Kamis, 30 Oktober 2014

Kemiskinan, salah siapa?

Oleh : Jul Fahmi Salim

Asslamualaikum wr wb....

Kemiskinan, ketika mendengar kata itu maka yang ada di pikiran kita adalah kekurangan, kemelaratan, kesusahan dan serba kekurangan. Namun jika kita ditanya sebuah pertanyaan, siapakah penyebab terjadinya kemisikinan tersebut ? mungkin sebagian besar orang akan menjawab " Pemerintah". ya semua disalahkan kepada pemerintah.Pernahkah kita berfikir, bahwa faktor utama keberhasilan kita untuk keluar dari kemiskinan itu adalah kita sendiri, padahal kemiskinan merupakan suatu fenomena yang di akibatkan oleh pola pikir individual yang susah untuk dirubah.

Cerita di suatu tempat antah barantah.....

Alkisah terdapatlah di suatu daerah dengan Pemerintahan yang lumanyan bagus. Dahulu alasan masyarakatnya adalah masih terbatasnya akses jalan. Kemudian pemerintah pun membangun jalan, sehingga kegiatan perekonomian pun mulai menggeliat. Pemerintah yang baik ingin lebih memajukan kesejahteraan penduduknya, kemudian diberikan kredit usaha lunak (dengan bunga yg rendah), tapi banyak yg mengeluh bahwa susah untuk mengembalikannya, dan ada sebagian digunakan untuk konsumtif. karena kapok dengan bantuan berupa dana,  maka pemerintah kemudian memberikan bantuan berupa pupuk sebanyak 4 zak untuk padi mereka. Namun apa yang terjadi, pupuk bantuan yang diberikan oleh pemerintah kemudian di jual sebanyak 2 zak. mereka menjualnya hanya dengan harga sekitar 180 an per zak dan totalnya hanya dapat "keuntungan" Rp.380.000.  Kemudian seorang anak bertanya kepada si petani tersebut, " Pakcik, kenapa pupuknya dijual? " si petani pun menjawab, " ah, kapan lagi bisa dapat untung gini".

Miris memang, tapi mau bagaimana lagi, pola pikirnya masih seperti itu. itulah sebabnya terkadang pemerintah kapok memberikan bantuan kepada masyarakat. Hitung - hitungan kasarnya, dengan luas lahan pertanian seluas 5 Petak sawah, dapat menghasilkan padi sebanyak 10 Karung besar. Jika ditambah dengan meggunakan pupuk maka produktifitas padi meningkat sekitar 25 persen, berarti dengan peningkatan sebesar 25 persen maka akan mampu menghasilkan 14 Karung padi.

Mari berhitung keuntungan antara petani yang menjual pupuk dan yang menggunakannya.....

Petani Menjual Pupuknya :

5 Petak sawah                  = 10 Karung Padi
10 x Rp. 400.000             = Rp. 4.000.000
Penjualan pupuk 2 zak    = Rp.   360.000 ( Tambahan Pendapatan )
Total Pendapatan             = Rp. 4.360.000

Petani Menggunakan Pupuknya

5 Petak sawah                         = 10 Karung Padi
Menggunakan Pupuk 4 Zak    = 14 Karung Padi
4 x Rp. 400.000                       = Rp. 1.600.000 ( Tambahan Pendapatan )
14 x Rp. 400.000                     = Rp. 5.600.000
Total Pendapatan                     = Rp. 5.600.000

Jika si petani menggunakan pupuk maka keuntungan atau manfaat yang didapatya adalah sekitar 450 persen daripada ia tidak menggunakan pupuk.
Sebegitu besar keinginan pemerintah buat meningkatkan pendapatan  petani, namun dengan pola pikir si petani seperti itu,  sampai kapanpun tidak akan bisa meningkatkan pendapatan petani terebut.
Jadi pertanyaan nya kembali adalah, kemisikinan itu salah siapa ????

Terimakasih sudah berkunjung.... :-)

Rabu, 29 Oktober 2014

Kecil - kecil Jadi Mufti

    Assalamualaikum semua.. Terimakasih kesediaan anda berkunjung diblog sederhana ini.. Niat saya membuat blog adalah untuk berbagi kisah dan pengalaman, meningkatkan kemampuan menulis, menghidupkan semangat belajar, dan sebagai sarana untuk terus membekali diri dengan ilmu-ilmu yang terkait dengan perkuliahan saya.. Ini postingan pertama saya taw.. Jadi harap dimaklumi ya semuaa.. Nahh,,berikut ini akan sedikit saya ceritakan kisah seorang anak kecil yang jadi mufti..disimak baik2 taw..hehee Suatu hari,di mesjidil haram,,seorang guru tengah menyampaikan ilmu kepada murid2nya.Dengan penuh lugas,jelas,dan komunikatif,guru tersebut mengajarkan materi fiqh,muamalah,jinayah dan hukum2 kriminal. Namun ada yg ganjil dlam majelis itu,,ternyata pak guru jauh tmpak lebih muda daripada murid-muridnya,,bahkan ditengah proses belajar mengajar,,ia sempat minta izin untuk minum,,padahal siang itu adalah bulan ramadhan.kontan saja"ulah"pak guru menuai protes."kenapa anda minum,padahal inikan bulan ramadhan ?",tanya para murid.Ia menjawab,"aku belum wajib berpuasa". Siapakah pak guru yang terlihat nyeleneh tersebut? Ia adalah Muhammad Idris Asy Syafi'i,yg lebih kita kenal dengan Imam Syafi'i.

   Nahh,,pembaca semua kita tak usah heran dengan kisah tersebut,karen pada usia belum baligh Imam Syafi'i sudah menjadi ulama yang disegani.Usia 9 tahun sudah hafal Al-Qur'an.Usia 10 tahun isi kitab Al-Muwatha' karya Imam Malik yang berisi 1.720 hadist pilihan juga mampu dihafalnya dengan sempurna.pada usia 15 tahun telah menduduki jabatan mufti(semacam hakim agung) kota makkah,sebuah jabatan prestisius pada masa itu.Bahkan di usia 15 tahun,Imam syafi'i sudah dikenal mumpuni dalam bidang bahasa dan sastra arab,hebat dalam membuat syair,jago qiraat,serta diakui memiliki pengetahuan yang luas tentang adat istiadat arab yang asli.subhanallah.. luar biasa.. Pembaca sekalian,kisah tersebut menjadi sebuah motivasi besar dalam hidup kita dalam menggali potensi diri dan melejitkannya meraih prestasi luar biasa serta tidak menyia-nyiakan momentum dan kesempatan dalam mengembangkan diri.. Nahh pesan penulis untuk semua mari mulai sekarang kita menyusun rencana hidup untuk melahirkan amal-amal unggulan..terlebih dibulan ramadhan yang suci nan berkah ini.. Wassalam ..

Sumber klik disini

Cara Mendapatkan EViews 11 Demo Version

 Oleh: Jul Fahmi Salim Assalmkum wrwb.. Selamat Pagi, Siang, Malam teman-teman sekalian, jika dipostingan sebelumnya sydah ada cara mendapat...