Potensi Sumber Daya Alam Aceh tenggara


Kabupaten Aceh Tenggara memiliki banyak kekayaan alam. Kekayaan alam tersebut terdiri dari kekayaan yang bersifat dapat di perbaharui (renewable)seperti hutan, sungai, dan lahan pertanian, serta kekayaan yang bersifat tidak dapat diperbaharui (non-renewable) seperti bahan tambang dan mineral. Tanah yang memiliki kesuburan yang sangat tinggi sangat mendukung pertanian tanaman pangan, baik tanaman keras maupun tanaman palawija.
Keberadaaan Taman Nasional Gunung Leuser (TNGL) merupakan daya tarik sendiri bagi ilmuan dan peneliti dari dalam dan luar negeri. Taman Nasional ini ditetapkan sebagai Taman Nasional oleh Menteri Pertanian Republik Indonesia pada tanggal 8 Maret 1980. TNGL merupakan hutan tropis tercantik dan terbesar di Asia Tenggara. TNGL mempunyai keistimewaan berupa keanekaragaman flora dan fauna. Diperkirakan ada sekitar 3.500 jenis flora termasuk tanaman langkaRaflesia atjehensisi dan Johannesteinimania altifrons (pohon payung raksasa) serta Rizanthes zippelnii yang merupakan bunga terbesar, langka dan dilindungi dengan diameter 1,5 meter. Ada juga sekitar 130 jenis mamalia dengan hampir tiga perempatnya termasuk jenis langka. Hewan liar dilindungi yang hidup di TNGL antara lain Harimau Sumatera (Phanteratigris sumateraenis), Orang utan (Pongo pygmaeus), Siamang (Hylobates syndactilus), Kera (Macaca fascicularis), Beruk (Macaca nemestriana), Gajah (Elephas maximus), dan Sarudung (Hylobates lar).
Kedatangan para ilmuan dan peneliti ini dapat memberikan sumbangan sangat berarti bagi perkembangan ilmu pengetahuan dalam bidang biologi, kehutanan, aliran sungai, dan pertanian. Luas wilayah Taman Nasional Gunung Leuser adalah 1.094.692 hektar yang sebagian besar berada di wilayah Aceh Tenggara dan sisanya masuk Kabupaten Aceh Timur, Gayo Lues, Aceh Selatan, Aceh Tengah, dan Langkat (Provinsi Sumatera Utara). Ditengah-tengah wilayah Aceh Tenggara mengalir sungai Alas yang memiliki arus yang cukup deras dan menantang bagi penggemar olah raga arung jeram (rafting). dari Kutacane, Ibukota Kabupaten aceh Tenggara, TNGL dapat dicapai dengan kendaraaan umum dengan waktu tempuh sekitar setengah jam.
Kabupaten Aceh Tenggara termasuk zona pertanian di Provinsi Aceh, bersana Kabupaten Aceh Barat, Aceh Selatan dan Aceh Tengah karena sumberdaya alam dan penduduknya mayoritas hidup di sektor pertanian. Namun, dari luas keseluruhan wilayahnya hanya 9,74% yang dimanfaatkan sebagai lahan budidaya. Lahan pertanian yang ada di Kabupaten Aceh Tenggara selama ini dapat memenuhi kebutuhan masyarakat, bahkan pada beberapa tahun yang lalu dapat melakukan pengiriman ke luar daerah.
Jenis tanah di Aceh Tenggara terdiri dari inseptisol, entisol, dan ultisol dengan tingkat kesuburan tanah agak subur sehingga kurang subur. Menurut studi yang dilakukan oleh Universitas Sumatera Utara pada 2003, areal pertanian di wilayah kabupaten Aceh Tenggara cocok untuk tanaman pangan seperti padi, palawija, sayuran, dan buah-buahan. Tanaman perkebunan yang di kelola secara tradisional sangat dominan berupa tanaman karet, kakao, kopi, nilam, kemiri, dan tembakau, yang sangat menonjol dari aspek luas areal dan jumlah produksi.
Budidaya ikan air tawar dan peternakan juga memiliki prospek bagus pada masa yang akan datang. Kabupaten Aceh Tenggara merupakan daerah yang cocok untuk budidaya ikan mas karena memiliki struktur tanah yang baik dan air yang melimpah, yang bersumber dari pegunungan Bukit Barisan. Budidaya ikan air tawar dapat dilaksanakan hampir di seluruh Kecamatan di Kabupaten Aceh Tenggara


Komentar

Postingan Populer