “ ujarnya.
APBN sebagai instrument kebijakan fiskal bukan satu- satunya instrument kebijakan. Pemerintah memiliki instrument lainnya seperti instrument ekonomi struktural dan juga instrument moneter yang berguna untuk menciptakan pertumbuhan perekonomian.
Menteri keuangan RI ini memaparkan bahwa Tujuan masyarakat adil dan makmur pada saat ini untuk indonesia ada 3 issu penting yg harus dihadapi diantaranya , kemiskinan, kesenjangan dan kemamupuan untuk meningkatan produktifitas dan daya saing negara yang tumpuannya adalah manusia. Daya saing suatu Negara bisa dilihat dari kekayaan alamnya, tetapi daya saing suatu Negara yang hanya bisa tetap tahan lama tumpuannya bukan kepada geografisnya, melainkan lebih kepada manusianya.
“Kebutuhan akan infrastruktur kita masih jauh memadai dan juga infrastruktur teknologi serta skill adalah 3 hal yang diidentifikasi yang merupakan kendala bagi kita untuk memiliki daya saing yang baik juga dalam kita mengurangi kemiskinan dan juga menciptakan kemerataan bagi Indonesia” ungkapnya.
Beliau menambahkan bahwa sektor keuangan yang merupakan salah satu penunjang pembangunan negara masih cukup dangkal . Berdasarkan tabel indikator kemiskinan dan ketimpangan , kemiskinan mengalami pertumbuhan dari tahun 2007-2017 . Tingkat kemiskinan dari 17% terhadap populalasi Indonesia kini menjadi 10.9 % .
Menurutnya Jika ketimpangan dibiarkan pada level tertentu maka akan menjadi penghabat bagi pertumbuhan ekonomi. Jika Indonesia ingin megalami pendapatan yang tinggi maka harus mewaspadai ketimpangan. Ketimpanagn inilah akan menciptakan “middle income trap” atau perangkat bagi banyak Negara yg pendapatannya di tengah dan tidak akan pernah maju . Ciri dari middle income trap adalah ketidakmampuan negara untuk meyelesaikan masalah institusi .Beliaupun menambahkan penyakit yg sering terjadi untuk Negara yang ingin maju bukan karena musuh dari dari luar akan tetapi penyakit tersebut adalah korupsi dalam Negara.
Ibu Sri Mulyani hadir untuk kedua kalinya setelah terjadinya tsunami Aceh, dan sebelumnya hadir untuk meresmikan gedung- gedung keuangan Negara yg dibangun kembali setelah tsunami Aceh. “Dan hari ini saya bangga bisa hadir kembali ke Aceh tentunya ke kampus” begitulah ujarnya saat pembukaan kuliah umum pada hari Kamis lalu.
Antusias terhadap kedatangan Ibu Sri Mulyani Menteri Keuangan ke Unsyiah juga dirasakan oleh Fifi salah satu mahasiwa feb Unsyiah. “ Senang dapat melihat ibu Menteri Keuangan RI secara langsung” imbuhnya.
Adapun rektor Unsyiah Prof.Dr.Samsul Rizal, M.Eng berharap, semoga APBA provinsi Aceh segera dapat di sepakati antara legislatif dan ekisekutif sehingga dapat dijadikan instrumen yang penting bagi pelaksanaan pemerintah. (Sumber )
Komentar